Barcelona, EKOIN.CO – Terakhir kali Barcelona mengangkat trofi Liga Champions adalah pada 2015 silam. Dalam final yang digelar di Olympiastadion, Berlin, pada 6 Juni 2015, Blaugrana menundukkan Juventus dengan skor 3-1. Sejak saat itu, klub berjuluk Los Cules tersebut terus gagal menambah koleksi gelar di kompetisi elite antarklub Eropa.
Kegagalan demi kegagalan terus menghantui Barcelona. Musim lalu, harapan mereka kembali pupus setelah langkah mereka terhenti di babak semifinal. Barca kalah agregat tipis 6-7 dari Inter Milan yang akhirnya melaju ke partai puncak.
Meski kerap menjadi unggulan, performa Barcelona dalam beberapa edisi terakhir Liga Champions dinilai tidak konsisten. Hal itu membuat para pemain kini menegaskan komitmen baru untuk kembali meraih gelar yang selama ini hilang.
Obsesi Liga Champions
Bek Barcelona, Jules Kounde, menegaskan bahwa Liga Champions adalah target utama tim. Ia menyadari ekspektasi besar datang dari para pendukung yang merindukan kejayaan Eropa.
“Menurut saya, wajar jika orang menuntut kami memenangkan Liga Champions karena mereka tahu kami punya kualitas. Fans menyukai tim ini dan cara kami bermain, itu terasa baik di lapangan maupun saat tur,” kata Kounde.
Lebih jauh, Kounde menegaskan bahwa target itu bukanlah tekanan semata. Menurutnya, tim tetap menatap Liga Champions sebagai tujuan realistis yang harus diperjuangkan. “Jadi, ini bukan ancaman, melainkan target kami. Kami di Barca, tentu saja Liga Champions adalah tujuan, meski bukan obsesi,” lanjutnya.
Barcelona diyakini sudah melakukan berbagai pembenahan demi tampil lebih solid. Dengan komposisi pemain muda dan berpengalaman, mereka berharap musim ini menjadi titik balik.
Harapan pada Pemain Muda
Selain berbicara soal Liga Champions, Jules Kounde juga menyinggung sosok Lamine Yamal. Pemain muda yang disebut-sebut sebagai calon bintang masa depan Barcelona itu dinilainya memiliki potensi besar untuk menorehkan prestasi dunia.
“Dia pemain luar biasa, masih muda, tetapi yang paling penting dia pemain tim. Dia memang tidak akan terlalu sering membantu bertahan karena butuh energi untuk menyerang,” ujar Kounde.
Lebih lanjut, Kounde mengaku rela bekerja ekstra di lini belakang demi memberi ruang bagi Yamal untuk fokus menyerang. “Saya tidak masalah bekerja lebih keras di belakang jika itu membantu dia menentukan hasil di depan,” ucapnya.
Kounde bahkan menyebut Yamal pantas mendapat penghargaan individual bergengsi di masa depan. “Ballon d’Or untuk Lamine? Sulit, karena ada juga Dembele. Tetapi dia pantas mendapatkannya,” tambahnya.
Barcelona sendiri menaruh harapan besar pada regenerasi yang tengah berjalan. Kehadiran talenta muda seperti Yamal dipandang sebagai salah satu modal penting untuk meraih kembali kejayaan di Liga Champions.
Ambisi besar ini juga sekaligus menjadi motivasi bagi para pemain senior untuk menjaga konsistensi sepanjang musim. Dengan kombinasi pengalaman dan darah muda, Barcelona berusaha mengakhiri penantian panjang yang sudah berjalan sepuluh tahun.
Kini, fokus penuh diarahkan pada Liga Champions. Blaugrana berharap bisa tampil tanpa beban, menjaga performa, dan melangkah sejauh mungkin hingga mengangkat kembali trofi bergengsi yang sudah lama dirindukan publik Camp Nou.
Barcelona menghadapi musim baru dengan ambisi besar mengakhiri paceklik gelar Liga Champions.
Target ini diiringi optimisme tinggi, terutama dengan dukungan pemain muda seperti Lamine Yamal.
Konsistensi menjadi tantangan utama Barcelona agar tidak kembali terhenti di babak krusial.
Pengalaman pahit sepuluh tahun terakhir dijadikan pelajaran penting dalam menghadapi kompetisi.
Jika mampu menjaga fokus, Barcelona berpeluang besar menutup puasa panjang dan kembali meraih kejayaan Eropa. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v