Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus memperkuat kerja sama strategis dengan pemerintah Prancis. Langkah ini ditandai dengan kunjungan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, ke kantor Kemdiktisaintek pada Senin, 23 Juni 2025.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyambut langsung kunjungan tersebut. Dalam pertemuan itu, ia menekankan urgensi kemitraan nyata di bidang yang menjadi prioritas nasional Indonesia, seperti pangan, energi, pertahanan, kecerdasan buatan, dan semikonduktor.
“Kami melihat kerja sama antara Prancis dan Indonesia saat ini berada di momentum yang baik, khususnya setelah kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Jakarta,” ujar Menteri Brian dalam sambutannya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa kunjungan Presiden Prancis ke Indonesia menjadi tonggak penting untuk memperkuat hubungan kedua negara dalam bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi. Kemdiktisaintek berharap agar relasi ini berlanjut dengan program-program konkret.
Salah satu fokus kerja sama yang diusulkan adalah peningkatan mobilitas mahasiswa serta penguatan program joint supervision dan double degree, terutama di bidang studi doktoral yang kini diperluas dengan dukungan LPDP.
Potensi Kerja Sama Vokasi dan Industri
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menambahkan pentingnya menjajaki kolaborasi pendidikan vokasi, baik di jenjang politeknik maupun SMK. Hal ini dinilai strategis untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil industri nasional.
Menurut Stella, Indonesia saat ini tengah fokus mengembangkan vokasi berbasis kebutuhan dunia kerja. Oleh karena itu, keterlibatan Prancis dalam mendukung pendidikan terapan menjadi peluang besar yang harus dioptimalkan.
Dubes Fabien Penone menyambut positif gagasan tersebut. Ia menilai Indonesia memiliki posisi penting, sejajar dengan negara-negara seperti India dan Brasil, dalam pengembangan kemitraan jangka panjang dengan Prancis.
“Selama ini, kerja sama kami belum terstruktur. Ada urgensi untuk menyusun roadmap yang berkelanjutan. Prancis siap untuk menyusun proyek bersama,” tegas Fabien dalam pertemuan tersebut.
Ia juga mendorong kerja sama lintas negara di bidang seni, desain, dan ekonomi kreatif. Wamen Stella menyetujui pandangan tersebut dan menambahkan bahwa integrasi pendidikan seni perlu diperkuat dalam sistem pendidikan tinggi nasional.
Menjelang Kunjungan Presiden Prabowo ke Prancis
Pertemuan ini menjadi langkah penting menjelang rencana kunjungan Presiden RI, Prabowo Subianto, ke Paris pada perayaan Hari Nasional Prancis, 14 Juli 2025. Dalam momen itu, dijadwalkan diskusi lanjutan dan kemungkinan penandatanganan rencana aksi bersama.
Menurut Menteri Brian, kerja sama ini tidak hanya penting bagi kedua negara, tetapi juga sebagai bagian dari upaya membangun masa depan global berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan kreativitas. Ia menekankan bahwa momentum ini perlu segera diwujudkan.
“Momentum kolaborasi ini harus segera kita konkretkan. Kolaborasi Indonesia-Prancis adalah untuk membangun masa depan bersama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kreativitas,” ujar Brian mengakhiri pernyataannya.
Pertemuan antara Kemdiktisaintek dan Kedutaan Besar Prancis menegaskan arah baru hubungan bilateral di bidang pendidikan tinggi dan teknologi. Fokus kerja sama kini lebih terukur, menyasar isu strategis nasional dan global, termasuk teknologi mutakhir serta pendidikan vokasi dan kreatif.
Keterlibatan aktif tokoh-tokoh seperti Menteri Brian, Wamen Stella, dan Dubes Fabien menjadi penggerak penting dalam menyusun rencana kerja yang berjangka panjang. Keinginan kedua belah pihak untuk menyusun roadmap bersama menunjukkan keseriusan dalam membangun kemitraan yang berdampak nyata.
Dengan latar momentum kunjungan pemimpin kedua negara, Indonesia dan Prancis kini berada di titik krusial untuk menciptakan proyek-proyek strategis bersama. Komitmen yang telah ditunjukkan perlu segera diterjemahkan dalam kebijakan dan program bersama.(*)