Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Agama (Kemenag) mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sistem notifikasi Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (Elipski) yang dikenal dengan nama “Notiski”. Ajakan ini disampaikan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, dalam kegiatan Rapat Sinkronisasi Data Elipski Tahun 2025 yang digelar Rabu (18/6/2025).
Elipski merupakan platform digital yang dikembangkan oleh Subdit Kepustakaan Islam, Ditjen Bimas Islam Kemenag. Platform ini memuat beragam literatur keislaman dalam format cetak dan digital, serta mengembangkan perpustakaan digital berbasis aplikasi.
Tiga program utama menjadi pondasi Elipski, yakni penyediaan buku keagamaan Islam, penjaminan mutu isi buku, dan pengembangan aplikasi literasi digital yang terintegrasi. Pengguna Elipski dapat mendaftarkan akun untuk mengakses seluruh fitur.
Setiap akun yang telah terdaftar akan otomatis menerima notifikasi melalui WhatsApp bila ada terbitan baru, mulai dari naskah khotbah Jumat hingga doa kenegaraan. Akses ini terbuka bagi penyuluh, khatib, dan masyarakat umum.
“Ini salah satu cara kita untuk mempermudah para pengguna Elipski, khususnya mereka yang sudah register dalam Notiski,” ujar Arsad.
Elipski Jawab Kebutuhan Doa Kenegaraan
Selain naskah khotbah Jumat, Elipski juga menyediakan kumpulan doa untuk berbagai momentum nasional, seperti Hari Kemerdekaan, Hari Amal Bhakti, hingga pernikahan. Fitur ini menjawab kebutuhan tokoh agama dan pejabat yang kerap kesulitan mencari teks doa yang sesuai.
“Pada 17 Agustus, misalnya, bapak diminta baca doa, bingung harus buat sendiri. Nah, ini doa-doa upacara kenegaraan sudah kita siapkan, nanti bisa di-download,” jelas Arsad.
Arsad menegaskan pentingnya penyebaran literasi keagamaan yang berkualitas sebagai fondasi dalam membangun masyarakat yang religius dan moderat. Ia menyebut pendekatan ini strategis dalam memperkuat narasi kebangsaan yang sejuk dan kontekstual.
Ia juga mendorong para penyuluh, khatib, hingga ASN untuk segera mendaftarkan nomor WhatsApp mereka agar masuk dalam sistem Elipski. Langkah ini dinilai dapat mempercepat distribusi informasi.
Materi-materi yang tersedia melalui Elipski telah melalui proses kurasi, sehingga sesuai dengan kebutuhan lapangan dan dapat digunakan secara resmi dalam berbagai kegiatan keagamaan.
Data Pengguna dan Bacaan Terus Meningkat
Hingga Mei 2025, tercatat 3.876 judul buku keagamaan telah tersedia di platform Elipski dan telah dibaca lebih dari 1,9 juta kali. Angka ini menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap bahan bacaan keislaman yang terverifikasi.
Arsad menilai lonjakan ini menjadi sinyal positif terhadap budaya literasi keagamaan di Indonesia. Ia berharap lebih banyak kalangan muda dan profesional memanfaatkan platform ini untuk memperluas wawasan.
Menurut Arsad, ketersediaan literatur digital akan memperkuat daya saing bangsa. Literasi yang baik akan melahirkan sumber daya manusia unggul, berdaya saing global, dan tetap religius dalam kehidupan sehari-hari.
“Semakin banyak kita membaca, semakin banyak ilmu yang kita dapatkan. Maka negara kita akan semakin kompetitif di mata dunia. Kita butuh SDM dengan literasi yang baik dan kuat,” pungkas Arsad.
Langkah Kementerian Agama memperkenalkan Notiski melalui platform Elipski menjadi terobosan penting dalam penyebaran literasi keagamaan Islam. Melalui notifikasi berbasis WhatsApp, masyarakat kini dapat mengakses naskah khutbah dan doa kenegaraan secara cepat dan relevan.
Program ini juga memperlihatkan respons positif publik terhadap literatur keislaman digital yang terverifikasi. Dengan dukungan teknologi dan komitmen penyuluh serta ASN, distribusi materi keagamaan dapat menjangkau lebih banyak kalangan.
Elipski tidak hanya menjawab kebutuhan praktis, tapi juga membangun ekosistem literasi yang sehat, religius, dan kontekstual. Dukungan masyarakat terhadap program ini menjadi kunci penguatan identitas kebangsaan yang berlandaskan nilai-nilai agama.(*)