Jakarta, EKOIN.CO – Rombongan Amirulhaj Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar bertolak ke Tanah Air pada Selasa (17/6/2025) setelah memastikan penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M berjalan lancar dan stabil.
Kepulangan dilakukan dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, setelah Menag memastikan bahwa tidak ada persoalan prinsipil dalam sistem pelayanan jemaah haji. Ia menyampaikan bahwa seluruh proses telah berlangsung sebagaimana mestinya.
“Kami tidak akan meninggalkan jemaah jika masih ada potensi masalah. Tapi setelah melihat kondisi di lapangan, alhamdulillah, sistem layanan sudah berjalan baik dan tidak ada persoalan yang bersifat prinsipil. InsyaAllah sebentar lagi kami akan kembali ke Tanah Air,” ujar Menag di Bandara King Abdulaziz Jeddah, Selasa (17/6/2025).
Rombongan Amirulhaj yang terdiri dari unsur Kementerian Agama dan tim pendukung ini sebelumnya telah melakukan serangkaian pemantauan layanan di Arafah, Mina, Makkah, hingga Jeddah.
Hasil pemantauan tersebut menjadi dasar kepulangan Menag bersama timnya, sebagai bentuk penguatan bahwa pelayanan jemaah haji telah tertangani secara menyeluruh dan aman.
Imbauan Terkait Stamina dan Cuaca
Menjelang keberangkatan, Nasaruddin Umar menyampaikan pesan kepada jemaah haji Indonesia. Ia menekankan pentingnya menjaga stamina, keselamatan, dan spiritualitas menjelang akhir pelaksanaan ibadah.
Ia secara khusus mengimbau jemaah yang tergabung dalam gelombang kedua dan akan menuju Madinah agar tidak memaksakan diri melakukan umrah sunnah secara berlebihan.
“Ada jemaah yang umrah sampai 20 bahkan 25 kali. Kami imbau cukup satu atau dua kali saja. Umrah memang berpahala, tapi jangan sampai mengorbankan keselamatan dan kebugaran fisik,” tegasnya.
Menurutnya, suhu ekstrem yang mencapai 52 derajat Celsius bisa berdampak serius, terutama bagi jemaah lanjut usia atau mereka yang memiliki riwayat penyakit.
Menag berharap jemaah bisa lebih bijak dalam mengatur aktivitas ibadah tambahan, demi menghindari risiko kesehatan yang tidak diinginkan.
Salat Arbain dan Data Kesehatan Jemaah
Nasaruddin juga mengingatkan jemaah agar memperhatikan kondisi tubuh saat berada di Madinah, terutama jika berniat menyempurnakan salat arbain di Masjid Nabawi.
“Jika merasa kelelahan atau kurang sehat, sebaiknya tidak memaksakan diri. Ibadah tetap penting, tapi menjaga kesehatan juga bagian dari ikhtiar ibadah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat tercatat sebanyak 210 orang. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada musim haji tahun sebelumnya.
Tahun lalu, angka kematian mencapai 221 orang pada waktu yang sama. Nasaruddin menilai penurunan ini sebagai indikator perbaikan sistem pelayanan dan perlindungan kesehatan jemaah.
Koordinasi yang lebih optimal antara petugas kesehatan, penyelenggara, dan jemaah turut mendukung keberhasilan penanganan selama musim haji 2025.
Menjaga Kemabruran Haji
Di akhir pesannya, Nasaruddin Umar mengajak seluruh jemaah untuk menjaga semangat ibadah yang telah dijalani dan menjadikannya sebagai titik balik dalam kehidupan.
“Terakhir ingin saya sampaikan, mari kita merawat kemabruran haji. Mari perbaiki karakter kita. Sekembalinya kita di Tanah air apakah berubah atau tidak karakternya itu ditentukan oleh kita semua,” pungkasnya.
Ajakan tersebut disampaikan dengan harapan bahwa nilai-nilai yang diperoleh selama berada di Tanah Suci bisa terus dipraktikkan di kehidupan sehari-hari.
Menag menegaskan bahwa kemabruran bukan hanya ditentukan oleh ritual, tetapi oleh perubahan perilaku dan karakter sepulang dari ibadah haji.
Penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M yang dipantau langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar menunjukkan kinerja pelayanan yang dinilai berhasil dan stabil. Rombongan Amirulhaj memutuskan kembali ke Indonesia setelah memastikan seluruh tahapan berlangsung tanpa kendala prinsipil. Hal ini memperlihatkan peningkatan mutu layanan haji dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dalam pesannya, Menag memberi perhatian serius pada stamina jemaah, terutama dalam menghadapi suhu ekstrem dan pelaksanaan ibadah tambahan. Nasaruddin menekankan agar jemaah tidak memaksakan diri, terutama saat menjalankan umrah sunnah dan salat arbain di Madinah. Kesehatan diposisikan sejajar dengan ibadah, sebagai bagian dari tanggung jawab spiritual.
Menutup perjalanannya sebagai Amirulhaj, Nasaruddin menyampaikan pesan reflektif tentang pentingnya merawat kemabruran haji. Ia mengajak seluruh jemaah menjadikan pengalaman spiritual di Tanah Suci sebagai tonggak perubahan perilaku menuju karakter yang lebih baik setelah kembali ke Indonesia.(*)