Bekasi, EKOIN.CO – Di tengah padang tandus yang sunyi, Nabi Ibrahim berdiri memandang Ka’bah yang baru saja ia bangun bersama putranya, Ismail. Hatinya penuh syukur dan harap. Dalam keheningan itu, ia menengadahkan tangan, memanjatkan sebuah doa yang abadi:
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berilah rezeki kepada penduduknya dari buah-buahan, yaitu orang-orang di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.”
(QS. Al-Baqarah: 126)
Doa itu bukan sekadar permintaan, melainkan cerminan kasih sayang Ibrahim terhadap umat manusia. Ia tidak hanya memohon keamanan dan rezeki, tetapi juga memohon agar generasi penerusnya tetap berada dalam petunjuk Ilahi.
Dalam kesempatan lain, ketika meninggalkan Hajar dan Ismail di lembah Makkah yang gersang, Ibrahim pun berdoa:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah-Mu yang dihormati. Ya Tuhan kami, agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
(QS. Ibrahim: 37)
Doa-doa ini menggambarkan betapa dalamnya iman Nabi Ibrahim—bukan hanya kepada Tuhan, tapi juga kepada masa depan anak cucunya. Ia tidak hanya membangun rumah ibadah dari batu, tapi juga membangun pondasi peradaban yang dimulai dari doa dan pengorbanan.
Dan kini, doa itu terus menggema di setiap langkah umat Islam yang mengunjungi Tanah Suci, menjadi warisan spiritual yang tak lekang oleh waktu.
Pelaksanaan Sholat Idul Adha di masjid Sabilil Haq
Pelaksanaan salat Iduladha dan penyembelihan hewan kurban di Masjid Sabilil Haq, Vila Mutiara Gading 1, RW 18, Bekasi Utara, digelar pada hari raya Iduladha yang jatuh pada hari Jumat tanggal 6 Juni 2025 0kemarin. Kegiatan berlangsung sejak pagi hari hingga sore, dengan melibatkan puluhan warga serta panitia dalam prosesi pemotongan dan pendistribusian daging hewan kurban kepada masyarakat sekitar.
Dalam khutbah Idul Adha, Ustaz Imam Ahmad Abu Fasa Al Indragiri yang bertindak sebagai khatib, menyampaikan pesan mendalam mengenai pentingnya peran orang tua dalam mendoakan anak-anaknya. Ia mengangkat kisah Nabi Ibrahim AS yang terkenal karena doanya agar keturunannya menjadi orang-orang yang mendirikan salat dan tetap dalam keimanan.
“Doa Nabi Ibrahim adalah bentuk cinta sejati kepada generasi masa depan. Ia tidak hanya meminta anak, tapi anak yang saleh,” tutur Ustaz Imam di hadapan ratusan jemaah yang memadati halaman masjid. Ia juga mengajak para jemaah untuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail yang menjadi inti dari makna Iduladha.
Setelah pelaksanaan salat dan khutbah, panitia langsung bersiap untuk melakukan penyembelihan hewan kurban yang telah disiapkan sejak beberapa hari sebelumnya. Tahun ini, jumlah hewan kurban menurun dibandingkan tahun lalu.
Ketua Panitia Kurban Masjid Sabilil Haq, Hendro Sasongko, menyampaikan bahwa pada Idul Adha kali ini, panitia menerima enam ekor sapi dan lima belas ekor kambing atau domba.
Jumlah Hewan Kurban Menurun dari Tahun Lalu
“Kalau dibandingkan dengan tahun kemarin, jumlah kurban tahun ini memang sedikit berkurang,” ujar Hendro Sasongko saat ditemui di lokasi pemotongan. Meskipun begitu, proses penyembelihan dan pendistribusian tetap berjalan lancar.
Kegiatan pemotongan dimulai sekitar pukul 08.30 WIB, dilakukan secara bergantian antara sapi dan kambing. Tim lapangan yang dipimpin oleh Abdul Khoir mengatur pelaksanaan pemotongan dengan koordinasi yang rapi, dibantu oleh para sukarelawan dari warga sekitar.
MC dan pembaca doa dalam prosesi pemotongan adalah Subhan Arief. Ia membacakan doa sebelum pemotongan setiap hewan kurban sebagai bentuk syukur dan ibadah. Warga yang hadir tampak khidmat mengikuti setiap tahapan.
Proses penyembelihan berlangsung hingga menjelang waktu salat dzuhur, lalu dilanjutkan dengan pemotongan daging menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah untuk dikemas dan didistribusikan.
Distribusi Daging Fokus ke Warga RW 18
Ketua sie pendistribusian, Suryadi, menjelaskan bahwa fokus utama penyaluran daging kurban adalah untuk warga yang tinggal di wilayah RT 001, RT 002, dan RT 003 dalam lingkup RW 18. Ketiganya menjadi target utama distribusi berdasarkan data penerima manfaat.
“Kami menyisir dari pagi sampai sore. Pembagian dilakukan secara langsung oleh panitia dan Ketua serta pengurus RT kepada warga yang sudah terdata,” ungkap Suryadi.
Meski distribusi difokuskan untuk tiga RT tersebut, antusiasme warga dari luar perumahan juga cukup tinggi. Banyak dari mereka yang ikut antre untuk mendapatkan bagian daging kurban, dengan tidak melihat harus daging kurban sapi atau kambing.
Panitia tetap berupaya agar daging bisa dibagikan merata. Dalam beberapa kasus, warga yang berasal dari luar RW 18 mendapatkan satu bungkus berisi sekitar satu kilogram daging, tergantung ketersediaan.
Hingga menjelang waktu salat Asar, pendistribusian akhirnya dinyatakan selesai. Para panitia melakukan evaluasi akhir untuk memastikan tidak ada yang terlewat.
Keterlibatan Sukarelawan Menjadi Kunci Kelancaran
Ketua DKM Masjid Sabilil Haq, Ustaz Ahmad Jainuri, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja keras para panitia dan masyarakat. “Alhamdulillah, semua berjalan baik dan lancar. Ini berkat kerja sama dan semangat gotong royong warga,” ujarnya.
Puluhan warga terlibat sebagai sukarelawan mulai dari malam sebelum hari raya hingga sore hari pelaksanaan. Mereka membantu menyiapkan sarana dan prasarana, seperti alas lantai, pisau, kayu pemotongan, serta peralatan kebersihan.
Para sukarelawan juga dibagi menjadi beberapa tim, di antaranya tim penyembelihan, pengulitan, pemotongan, pemisahan tulang, pembersihan isi perut, hingga pengemasan. Seluruh proses dilakukan dengan memperhatikan aspek kebersihan dan syariat.
Setiap tahapan dikawal ketat oleh sie lapangan untuk menjaga agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaan. Koordinasi antar seksi juga dilakukan melalui komunikasi langsung di lapangan.
Panitia dari wanita dominasi ibu-ibu juga menyiapkan makanan dan minuman untuk para petugas, agar stamina mereka tetap terjaga sepanjang hari.
Khutbah Serukan Doa dan Perhatian untuk Anak
Dalam khutbahnya, Ustaz Imam Ahmad Abu Fasa Al Indragiri kembali mengingatkan pentingnya membangun spiritualitas keluarga dari doa. Ia mencontohkan bagaimana Nabi Ibrahim senantiasa memohon kepada Allah agar anak keturunannya tidak hanya sehat dan cerdas, tetapi juga taat kepada Allah.
“Banyak orang tua meminta kesuksesan untuk anaknya, tapi Nabi Ibrahim meminta agar anaknya mendirikan salat,” katanya.
Menurutnya, doa adalah investasi spiritual yang paling murah dan paling dalam dampaknya. Ia mendorong para jemaah untuk mulai menjadikan doa sebagai rutinitas dalam membimbing anak.
Ia juga menekankan bahwa kisah Nabi Ibrahim dan Ismail adalah gambaran dari cinta yang berlandaskan keimanan, bukan sekadar kasih sayang duniawi.
Khutbah ditutup dengan ajakan kepada jemaah untuk menjadikan momentum Idul Adha sebagai kesempatan meningkatkan kualitas hubungan dengan keluarga, terutama dalam hal pendidikan akhlak dan agama.
Semangat Qurban, Gotong Royong dan Berbagi
Hendro Sasongko mengungkapkan bahwa kerja sama dan kepedulian warga sangat terasa tahun ini. Ia mengakui adanya keterbatasan dalam jumlah kurban, namun hal itu tidak mengurangi semangat kebersamaan.
Suryadi menyampaikan bahwa meskipun banyak warga dari luar lingkungan juga mengantre, panitia tetap berupaya bersikap adil dan transparan dalam proses distribusi.
“Selama data mustahik jelas dan prioritas terjaga, insyaAllah semua bisa mendapat bagian,” tambahnya.
Warga juga menyambut baik pelaksanaan kurban tahun ini. Banyak dari mereka yang membawa keluarga untuk menyaksikan pemotongan sebagai pembelajaran dan bagian dari syiar Islam.
Salah satu warga RT 002, Ibu Edi, mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Alhamdulillah, dapat daging kurban, anak-anak juga bisa lihat langsung. Ini pengalaman berharga.”
Saran
Pelaksanaan kurban di Masjid Sabilil Haq dapat terus ditingkatkan kualitasnya dengan sistem data mustahik yang lebih akurat dan pembaruan logistik. Panitia juga dapat mempertimbangkan sistem antrean digital atau pengambilan kupon lebih awal untuk menghindari kerumunan dari luar lingkungan.
Kegiatan ini akan lebih optimal jika disertai dengan edukasi bagi anak-anak mengenai makna kurban melalui kelas atau ceramah singkat sambil menunggu antrean. Hal ini akan menjadikan hari raya tidak sekadar kegiatan fisik, tapi juga pembelajaran rohani.
Melibatkan lebih banyak remaja masjid sebagai panitia inti dan tidak hanya sebagai sukarelawan biasa saja akan memberi pengalaman organisasi dan tanggung jawab sosial sejak dini. Ini juga mendukung regenerasi pengurus masjid.
Perlu juga memperluas kerja sama dengan pihak luar seperti donatur dan toko daging agar jumlah hewan kurban dapat kembali meningkat di tahun-tahun mendatang. Transparansi laporan kegiatan juga dapat ditingkatkan melalui media sosial atau mading masjid.
Terakhir, menyusun dokumentasi rutin berupa foto, video, dan laporan naratif seperti ini akan memperkuat arsip kegiatan dan bisa dijadikan bahan evaluasi atau promosi untuk tahun berikutnya.
Kesimpulan
Pelaksanaan kurban di Masjid Sabilil Haq berlangsung tertib dan khidmat. Meski jumlah hewan kurban menurun dari tahun lalu, antusiasme dan semangat gotong royong warga tetap tinggi. Proses distribusi juga dilakukan dengan prinsip keadilan dan prioritas untuk mustahik.
Pesan utama dari khutbah Iduladha mengingatkan kembali pada pentingnya doa orang tua untuk anak. Doa Nabi Ibrahim menjadi inspirasi bahwa ibadah bukan hanya ritual, tapi juga bentuk cinta yang mendalam terhadap generasi penerus.
Keterlibatan banyak pihak, dari panitia hingga sukarelawan, menunjukkan bahwa pelaksanaan kurban bukan hanya kegiatan keagamaan, tapi juga ajang kebersamaan sosial. Masyarakat pun merespons positif kegiatan ini.
Dengan evaluasi dan perencanaan yang baik, pelaksanaan kurban di tahun mendatang bisa berjalan lebih baik. Komunikasi dan koordinasi antar seksi, serta pemanfaatan teknologi informasi dapat mendukung efisiensi kegiatan.
Kegiatan ini tidak hanya menghidupkan masjid secara fisik, tetapi juga menyalakan kembali nilai-nilai pengorbanan, empati, dan doa dalam kehidupan umat. Semoga semangat kurban ini terus menjadi budaya yang kuat di tengah masyarakat.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v