Jakarta, EKOIN.CO – EduRank baru saja merilis daftar 50 universitas terbaik di Indonesia tahun 2025, mencerminkan dinamika kekuatan riset, reputasi akademik, serta pengaruh alumni di tingkat nasional dan global. Pemeringkatan ini tidak hanya menjadi tolok ukur kualitas pendidikan tinggi, tetapi juga mencerminkan arah perkembangan ilmu pengetahuan di tanah air.
Di peringkat teratas, Universitas Indonesia (UI) kembali memimpin sebagai kampus terbaik nasional, menempati urutan 460 dunia. Disusul Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang masing-masing mengisi posisi dua dan tiga, menunjukkan konsistensi perguruan tinggi negeri dalam memimpin kualitas akademik.
Melengkapi lima besar, Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) tampil kuat dengan kontribusi signifikan di bidang riset dan pengembangan sosial. Pencapaian ini semakin memperkuat dominasi kampus-kampus di Pulau Jawa dalam lanskap pendidikan nasional.
Kejutan datang dari luar Jawa, di mana Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Sumatera Utara (USU) berhasil menembus 20 besar nasional. Ini menandakan bahwa kekuatan akademik Indonesia tidak lagi terpusat, tetapi mulai menyebar ke berbagai wilayah.
Peta Persaingan Akademik Kian Melebar
Salah satu catatan penting dari pemeringkatan ini adalah meningkatnya performa Universitas Brawijaya (UB) dan Universitas Airlangga (Unair), yang menempati peringkat tujuh dan delapan. Keduanya dikenal sebagai institusi dengan kontribusi riset di bidang kesehatan, sains, dan ilmu sosial.
Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Negeri Semarang (UNNES) juga masuk dalam sepuluh besar. IPB menonjol dalam inovasi pertanian berkelanjutan, sedangkan UNNES memperlihatkan kemajuan dalam pendidikan dan riset berbasis lingkungan.
Selain kampus negeri, Universitas Bina Nusantara (Binus) muncul sebagai satu-satunya universitas swasta yang berhasil masuk dalam 20 besar nasional. Peringkat ini mencerminkan kemajuan signifikan perguruan tinggi swasta dalam membangun reputasi riset dan teknologi.
EduRank menggunakan tiga indikator utama dalam penilaiannya: kinerja penelitian (45%), reputasi non-akademik (45%), dan dampak alumni (10%). Data yang dikumpulkan berasal dari 1,3 juta publikasi akademik dan lebih dari 5 juta sitasi ilmiah.
Dominasi Perguruan Tinggi Negeri
Dari 562 universitas yang dianalisis, mayoritas yang masuk dalam 50 besar adalah perguruan tinggi negeri. Ini menegaskan pentingnya peran negara dalam membina institusi pendidikan tinggi yang tangguh secara akademik maupun sosial.
Namun bukan berarti perguruan tinggi swasta kehilangan peluang. Binus menunjukkan bahwa investasi dalam kualitas pengajar, kurikulum digital, dan jejaring industri mampu mendorong institusi menuju pengakuan nasional dan internasional.
Beberapa nama baru juga mulai muncul, seperti Universitas Andalas, Universitas Udayana, dan Universitas Lampung, yang perlahan naik peringkat. Ini menjadi sinyal bahwa kampus-kampus regional pun berpotensi tumbuh jika didukung strategi dan kebijakan yang tepat.
Perluasan Akses dan Pemerataan Mutu
Dengan melihat sebaran geografis, masih tampak bahwa dominasi Pulau Jawa cukup kuat. Namun pencapaian universitas di luar Jawa seperti Unhas dan USU patut diapresiasi sebagai tonggak awal pemerataan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Pemeringkatan seperti EduRank memang penting, namun perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas. Ranking adalah salah satu indikator kualitas, tapi tidak mencakup aspek pengalaman belajar mahasiswa, budaya kampus, atau keterlibatan sosial.
Ke depan, diharapkan pemeringkatan ini dapat menjadi refleksi bagi para pemangku kebijakan, mahasiswa, dan masyarakat dalam menentukan arah strategis pendidikan tinggi yang inklusif dan berdaya saing global.
Bagi institusi pendidikan, hasil pemeringkatan ini bisa menjadi bahan evaluasi strategis untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan riset. Kampus perlu memperkuat kolaborasi internasional dan memperluas akses bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang sosial.(*)
Pemerintah diharapkan mendorong pendanaan riset dan pengembangan kapasitas dosen di seluruh wilayah, terutama di luar Jawa. Dengan begitu, kualitas pendidikan tinggi bisa lebih merata dan tidak terpusat.
Sementara itu, calon mahasiswa dan orang tua dapat menjadikan daftar ini sebagai referensi awal. Namun, mereka tetap disarankan menggali lebih dalam mengenai jurusan, lingkungan belajar, serta prospek lulusannya.(*)