Jakarta EKOIN.CO – Seorang peserta Merdeka Run 8.0K 2025 mencuri perhatian publik. Siti Rohaniah, yang akrab disapa Hani, tampil berbeda dengan mengenakan kebaya merah saat mengikuti lomba lari sejauh 8 kilometer dari garis start hingga finis di depan Gedung Istana Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (24/8) pagi. Keikutsertaannya bukan sekadar perlombaan, tetapi juga bentuk kampanye budaya melalui olahraga.
Dengan penuh semangat, Hani berlari bersama ribuan peserta lainnya. Meski mengenakan kebaya yang dipadukan dengan busana olahraga, langkahnya tetap mantap hingga berhasil mencapai garis finis. Kehadirannya menjadi sorotan karena mampu memadukan olahraga dengan pelestarian budaya.
Baca juga : Merdeka Run 8.0K 2025 Tutup HUT RI ke-80
Tujuannya mengikuti Merdeka Run 8.0K dengan kebaya adalah untuk memperkenalkan kekayaan budaya nusantara. Ia juga berupaya menunjukkan bahwa olahraga bisa menjadi media kreatif untuk melestarikan warisan tradisional. Menurutnya, cara ini efektif menarik perhatian masyarakat luas.
Hani menuturkan bahwa mengenakan busana adat saat berlari bukanlah hal baru baginya. Bahkan, ia sudah hampir sepuluh kali mengikuti lomba lari dengan pakaian adat. Sebelumnya, ia pernah tampil dengan busana adat Bali dalam lomba 10K di Taman Mini Indonesia Indah.
“Tujuan utama saya mengikuti lomba ini dengan baju adat adalah mengenalkan budaya nusantara. Saya ingin olahraga bisa menjadi sarana memperkenalkan kekayaan bangsa,” ujar Hani saat diwawancarai usai mencapai garis finis.
Lebih lanjut, ia menjelaskan konsistensinya menggunakan busana adat dalam setiap ajang lari yang diikutinya. Meski beberapa orang memandangnya tidak biasa, ia tetap berkomitmen melanjutkan langkah tersebut sebagai bentuk kecintaan pada budaya Indonesia.
Pesan Budaya di Ajang Olahraga
Keikutsertaan Hani dalam Merdeka Run 8.0K mengandung pesan kuat tentang pentingnya pelestarian budaya. Menurutnya, kebaya yang dikenakan bukan sekadar simbol pakaian tradisional, tetapi juga representasi identitas bangsa yang perlu diperkenalkan kepada generasi muda.
Ia berharap langkah kecil yang dilakukannya mampu menginspirasi masyarakat untuk semakin mencintai budaya. “Meskipun terlihat berat, saya percaya olahraga bisa menjadi jembatan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia,” tambah Hani.
Gelaran Merdeka Run 8.0K sendiri rutin diadakan setiap tahun untuk memperingati Hari Kemerdekaan. Ajang ini tidak hanya berorientasi pada prestasi, tetapi juga memuat pesan kebersamaan dan kebanggaan terhadap Indonesia. Partisipasi unik seperti yang dilakukan Hani menjadi warna tersendiri dalam acara tersebut.
Ribuan peserta hadir dengan berbagai gaya dan semangat. Namun, penampilan Hani dengan kebaya merah berhasil menjadi pusat perhatian, membuktikan bahwa olahraga bisa berpadu harmonis dengan pelestarian budaya.
Olahraga dan Identitas Nasional
Kegiatan berlari dengan baju adat yang dilakukan Hani juga menegaskan bahwa identitas nasional bisa diperkenalkan melalui berbagai cara kreatif. Olahraga, yang dekat dengan masyarakat, menjadi medium tepat untuk menanamkan rasa bangga terhadap budaya lokal.
Fenomena ini sekaligus memperlihatkan bahwa ajang lari tidak melulu tentang kecepatan atau pencapaian waktu terbaik. Kehadiran Hani dengan busana adat memperkaya makna kegiatan, menjadikannya sebagai ruang publik untuk berekspresi sekaligus melestarikan tradisi.
Sejumlah peserta lain juga mengapresiasi langkah Hani. Mereka menilai keikutsertaannya menambah semangat positif dalam lomba. Beberapa bahkan menyempatkan diri berfoto bersamanya di garis finis sebagai bentuk dukungan atas pesan budaya yang dibawanya.
Sementara itu, panitia penyelenggara Merdeka Run 8.0K menyampaikan apresiasi terhadap seluruh peserta yang tampil dengan kreatifitas masing-masing. Kehadiran busana adat dalam ajang olahraga dinilai sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia bisa bersatu melalui keberagaman budaya.
Tidak hanya itu, upaya Hani diharapkan dapat mendorong kesadaran generasi muda untuk menjaga tradisi. Dengan cara sederhana, budaya bisa dikenalkan secara lebih luas dan diterima masyarakat modern.
Melalui keikutsertaannya, Hani menegaskan bahwa setiap langkah lari memiliki makna. Kebaya yang melekat di tubuhnya bukan sekadar pakaian, melainkan simbol warisan leluhur yang harus dijaga dan dipromosikan.
Perjalanan panjang Hani mengenakan busana adat di berbagai ajang lari membuktikan konsistensinya. Hingga kini, ia tetap teguh menjadikan budaya sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari, termasuk olahraga.
Pada akhirnya, kehadiran Hani di Merdeka Run 8.0K memberikan inspirasi. Tidak hanya bagi peserta, tetapi juga bagi masyarakat yang menyaksikan bahwa tradisi bisa hadir di ruang-ruang modern tanpa kehilangan makna aslinya.
Sebagai penutup, peran individu seperti Hani patut diapresiasi. Upaya kecil yang dilakukan dapat berdampak besar dalam menjaga dan memperkenalkan budaya Indonesia. Melalui olahraga, tradisi menemukan ruang baru untuk hidup dan berkembang.
Maka dari itu, masyarakat diharapkan terus mendukung gerakan serupa. Setiap orang bisa berkontribusi dalam melestarikan budaya sesuai dengan caranya masing-masing. Langkah sederhana sekalipun dapat memberi arti besar bagi keberlangsungan warisan bangsa.
Semangat kebersamaan yang terbangun dalam Merdeka Run 8.0K menjadi bukti bahwa olahraga dapat menghubungkan banyak hal. Selain menyehatkan, olahraga juga dapat menyatukan budaya, tradisi, dan identitas nasional.
Hani membuktikan bahwa tekad dan komitmen dapat menginspirasi. Melalui kebaya merahnya, ia memperlihatkan bahwa olahraga tidak hanya tentang fisik, tetapi juga tentang cinta pada budaya bangsa. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v