Jakarta, EKOIN.CO – Hubungan diplomatik antara Hungaria dan Ukraina kembali memanas. Kali ini, ketegangan itu muncul setelah Ukraina melancarkan serangan terhadap salah satu situs infrastruktur krusial, yaitu sistem pipa utama Druzhba yang mengalirkan minyak mentah dari Rusia ke Hungaria. Kejadian ini terjadi pada hari Senin, 18 Agustus 2025.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui akun X pribadinya, Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, memaparkan bahwa akibat serangan tersebut, pasokan minyak telah dihentikan untuk sementara waktu. Pihak berwenang Hungaria kini sedang menunggu para ahli Rusia untuk memulihkan stasiun transformator penting dalam jaringan pipa yang menjadi target serangan tersebut.
“Serangan terbaru terhadap keamanan energi kita ini keterlaluan dan tidak dapat diterima,” tegas Szijjarto. “Belum jelas kapan pengiriman minyak melalui pipa dapat dilanjutkan,” imbuhnya.
Sikap Hungaria terhadap konflik ini memang berbeda dari sebagian besar negara anggota NATO dan Uni Eropa. Szijjarto kembali menegaskan bahwa Budapest tidak akan mendukung Kyiv dalam perang melawan Rusia. “Konflik Ukraina bukanlah perang kami dan bahwa selama kami (pemerintah Perdana Menteri Viktor Orban) berkuasa, Hungaria tidak akan ikut campur,” lanjutnya. Hal ini semakin memperjelas posisi Hungaria yang mengambil sikap netral.
Sejak eskalasi konflik pada Februari 2022, Budapest telah secara konsisten menolak untuk memasok senjata kepada pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky. Hungaria juga terus menyerukan perdamaian dan mengkritik sanksi yang diberlakukan oleh Barat terhadap Rusia, menganggapnya tidak efektif dan justru lebih merugikan pihak-pihak yang menerapkannya.
Sistem pipa Druzhba sendiri adalah salah satu jaringan pipa minyak terpanjang di dunia, membentang sekitar 4.000 km. Jaringan ini mengangkut minyak mentah dari Rusia dan Kazakhstan ke berbagai kilang di beberapa negara Eropa, termasuk Republik Ceko, Jerman, Polandia, dan Slovakia.
Ini bukanlah kali pertama Ukraina menargetkan infrastruktur energi Rusia. Kyiv telah berulang kali menyerang sistem Druzhba dan pipa TurkStream, yang menyalurkan gas alam ke beberapa negara Eropa. Serangan sebelumnya, yang terjadi pada Rabu lalu, berhasil mengenai stasiun distribusi utama di Wilayah Bryansk, Rusia Barat. Moskow sendiri telah mengecam tindakan Ukraina tersebut, menyebutnya sebagai tindakan terorisme terhadap infrastruktur sipil.