Lhokseumawe EKOIN.CO – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, menegaskan organisasi kemasyarakatan keagamaan memiliki peran strategis dalam menjaga persatuan dan memperkuat ketahanan sosial bangsa. Hal itu ia sampaikan saat melantik pengurus Pimpinan Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Provinsi Aceh masa khidmat 2024–2029, di Aula Serbaguna UIN Sulthan Nahrasiyah, Jumat (8/8/2025).
Dalam sambutannya, Kamaruddin menyebut Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan ormas keagamaan lainnya telah menjadi perekat sosial di tengah kemajemukan. Menurutnya, tanpa peran mereka, keragaman yang ada akan lebih rentan terhadap perpecahan.
Ia juga menekankan bahwa ormas keagamaan merupakan bagian penting dari infrastruktur sosial Indonesia yang kokoh dalam merawat keragaman. Kamaruddin mendorong ISNU memperkuat sinergi dengan pemerintah di semua tingkatan untuk mengoptimalkan peran tersebut.
“Potensi keilmuan yang dimiliki para sarjana NU dapat diberdayakan untuk memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa,” ujarnya. Pernyataan itu menandai komitmen Kemenag terhadap peran aktif ormas dalam mendukung program pembangunan.
Kamaruddin turut menyoroti isu strategis yang memengaruhi ketahanan keluarga, seperti stunting, kemiskinan, dan perceraian. Berdasarkan data, sekitar 17–18 persen dari lima juta bayi yang lahir setiap tahun mengalami stunting.
“Jika masalah ini tidak kita tangani bersama, sulit membayangkan Indonesia bisa menjadi negara maju,” tuturnya. Ia mengingatkan bahwa tantangan ini harus menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat.
Komitmen PW ISNU Aceh Perkuat Peran Moral
Ketua PW ISNU Aceh, Ismail Fahmi Arrauf Nasution, menyatakan komitmennya menjadikan ISNU sebagai kekuatan moral dan intelektual di Aceh. Ia mengajak seluruh anggota untuk mengabdi dan menemukan versi terbaik diri melalui kontribusi kepada masyarakat.
“Kita ingin mengabdi, berhikmah, dan menemukan versi terbaik dari diri kita melalui pengabdian,” kata Ismail Fahmi.
Pelantikan ini dirangkai dengan kegiatan Madrasah Kader ISNU Aceh yang berlangsung 8–10 Agustus 2025. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari PP ISNU dan pejabat pemerintah pusat, termasuk Sekjen PP ISNU Wardi Taufik, Dewan Syuriah PBNU Endin AJ Soefihara, serta Dewan Ahli PP ISNU Muhamad Koderi.
Selain itu, hadir pula Asisten Deputi Kemenko PM Amin Mudzakkir, dan Bendahara PP ISNU Muhamad Fakhry Rofiqy. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan dari berbagai pihak terhadap penguatan peran sarjana NU.
Madrasah Kader Wadah Kaderisasi Intelektual
Madrasah Kader tahun ini mengangkat tema Membangun Peradaban, Meneguhkan Ilmu, Mengabdi Umat. Sekitar 150 peserta mengikuti kegiatan ini dengan antusias, menunjukkan semangat generasi muda Nahdliyyin dalam mengembangkan kapasitas intelektual dan ideologis.
Ketua Panitia, Muazinah, menyampaikan harapannya agar program ini menjadi ruang kaderisasi yang dapat mencetak kader berkomitmen tinggi terhadap nilai-nilai keilmuan dan pengabdian.
Acara ini juga dihadiri perwakilan Gubernur Aceh, Wali Kota Lhokseumawe, unsur Forkopimda, pimpinan perguruan tinggi, perbankan syariah, dan tokoh masyarakat. Hal ini menegaskan dukungan lintas sektor terhadap peran strategis ormas keagamaan.
Dalam momen tersebut, Kamaruddin mengingatkan pentingnya kolaborasi antara ormas, akademisi, dan pemerintah dalam menangani berbagai tantangan sosial. Ia menekankan bahwa kerja sama yang solid akan memperkuat ketahanan sosial bangsa.
Susunan pengurus PW ISNU Aceh 2024–2029 juga diumumkan dalam acara ini. Posisi Ketua diemban Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, Wakil Ketua Muazinah, dan Sekretaris Dr. Rahmad Syah Putra. Bendahara dijabat Arkin dengan wakil Hilmi dan Dr. Saiful Musadir.
Pengumuman susunan ini diharapkan memperkuat struktur organisasi sehingga mampu bergerak cepat dalam melaksanakan program kerja yang telah direncanakan.
Para peserta dan tamu undangan mendapatkan kesempatan berdialog langsung dengan narasumber mengenai tantangan dan peluang peran sarjana NU di masa depan. Diskusi ini menjadi ajang tukar gagasan yang konstruktif.
Selain materi dari para pembicara, kegiatan ini juga diwarnai sesi pembinaan yang mengajak peserta untuk merumuskan langkah nyata dalam pengabdian di bidang pendidikan, sosial, dan kemasyarakatan.
Pelaksanaan Madrasah Kader ini diharapkan menjadi model pembinaan ormas keagamaan yang efektif dalam menjawab tantangan zaman. Para kader diharapkan dapat membawa semangat perubahan positif ke lingkungan masing-masing.
Kamaruddin menutup rangkaian kegiatan dengan pesan bahwa keberhasilan menjaga persatuan bangsa sangat bergantung pada peran aktif semua pihak, khususnya ormas keagamaan. Ia menegaskan bahwa ISNU memiliki tanggung jawab moral dan intelektual dalam mengawal hal tersebut.
Dalam pandangannya, penguatan kapasitas kader merupakan investasi jangka panjang yang akan berdampak pada kemajuan bangsa. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor perlu terus dipupuk.
Kehadiran tokoh nasional dalam acara ini menjadi penegas bahwa isu persatuan dan ketahanan sosial merupakan prioritas bersama. Partisipasi lintas sektor memperkuat legitimasi program kaderisasi ini.
Keterlibatan pemerintah pusat hingga daerah menunjukkan keseriusan dalam membangun sinergi. Sinergi ini menjadi modal sosial penting untuk memperkuat ketahanan bangsa di tengah dinamika global.
Akhirnya, kegiatan di Lhokseumawe ini mencerminkan upaya nyata ormas keagamaan dalam menjaga dan memperkuat ketahanan sosial bangsa. Upaya ini diharapkan berlanjut dengan program-program konkret di masa mendatang.
Sebagai saran, penting bagi ISNU untuk terus memperluas jaringan kolaborasi, tidak hanya dengan pemerintah tetapi juga sektor swasta dan lembaga internasional. Hal ini dapat membuka peluang baru dalam pengembangan program.
Selain itu, penguatan literasi digital kader menjadi langkah strategis untuk menjangkau masyarakat lebih luas. Teknologi dapat menjadi alat efektif untuk menyebarkan nilai-nilai persatuan dan toleransi.
Pengurus baru juga diharapkan memperhatikan kebutuhan daerah-daerah terpencil agarpengabdian dapat dirasakan secara merata. Akses pendidikan dan kesehatan menjadi prioritas yang perlu terus didorong.
Keterlibatan generasi muda dalam kepengurusan dan kegiatan ISNU akan membawa energi baru. Regenerasi yang terencana dapat menjaga keberlanjutan peran organisasi di masa depan.
Dengan komitmen yang kuat, dukungan berbagai pihak, dan strategi yang tepat, ISNU Aceh berpeluang menjadi teladan bagi ormas lain dalam memperkuat persatuan dan ketahanan sosial bangsa. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v