Jakarta, EKOIN.CO – Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri wisuda santri tahfiz Pondok Pesantren As’adiyah Pusat di Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 26 Juli 2025. Sebanyak 98 santri diwisuda setelah menyelesaikan hafalan 30 Juz Al-Qur’an.
Acara tersebut digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Wajo dan bersamaan dengan kegiatan Ngaji Perdana Kurikulum Cinta. Kegiatan ini juga menjadi momen penyambutan resmi 1.790 santri baru Pondok Pesantren As’adiyah pada tahun ajaran baru.
Dalam sambutannya, Menag menyampaikan pentingnya pemahaman dan penghayatan isi Al-Qur’an. Ia menegaskan bahwa hafalan adalah tahap awal, namun pemahaman dan penghayatan jauh lebih penting bagi kehidupan.
“Jangan bangga hafal Al-Qur’an kalau tidak paham artinya. Itu hanya tahap pertama. Kalau sudah tahu artinya dan mampu menjiwai, itu baru level ketiga. Tapi kalau sudah mampu menyatu dengan Al-Qur’an, anda akan jadi Qur’an berjalan,” ujar Menag.
Menag juga menjelaskan bahwa pondok pesantren merupakan sistem pendidikan yang memadukan kerja akal dan batin, menciptakan kekuatan konsentrasi dan kontemplasi yang menjadi kekhasan lingkungan pesantren.
Pesan Spiritualitas dan Nilai Pendidikan
Menurut Menag, kekuatan pesantren seperti As’adiyah terletak pada kehidupan santri yang penuh kedisiplinan dan ketekunan, terutama dalam menghidupkan malam dengan ibadah dan pengkajian ilmu.
“Di pondok pesantren ini kita akan mengandalkan dua kekuatan: kekuatan konsentrasi dan kekuatan kontemplasi. Konsentrasi itu kerja akal, tapi kontemplasi adalah kerja batin. Inilah yang menampilkan mengapa alumni pondok As’adiyah itu hebat-hebat,” jelasnya.
Ia menyebut bahwa Pondok Pesantren As’adiyah memenuhi ciri sebagai munzalan mubarakah, tempat yang diberkahi. Lingkungan alam dan spiritualnya sangat mendukung tumbuhnya ilmu dan keteladanan.
“Sengkang ini adalah munzalan mubarakah, tempat yang penuh berkah. Tidak salah kalau berbagai pelosok datang ke Sulawesi Selatan dan memilih Pesantren As’adiyah. Karena di sini ada keberkahan tempat, keberkahan waktu, dan keberkahan ilmu,” lanjut Menag.
Turut hadir dalam kegiatan ini Bupati Kabupaten Wajo Andi Rosman, Ketua DPRD Firmansyah, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Suyitno, serta sejumlah pejabat Kemenag lainnya. Para pengasuh, alumni, dan wali santri juga turut menyaksikan wisuda tersebut.
Kegiatan wisuda santri tahfiz dan penyambutan santri baru di Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang memperlihatkan sinergi antara nilai keislaman dan pendidikan spiritual yang mendalam. Menteri Agama memberikan penekanan penting pada makna mendalami, bukan hanya menghafal Al-Qur’an.
Lingkungan pondok pesantren dijelaskan sebagai tempat pendidikan menyeluruh yang mengasah kecerdasan akal dan ketajaman batin. Penekanan pada kontemplasi dan konsentrasi menjadi ciri khas yang membedakan sistem pesantren dari pendidikan umum lainnya.
Keberkahan wilayah dan spiritualitas yang tumbuh di As’adiyah disebut sebagai daya tarik utama bagi santri dari berbagai penjuru. Pesantren ini tidak hanya menjadi pusat pengajaran, tetapi juga pusat keteladanan dan penghidupan nilai luhur dalam masyarakat.(*)