Jakarta, EKOIN.CO – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Syamsul Anwar, menyampaikan apresiasi atas ketangguhan para petugas haji Indonesia. Ia menyampaikan hal tersebut saat berada di Madinah, Kamis (12/6/2025), usai menyaksikan langsung bagaimana para petugas bekerja di lapangan.
Syamsul Anwar mengisahkan pertemuannya dengan sejumlah petugas haji yang tetap berjalan kaki dari hotel untuk mengantar jamaah, lalu kembali berjalan kaki ke tempat semula. Ia terkesan atas daya tahan mereka.
“Saya bertemu beberapa orang yang saya kenal, saya tanya, ke sini pakai apa? Jawabnya, ‘dari hotel jalan Pak terus antar jamaah, jalan pulang lagi ke sini’. Dan selama di Armuzna tidak bisa berhenti karena diminta terus berjalan oleh petugas (polisi dan tentara) Arab Saudi. Jadi mereka putar terus. Jadi saya bilang ‘kaki Anda memang kaki unta’, artinya sangat tangguh,” ungkap Syamsul Anwar.
Ia juga mengakui bahwa dirinya sempat mencoba mengikuti perjalanan ibadah haji dan merasakan langsung beratnya perjalanan tersebut. Lututnya bahkan terasa goyah karena lelah yang dirasakan selama rangkaian ibadah.
“Saya sendiri coba mengikuti perjalanan ibadah haji itu lututnya juga goyang. Tapi petugas-petugas kita mungkin dibandingkan dengan saya, usia lebih muda jadi tenaga masih kuat. Alhamdulillah, mudah-mudahan semua perjuangan itu dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,” demikian doanya.
Petugas Haji dan Kelancaran Ibadah
Pelaksanaan ibadah haji oleh jamaah Indonesia juga dinilai Syamsul Anwar berjalan lancar meskipun menghadapi berbagai tantangan. Ia menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya ibadah haji tahun ini.
“Tentu kita wajib memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Kita telah selesai menyelenggarakan ibadah haji bagi masyarakat Indonesia yang tahun ini ikut berhaji, di Tanah Suci,” demikian ia mengajak.
Selain itu, ia mengungkapkan terima kasih kepada Pemerintah Kerajaan Arab Saudi atas kemudahan dan bantuan yang diberikan selama penyelenggaraan ibadah haji berlangsung.
“Menurut saya, alhamdulillah jamaah kita dapat melaksanakan ibadah haji walaupun dengan sangat melelahkan dan banyak tantangan. Tentu sebuah kesuksesan ya, ada tantangannya”, ungkapnya.
Pengalamannya sebagai bagian dari Amirulhaj juga memberikan pandangan langsung atas kondisi jamaah saat kepulangan. Ia menemui para jamaah asal Lombok di Bandara Madinah yang mengungkapkan kepuasan mereka.
“Saya tanya, bagaimana Pak? ‘Ya, alhamdulillah katanya, kami sudah merasa tenang dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik.’ Nah, ini semua kita syukuri kepada Allah SWT. Kalau ada beberapa hal yang masih menjadi kekurangan tentu itu pelajaran yang kita catat untuk diperbaiki pada tahun-tahun yang akan datang,” tegasnya.
Nilai Pasca Haji dan Semangat Berkurban
Lebih jauh menurut Syamsul Anwar, jemaah haji Indonesia juga memerlukan pembinaan agar tidak hanya memahami ibadah haji sebagai rangkaian ritual fisik semata. Namun juga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Tapi yang lebih penting dipahamkan kepada jamaah kita dan kita semua adalah nilai-nilai haji itu sendiri untuk sesudah haji, pasca haji. Di antara nilai haji yang penting adalah di situ ada semangat kurban,” demikian pandangan guru besar hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.
Hal itu menurutnya perlu dikembangkan dalam masyarakat untuk menghadapi tantangan-tantangan ekonomi yang semakin besar ke depan. Ia menilai bahwa nilai pengorbanan sangat penting untuk masa depan bersama.
Oleh karena itu, Syamsul Anwar mengingatkan bahwa semangat berkurban demi kemaslahatan bersama yang lebih besar di hari depan menjadi satu nilai yang sangat penting yang dapat dipetik pelajarannya dari pelaksanaan haji.
Ia menegaskan pentingnya menjadikan nilai-nilai yang diperoleh dari ibadah haji sebagai pedoman hidup ketika para jamaah kembali ke tanah air. Nilai solidaritas, kepedulian, dan semangat melayani harus terus dilanjutkan.(*)