Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Perindustrian terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong hilirisasi industri berbasis sumber daya alam, termasuk dalam pengembangan industri obat bahan alam. Salah satu langkah nyata diwujudkan melalui pembangunan fasilitas produksi yang dinamakan House of Wellness (HoW) di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan (BBSPJIKFK), Jakarta.
Fasilitas ini ditujukan untuk mendukung pengembangan industri obat bahan alam Indonesia, termasuk jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Pada Jumat (11/7), Kemenperin menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Aurora Alam Khatulistiwa untuk memanfaatkan fasilitas HoW di BBSPJIKFK.
Dukungan Infrastruktur Kemenperin untuk Industri Obat Alam
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menyatakan, momentum ini harus dimanfaatkan untuk mendorong potensi kekayaan hayati Indonesia menjadi produk unggulan global. “Mari kita jadikan momentum ini sebagai awal yang baik untuk mendorong pemanfaatan potensi kekayaan hayati Indonesia menjadi produk obat bahan alam unggulan berbasis sumber daya alam lokal namun berkelas global,” ujar Andi.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara BBSPJIKFK dan PT Aurora Alam Khatulistiwa dalam pemanfaatan fasilitas HoW. “Dengan terjalinnya kerja sama ini, kami berharap fasilitas ini dapat berfungsi secara optimal dalam mendorong produktivitas dan inovasi industri obat bahan alam di Indonesia,” tuturnya.
Hingga saat ini, terdapat 23.576 obat bahan alam yang terdiri dari 23.000 jamu, 77 obat herbal terstandar, dan 20 fitofarmaka. Kerja sama ini diharapkan menjadi sinergi nyata antara pemerintah dan pelaku industri dalam mencapai kemandirian sektor ini.
Gedung HoW sendiri telah diresmikan pada Februari 2024. Sejak saat itu, BBSPJIKFK terus menyiapkan berbagai aspek penting seperti legalitas, regulasi, serta promosi dan penjajakan kerja sama industri.
Sinergi Pemerintah dan Swasta Tingkatkan Fitofarmaka
Ruang lingkup kerja sama ini meliputi pemanfaatan fasilitas HoW seperti bangunan, mesin, dan peralatan untuk memproduksi produk berbahan dasar alam. Di dalamnya juga mencakup kegiatan transfer pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang terlibat.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Koordinator PMK, Budiono Subambang, yang turut hadir dalam penandatanganan PKS tersebut, menilai kerja sama ini sangat strategis. “Penandatanganan PKS ini merupakan momen penting dan strategis untuk mempercepat optimalisasi pengembangan dan pemanfaatan fitofarmaka, sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Kepala BBSPJIKFK, Siti Rohmah Siregar, menyampaikan bahwa lembaganya sedang mempersiapkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dari BPOM. Sertifikasi ini akan diajukan terlebih dahulu untuk lingkup Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA), lalu diperluas ke lingkup Industri Obat Tradisional (IOT).
Tujuan dari sertifikasi CPOTB adalah untuk memastikan bahwa produksi obat tradisional dilakukan secara konsisten dan memenuhi standar yang berlaku. “Dengan diperolehnya sertifikasi CPOTB ini nanti, peluang akan terbuka semakin lebar bagi industri obat bahan alam di Indonesia dalam memproduksi obat bahan alam yang siap dipasarkan,” kata Siti.
Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi, Tri Ligayanti, menyambut baik langkah-langkah BBSPJIKFK dalam memperkuat legalitas dan kualitas produksi. Ia menegaskan bahwa komunikasi lintas instansi menjadi kunci keberhasilan dalam pembangunan industri obat bahan alam.
Sementara itu, Direktur PT Aurora Alam Khatulistiwa, Sapriyanto Ginting, menyatakan bahwa pihaknya sangat antusias terhadap kolaborasi ini. “Kami berkomitmen memasarkan fasilitas HoW dan mempromosikannya kepada pelaku usaha ekstrak nasional lainnya untuk memanfaatkan layanan ekstraksi yang tersedia,” ucap Sapriyanto.
Ia juga berharap fasilitas HoW bisa menjadi sentra inovasi bagi pelaku industri obat bahan alam di berbagai daerah. Kolaborasi ini akan memberikan nilai tambah dalam pengembangan teknologi dan produksi bahan baku berkualitas tinggi.
Pada Oktober 2024, BBSPJIKFK bersama Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi telah menggelar acara Awareness Fitofarmaka. Kegiatan ini mencakup pameran produk, seminar, business matching, hingga kunjungan ke fasilitas HoW.
Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah memperkuat kolaborasi antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya dalam menciptakan ketahanan sektor kesehatan nasional. Hal ini sejalan dengan upaya meningkatkan kemandirian industri farmasi dalam negeri.
Secara keseluruhan, pembangunan dan pemanfaatan fasilitas HoW diharapkan menjadi pendorong penting dalam ekosistem hilirisasi industri obat bahan alam Indonesia. Kemenperin pun berkomitmen menjadikan fasilitas ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang.
Melalui sinergi antara pemerintah dan dunia usaha, Indonesia diharapkan mampu menghasilkan produk fitofarmaka yang berdaya saing global. Keterlibatan berbagai pihak menjadi faktor penting dalam memperkuat industri ini secara berkelanjutan.
Strategi hilirisasi yang diusung Kementerian Perindustrian dengan membangun fasilitas House of Wellness menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung pengembangan industri berbasis kekayaan hayati nasional. Hal ini tidak hanya memberi peluang besar bagi pelaku usaha lokal tetapi juga menciptakan nilai tambah tinggi terhadap bahan baku domestik.
Kolaborasi antara BBSPJIKFK dan PT Aurora Alam Khatulistiwa diharapkan mampu menjadi model pengembangan industri obat bahan alam di masa depan. Dukungan fasilitas, regulasi, dan transfer teknologi menjadi kombinasi penting untuk meningkatkan daya saing.
Pemerintah juga perlu mendorong penguatan riset dan inovasi agar potensi bahan alam Indonesia bisa diolah secara maksimal. Sertifikasi CPOTB yang sedang diupayakan menjadi langkah krusial dalam menjamin kualitas produk.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan berbasis alam, produk fitofarmaka memiliki peluang besar di pasar domestik maupun global. Langkah-langkah strategis seperti HoW adalah fondasi awal menuju industri farmasi nasional yang mandiri dan berkelanjutan.
Kesuksesan program ini akan bergantung pada kesinambungan kerja sama dan komitmen berbagai pihak dalam membangun industri obat bahan alam yang kuat dan terstandarisasi.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v