Jakarta EKOIN.CO – Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia resmi memasuki era baru dengan nama BRI Super League 2025/2026, menggantikan format lama Liga 1. Salah satu aspek penting dari transformasi ini adalah penetapan 18 markas resmi klub peserta, yang tak hanya menjadi tempat pertandingan, tetapi juga sebagai simbol identitas, sejarah, dan ambisi tiap tim.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Jakarta International Stadium (JIS) akan menjadi rumah bagi Persija Jakarta. Stadion megah berkapasitas sekitar 82.000 penonton ini memiliki teknologi mutakhir seperti atap buka-tutup dan rumput hybrid. Meski sebelumnya sempat mengalami kendala penggunaan karena benturan jadwal, kini Gubernur Jakarta Pramono Anung menjamin kemudahan bagi Persija untuk bermarkas penuh di JIS sepanjang musim.
Bandung, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) akhirnya menjadi markas tetap bagi Persib Bandung setelah bertahun-tahun mengalami perpindahan tempat. Stadion yang diresmikan pada 2013 ini memiliki kapasitas sekitar 38.000 penonton dan kini dikelola Persib melalui PT PBB selama tiga dekade ke depan.
Surabaya, markas Persebaya Surabaya tetap berada di Stadion Gelora Bung Tomo. Stadion ini sempat direnovasi secara besar-besaran menjelang Piala Dunia U-20 yang batal digelar di Indonesia. Namun, GBT tetap dipilih sebagai lokasi pertandingan Piala Dunia U-17 pada 2023, menunjukkan standar kelayakan dan kemegahannya.
Makassar, PSM Makassar akan tetap bermain di Stadion Gelora BJ Habibie di Parepare. Stadion ini menjadi lokasi alternatif setelah Mattoanging di Makassar dibongkar. Meskipun masih dalam tahap pembangunan stadion baru, Gelora BJ Habibie dinilai memadai untuk menggelar laga kandang PSM.
Sleman, PSS Sleman akan melanjutkan kiprah mereka di Stadion Maguwoharjo. Stadion ini merupakan kandang historis Laskar Sembada dan mampu menampung sekitar 31.000 penonton. Keintiman suporter dan atmosfer stadion tetap menjadi nilai lebih klub asal Yogyakarta ini.
Semarang, PSIS akan mengandalkan Stadion Jatidiri sebagai markas resmi. Setelah mengalami proses renovasi dan peningkatan fasilitas, stadion ini siap menjadi panggung utama bagi Mahesa Jenar di musim kompetisi baru.
Bekasi, Bhayangkara FC memilih Stadion Patriot Candrabhaga. Stadion berkapasitas 30.000 penonton ini berada di jantung Kota Bekasi dan sering menjadi lokasi pertandingan penting karena letaknya yang strategis.
Tangerang, Dewa United dan Persita sama-sama memilih Tangerang sebagai basis. Dewa United bermain di Indomilk Arena bersama Persita. Stadion ini mampu menampung sekitar 15.000 penonton dan menjadi stadion milik sendiri bagi Persita.
Bali, Bali United tetap akan bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. Stadion berkapasitas lebih dari 20.000 penonton ini mengalami peningkatan fasilitas dalam beberapa tahun terakhir untuk menunjang keikutsertaan klub dalam kompetisi domestik maupun Asia.
Malang, Arema FC belum bisa kembali ke Stadion Kanjuruhan usai tragedi 2022. Untuk musim ini, Singo Edan kembali memakai Stadion Gajayana. Stadion bersejarah ini pernah menjadi saksi perjalanan panjang Arema sebelum era Liga 1.
Samarinda, Borneo FC tetap bermain di Stadion Segiri. Stadion berkapasitas 15.000 penonton ini menjadi pusat kegiatan sepak bola di Kalimantan Timur. Rencana pembangunan stadion baru tetap menjadi proyek jangka panjang klub ini.
Solo, Persis Solo akan bertanding di Stadion Manahan. Stadion ini telah menjadi tempat berbagai ajang internasional, termasuk Piala Dunia U-17. Kapasitas stadion sekitar 25.000 penonton, dan menjadi kebanggaan warga Solo.
Padang, Semen Padang akan menggunakan Stadion Haji Agus Salim sebagai markas. Stadion yang memiliki kapasitas 20.000 penonton ini pernah menjadi lokasi berbagai kompetisi nasional.
Papua, Persipura akan kembali ke Stadion Lukas Enembe setelah sebelumnya bermain di Mandala. Stadion modern ini menjadi simbol pembangunan infrastruktur olahraga di Papua.
Jayapura, Perseru Serui kembali ke Stadion Marora di Kabupaten Kepulauan Yapen. Meski kapasitasnya terbatas, stadion ini tetap menjadi tempat kebanggaan masyarakat setempat.
Ternate, Maluku Utara akhirnya kembali memiliki wakil di kasta tertinggi. Klub baru dari kawasan timur akan memakai Stadion Kie Raha, yang sebelumnya dipakai Persiter Ternate.
Banjarmasin, Barito Putera bertahan di Stadion 17 Mei. Stadion ini telah lama menjadi kandang Laskar Antasari dan akan direnovasi bertahap untuk mengikuti standar nasional.
Riau, PSPS Riau memilih Stadion Utama Riau di Pekanbaru. Stadion yang sempat menjadi lokasi PON 2012 ini akan digunakan sebagai markas resmi.
Transformasi markas klub dalam BRI Super League 2025/2026 menunjukkan bahwa infrastruktur menjadi perhatian utama dalam kompetisi sepak bola modern. Setiap stadion mencerminkan kesiapan klub untuk bersaing dalam atmosfer profesional, sekaligus menghadirkan pengalaman optimal bagi suporter.
Langkah-langkah renovasi dan pemindahan markas klub ini menjadi sinyal bahwa kompetisi domestik berbenah serius. Pemerintah daerah, pengelola klub, dan federasi sepak bola turut serta dalam proses perbaikan ini demi menciptakan liga yang sehat.
Adanya stadion-stadion modern dengan kapasitas besar juga membuka peluang bagi Indonesia menjadi tuan rumah turnamen regional dan internasional di masa mendatang. Pemanfaatan stadion oleh klub juga menjadi sarana promosi ekonomi dan budaya daerah masing-masing.
Namun, penting untuk memastikan stadion-stadion ini tidak hanya dipakai saat kompetisi berlangsung. Pemanfaatan multifungsi dan pemeliharaan berkelanjutan harus menjadi prioritas utama agar aset negara tidak terbengkalai.
Semangat baru ini diharapkan tidak hanya berpengaruh pada aspek visual dan fasilitas, tetapi juga kualitas permainan dan manajemen klub. Keberhasilan reformasi stadion akan menjadi tolok ukur keberlanjutan BRI Super League dalam jangka panjang.
penetapan 18 markas klub menunjukkan arah profesionalisme sepak bola Indonesia. Kebijakan ini memperjelas identitas klub dan memudahkan perencanaan logistik serta promosi liga.
Stadion yang layak akan menjadi fondasi penting dalam pembinaan pemain muda serta menciptakan atmosfer pertandingan yang mendukung. Identitas klub akan semakin kuat jika stadion digunakan secara konsisten.
Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan sponsor dibutuhkan untuk memastikan proyek stadion ini berjalan lancar. Perlu sinergi antara semua pihak dalam menjaga keberlanjutan infrastruktur olahraga nasional.
Kepastian markas klub juga menghindari potensi konflik antar daerah dalam penyelenggaraan pertandingan. Hal ini akan menambah kenyamanan bagi penonton dan pemain.
Harapannya, BRI Super League 2025/2026 menjadi era kebangkitan sepak bola nasional yang modern, transparan, dan kompetitif secara menyeluruh di dalam dan luar lapangan. (*)