Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, menyampaikan bahwa Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) 2025 bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga ruang ekspresi bagi mahasiswa. Hal itu diutarakan saat menerima audiensi Panitia Pomnas 2025 di Kantor Kemdiktisaintek, Jumat (25/7).
Pomnas 2025 akan diselenggarakan di Provinsi Jawa Tengah, berbeda dari edisi sebelumnya yang umumnya dipegang oleh satu perguruan tinggi. Inisiatif pelaksanaan kali ini datang dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan penuh dari kampus-kampus di wilayah tersebut.
Dua kota, yaitu Semarang dan Solo, akan menjadi tuan rumah berbagai cabang olahraga. Sebanyak 17 cabang akan dipertandingkan secara resmi, sementara empat cabang akan ditampilkan sebagai eksibisi. Salah satu usulan yang sedang dikaji adalah lomba maraton terbuka bagi publik.
Menteri Brian menegaskan pentingnya dimensi ekspresi dan hiburan dalam pelaksanaan Pomnas. “POMNAS jangan hanya menjadi ajang kompetisi semata, tetapi juga ruang ekspresi dan hiburan bagi mahasiswa. Kita ingin ini menjadi berdampak baik di lingkungan kampus,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Mendiktisaintek juga menekankan perlunya inklusivitas dalam kegiatan ini. Salah satu langkahnya adalah menyertakan lomba lari 5K dan 10K terbuka untuk masyarakat umum dalam rangkaian acara pembukaan.
Kolaborasi Kampus dan Gagasan Baru
Menteri Brian menyebutkan bahwa tren lari jarak menengah semakin populer di kalangan masyarakat. Ia berharap kegiatan tersebut mampu menjembatani partisipasi masyarakat umum dengan ekosistem olahraga kampus.
Selain sebagai ajang seleksi atlet nasional, Pomnas dinilai penting untuk mendorong pembinaan berkelanjutan. Mendiktisaintek ingin ada sistem pemeringkatan antarkampus agar pembinaan atlet tidak berhenti pada satu momentum saja.
“Karena sistemnya antarprovinsi, sering kali kampus pembina atlet justru tidak tersorot. Saya usulkan agar tetap ada pemeringkatan medali antar kampus sebagai bentuk apresiasi dan untuk menjaga semangat pembinaan,” ujar Menteri Brian.
Sebagai bagian dari kesinambungan pembinaan, Mendiktisaintek berencana menghadirkan liga olahraga mahasiswa di luar periode pelaksanaan Pomnas. Harapannya, ajang tersebut menjadi ruang kompetisi reguler bagi mahasiswa.
Pomnas 2025 juga dirancang sebagai platform kolaborasi institusi pendidikan tinggi. Kampus-kampus di Jawa Tengah akan menjadi penyelenggara teknis dan penyedia venue untuk tiap cabang olahraga, berdasarkan kesepakatan koordinatif.
Menuju Ajang ASEAN dan Internasional
Juara dalam Pomnas akan diproyeksikan mewakili Indonesia di ASEAN University Games (AUG). Selain itu, atlet terbaik akan dipersiapkan untuk ajang kompetisi tingkat dunia yang melibatkan mahasiswa dari berbagai negara.
Setiap kampus akan diberi keleluasaan membangun kemitraan eksternal untuk mendukung pelaksanaan cabang olahraga yang menjadi tanggung jawabnya. Model ini dipandang sebagai pendekatan yang adaptif dan memberdayakan.
Mendiktisaintek berharap penyelenggaraan Pomnas 2025 dapat mengangkat semangat sportivitas, kolaborasi, dan keterlibatan luas dari mahasiswa dan masyarakat. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi agenda unggulan di wilayah Jawa Tengah.
Dengan pola kolaboratif dan partisipatif, Pomnas 2025 ingin menjadi lebih dari sekadar ajang perebutan medali. Panitia juga menyiapkan berbagai program pendukung agar kegiatan ini menarik bagi berbagai kalangan.
Menteri Brian menyatakan bahwa pihaknya terbuka menerima masukan dari berbagai pihak demi menyempurnakan pelaksanaan Pomnas. “Kami ingin Pomnas ini menjadi kebanggaan bersama, baik di kalangan kampus maupun masyarakat luas,” ujarnya.
Pelaksanaan Pomnas 2025 di Jawa Tengah menandai pendekatan baru yang lebih kolaboratif, inklusif, dan ekspresif. Inisiatif ini menunjukkan keterlibatan aktif pemerintah daerah dan perguruan tinggi untuk memperluas dampak olahraga mahasiswa.
Menteri Brian menegaskan pentingnya kesinambungan pembinaan atlet melalui sistem pemeringkatan antarkampus dan usulan liga mahasiswa. Hal ini bertujuan menjaga semangat kompetisi dan peningkatan prestasi di luar momen Pomnas.
Dukungan terhadap kegiatan terbuka seperti lomba lari untuk masyarakat, serta pengiriman atlet ke ajang ASEAN University Games, menunjukkan bahwa Pomnas bukan hanya kompetisi domestik, tetapi juga jembatan menuju panggung internasional.(*)