Jakarta, EKOIN.CO – Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima kunjungan akademik dari delegasi National Museum of Japanese History (NMJH) pada Rabu, 25 Juni 2025. Kegiatan berlangsung di Ruang Rapim A, Gedung Rektorat ITB, Jalan Tamansari, Bandung.
Pertemuan ini bertujuan menjajaki kerja sama riset dalam bidang sejarah, budaya, dan teknologi pelestarian warisan budaya. Kunjungan tersebut dihadiri oleh para akademisi dan peneliti dari institusi terkemuka di Jepang.
Delegasi NMJH terdiri dari perwakilan Kyoto University, University of Tokyo, dan International Research Center for Japanese Studies. Mereka mengapresiasi pendekatan interdisipliner yang diterapkan ITB dalam riset seni dan teknologi.
Pihak ITB diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi, Dr. A. Rikrik Kusmara, M.Sn., serta sejumlah dosen dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD).
Beberapa nama yang hadir dari FSRD antara lain Meirina Triharini, Ph.D., Dr. Arianti Ayu Puspita, S.Ds., M.Ds., Prananda Luffiansyah Malasan, Ph.D., dan Raditya Ardianto Taepoer, Ph.D.
Kolaborasi Lintas Budaya
Dalam sambutannya, Dr. Rikrik Kusmara menyoroti pentingnya kolaborasi internasional, terutama dalam pelestarian sejarah berbasis teknologi. Ia menyatakan bahwa ITB menyimpan berbagai arsip sejarah yang relevan dengan perkembangan Indonesia.
“ITB memiliki sejumlah dokumen dan arsip sejarah yang terpelihara dengan baik hingga saat ini, termasuk yang berkaitan dengan perkembangan pendidikan teknik di Indonesia sejak era kolonial,” ungkapnya.
Beliau menambahkan bahwa kerja sama dengan NMJH dapat membuka jalan baru dalam penelitian sejarah serta pengembangan media pelestarian berbasis digital.
Pembahasan juga meliputi potensi kerja sama dalam digitalisasi arsip, pengembangan museum virtual, hingga pertukaran riset dan pengajaran antar institusi.
Para delegasi NMJH menyampaikan ketertarikan mereka terhadap metode integratif yang diterapkan ITB, terutama dalam penggabungan seni, teknologi, dan warisan sejarah.
Penguatan Jaringan Akademik
Diskusi antara kedua lembaga juga diarahkan untuk memperkuat jaringan akademik global dan membangun platform kolaboratif yang berkelanjutan.
Inisiatif ini diharapkan mendorong terbentuknya proyek bersama dalam pelestarian budaya melalui pendekatan ilmiah dan teknologi digital.
Salah satu agenda lanjutan adalah rencana penyusunan program riset bersama yang menghubungkan isu-isu budaya lokal dan regional dengan konteks sejarah global.
Delegasi Jepang juga berkesempatan meninjau beberapa fasilitas FSRD yang memadukan laboratorium digital dengan studi artefak sejarah.
Agenda kunjungan ini ditutup dengan sesi pemaparan singkat dari masing-masing institusi terkait visi dan rencana kerja sama jangka panjang.
Kunjungan delegasi National Museum of Japanese History ke ITB menjadi tonggak awal terjalinnya sinergi antar lembaga dalam pengembangan riset sejarah dan budaya. Kehadiran para peneliti dari Jepang menunjukkan adanya ketertarikan nyata terhadap potensi akademik yang dimiliki ITB.
Diskusi yang berlangsung membahas berbagai kemungkinan kerja sama, dari pengarsipan digital, pengembangan teknologi pelestarian budaya, hingga program pertukaran ilmuwan. Hal ini membuka peluang bagi ITB untuk memperluas jejaring dan kontribusi di kancah internasional.
Dengan latar belakang yang kuat dalam seni, teknologi, dan sejarah, ITB dinilai memiliki posisi strategis dalam menjembatani kolaborasi lintas budaya. Proses digitalisasi dan pelestarian warisan budaya kini tidak hanya menjadi tanggung jawab lokal, melainkan bagian dari misi global bersama.(*)