Jakarta, EKOIN.CO – Universitas Indonesia (UI) menerima kunjungan delegasi dari The Republic of Zimbabwe untuk membahas penguatan kerja sama di bidang pengembangan sumber daya manusia. Pertemuan berlangsung pada Selasa, 17 Juni 2025, di Kampus UI Depok.
Salah satu poin utama pembahasan adalah peningkatan jumlah kuota pelajar asal Zimbabwe untuk melanjutkan pendidikan jenjang S1, S2, hingga S3 di UI. Kesempatan pemberian beasiswa juga menjadi perhatian utama dalam diskusi tersebut.
Saat ini, sebanyak 21 mahasiswa asal Zimbabwe sedang menempuh pendidikan pada sejumlah program studi, baik magister maupun sarjana di UI. Mereka tersebar di berbagai fakultas dan bidang ilmu.
Para mahasiswa tersebut mendapat dukungan beasiswa dari berbagai skema, antara lain UI Great, Beasiswa KNB (Kemitraan Negara Berkembang), dan TIAS (The Indonesian Aid Scholarship)/LDKPI 2024. Skema ini mendukung keberlanjutan studi mahasiswa asing di UI.
Zimbabwe Apresiasi UI, Dorong Pemerataan Pendidikan
The Deputy Chief Secretary to The President and The Cabinet, The Republic of Zimbabwe, Z.R. Churu, mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin. Ia menilai lingkungan akademik UI kondusif dan memudahkan adaptasi pelajar asing.
“Apresiasi dan terima kasih kepada Universitas Indonesia yang telah membuka kesempatan bagi pelajar kami untuk dapat melanjutkan studi di kampus No.1 di Indonesia ini, tidak hanya itu, iklim akademik yang dibangun juga sangat baik, sehingga pelajar kami sangat mudah dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan kampus maupun budaya lokal,” kata Z.R. Churu.
Ia menambahkan, permintaan peningkatan kuota mahasiswa internasional di UI merupakan bagian dari strategi Zimbabwe dalam pemerataan pendidikan. Dengan begitu, kualitas sumber daya manusia di negaranya bisa ditingkatkan lebih cepat.
Delegasi Zimbabwe juga menyatakan ketertarikan terhadap kerja sama yang mencakup pertukaran staf pengajar serta kolaborasi riset. Mereka menilai potensi kerja sama bilateral di bidang pendidikan masih sangat terbuka luas.
UI Tegaskan Komitmen sebagai Kampus Inklusif
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Kerja Sama dan Kewirausahaan UI, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc., Sp.Ort(K)., menyatakan UI terbuka bagi mahasiswa internasional selama memenuhi syarat akademik dan administrasi.
“UI sebagai kampus yang inklusif sangat terbuka dengan siapapun termasuk mahasiswa internasional yang ingin melanjutkan pendidikan, asalkan memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan,” ujar Dr. Nia.
Terkait permintaan dari Pemerintah Zimbabwe untuk penambahan kuota mahasiswa, Dr. Nia menyatakan bahwa hal ini akan menjadi bahan pertimbangan. Namun ia menegaskan perlunya memperhatikan kompetensi dan capaian pembelajaran mahasiswa yang sedang berjalan.
Ia juga menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Zimbabwe tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa, tetapi juga untuk dosen. Bentuk kerja sama yang ditawarkan meliputi program staff mobility dan joint research.
Jalinan Pendidikan Global UI dan Zimbabwe
Pertemuan ini menjadi bukti keseriusan UI dalam membangun jaringan global di bidang pendidikan. Zimbabwe menjadi salah satu mitra dari kawasan Afrika yang dilibatkan dalam agenda internasionalisasi UI.
Diskusi tersebut juga membuka peluang diplomasi pendidikan yang lebih luas antara Indonesia dan Zimbabwe. Dalam jangka panjang, kolaborasi ini diharapkan mempererat hubungan antar kedua negara.
Pertemuan ditutup dengan saling bertukar cendera mata dan menyampaikan harapan agar hubungan kerja sama bisa terus diperluas dalam berbagai bidang pendidikan dan penelitian.
Pertemuan antara Universitas Indonesia dan delegasi The Republic of Zimbabwe menunjukkan langkah nyata dalam upaya memperkuat hubungan internasional di bidang pendidikan tinggi. Pembahasan tentang penambahan kuota mahasiswa dan skema beasiswa menjadi titik penting kerja sama tersebut.
UI sebagai institusi pendidikan nasional dengan visi global menunjukkan keterbukaannya terhadap kolaborasi lintas negara, baik bagi pelajar maupun pengajar. Respon positif dari kedua belah pihak memperkuat keyakinan akan keberlanjutan kemitraan ini.
Dengan adanya kesepahaman ini, diharapkan kolaborasi tak hanya terbatas pada penerimaan mahasiswa, melainkan juga berkembang dalam bentuk pertukaran dosen, penelitian bersama, dan penguatan kapasitas akademik antarnegara.(*)