Jakarta, EKOIN.CO – Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menorehkan prestasi di ajang internasional Huawei Developer Competition Enterprise Track 2025. Mereka menembus 9 besar finalis terbaik dengan inovasi sistem otomasi gedung berbasis teknologi cloud bernama Integrated Building Automation Management System (IBAMS).
Tim tersebut terdiri atas Achmad Mirzaq Nizar dari Program Studi Teknik Mesin angkatan 2021, serta Sultan Alta Alvaro Valencia dan Ardhan Nur Urfan dari Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi angkatan 2021. Ketiganya dibimbing oleh Ahmad Izzuddin, S.T., M.T., dosen Teknik Telekomunikasi, STEI ITB.
IBAMS dirancang sebagai solusi sistem terintegrasi untuk pengelolaan gedung yang cerdas dan hemat energi. Inovasi ini menyatukan seluruh subsistem gedung seperti HVAC, pencahayaan, keamanan, dan utilitas dalam satu platform real-time berbasis cloud.
Dengan algoritma berbasis kecerdasan buatan, IBAMS mampu mempelajari dan memprediksi pola konsumsi energi di dalam gedung. Sistem ini mengoptimalkan distribusi beban listrik dan memberikan respons otomatis terhadap perubahan kondisi lingkungan atau tingkat hunian ruangan.
Salah satu keunggulan IBAMS adalah arsitektur terbukanya, yang memungkinkan integrasi dengan sistem dari pihak ketiga tanpa kesulitan. Ini menjadikan sistem tersebut adaptif untuk berbagai jenis bangunan, dari gedung perkantoran hingga fasilitas publik.
Teruji dalam Kompetisi Internasional
Huawei Developer Competition menjadi panggung uji inovasi teknologi dari berbagai negara. Tim mahasiswa ITB memilih jalur enterprise track, sebuah jalur yang menuntut solusi teknologi dengan potensi implementasi di dunia industri.
Kompetisi dimulai sejak November 2024 dengan proses seleksi yang sangat ketat. Proposal IBAMS berhasil masuk 25 besar dan lolos ke tahap semifinal. Dalam tahap tersebut, peserta diwajibkan melakukan presentasi ide melalui pitch deck secara daring.
Keberhasilan membawa tim ITB ke grand final yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand. Pada tahap akhir ini, mereka mempresentasikan prototipe IBAMS yang sudah dapat beroperasi, didemonstrasikan langsung di hadapan dewan juri internasional dan pelaku industri global.
Dampak Luas dan Potensi Komersial
IBAMS tidak hanya menawarkan efisiensi energi, tetapi juga menghadirkan manfaat sosial dan ekologis. Bagi pemilik gedung, sistem ini dapat memangkas biaya listrik dan meningkatkan kenyamanan pengguna bangunan.
Sementara itu, bagi penyedia layanan teknologi, platform IBAMS membuka peluang integrasi dengan sistem lain, serta memberikan ruang monetisasi dari analitik data real-time yang dihasilkan.
Adapun dari sisi lingkungan, sistem ini mendukung pengurangan emisi karbon dan mempercepat langkah menuju terciptanya ekosistem kota pintar yang berkelanjutan dan rendah emisi.
Kehadiran IBAMS menunjukkan bahwa kolaborasi antara disiplin teknik dan teknologi informasi mampu menghadirkan solusi konkret untuk tantangan energi global. Di tengah krisis iklim dan kebutuhan efisiensi gedung modern, inovasi seperti ini menjadi sangat relevan.
Lebih dari sekadar prestasi akademik, capaian tim mahasiswa ITB ini membuktikan bahwa kampus di Indonesia dapat bersaing secara global dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Peran serta institusi pendidikan tinggi sangat penting dalam mendorong solusi berbasis riset dan teknologi terkini.
Dengan potensi integrasi dan implementasi yang tinggi, IBAMS berpeluang menjadi bagian dari solusi urban future yang cerdas, efisien, dan ramah lingkungan.(*)