Denpasar — EKOIN.CO- Pemerintah Provinsi Bali bersiap meluncurkan program Satu Keluarga Satu Sarjana yang akan dimulai pada Agustus 2025. Inisiatif ini menyasar keluarga kurang mampu di seluruh Bali.
Program ini merupakan langkah konkret dalam meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi warga yang selama ini terkendala biaya. Pemerintah menggandeng 26 perguruan tinggi negeri dan swasta di Bali.
Para mahasiswa yang berasal dari kelompok tidak mampu akan menerima berbagai bentuk keringanan biaya. Bahkan, beberapa skema memungkinkan mereka menempuh pendidikan secara gratis.
Gubernur Bali I Wayan Koster menekankan bahwa program ini bukan hanya soal angka, melainkan tentang keadilan dan pemerataan. “Kami ingin setiap keluarga punya kesempatan setara di dunia pendidikan,” ujarnya, Rabu (4/6).
Menurut Koster, program ini merupakan cerminan semangat gotong royong antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat Bali.
Skema Gratis dari Universitas hingga Vokasi Jalur Cepat
Ada tiga skema utama yang disiapkan untuk menunjang program ini. Pertama, perguruan tinggi memberi kuota khusus untuk mahasiswa tidak mampu dengan pembebasan biaya pendidikan.
Jumlah kuota ini berkisar antara 25 hingga 100 mahasiswa per kampus. Universitas akan menanggung penuh biaya kuliah para penerima program tersebut.
Skema kedua yaitu pemberian keringanan biaya kuliah melalui sistem uang kuliah tunggal (UKT). Untuk kategori 1, biaya hanya Rp500.000 per semester.
Sedangkan untuk kategori 2, biaya ditetapkan sebesar Rp1 juta per semester. Skema ini diterapkan di perguruan tinggi negeri di Bali.
Skema ketiga ditawarkan oleh Politeknik Negeri Bali. Mereka membuka program diploma 2 jalur cepat selama 3 semester dengan total biaya hanya Rp1,5 juta.
Lulusan Langsung Bekerja, Fokus Vokasi
Program diploma dua jalur cepat ini berfokus pada pendidikan vokasi. Setelah lulus, peserta mendapatkan ijazah resmi dan siap memasuki dunia kerja.
Menurut Gubernur Koster, jalur ini sangat relevan untuk mendorong kemandirian ekonomi keluarga peserta program. “Lulus langsung kerja,” tegasnya.
Selain biaya pendidikan yang ringan, program ini juga dirancang untuk efisiensi waktu. Mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikan dalam waktu 1,5 tahun.
Pilihan ini dinilai sangat cocok bagi keluarga kurang mampu yang menginginkan hasil cepat dan nyata. Pendidikan bukan hanya hak, tapi juga alat perubahan sosial.
Dengan skema tersebut, Bali tidak hanya menyekolahkan anak-anak miskin, tetapi juga mempercepat transformasi ekonomi keluarga mereka.
Bantuan Hidup Rp1,4 Juta per Bulan
Tak hanya biaya pendidikan, program ini juga menyediakan bantuan biaya hidup selama masa kuliah. Setiap mahasiswa akan menerima Rp1,4 juta per bulan.
Dana ini digunakan untuk membayar kos, membeli makan, dan kebutuhan transportasi. Anggaran berasal dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali tahun 2025.
“Bantuan diberikan setiap bulan sampai mereka menyelesaikan kuliah,” kata Koster. Skema ini memastikan mahasiswa bisa fokus belajar tanpa terbebani biaya harian.
Pemprov Bali juga memastikan bantuan cair tepat waktu dan tidak tersendat. Tujuannya agar para mahasiswa tetap semangat mengikuti perkuliahan.
Langkah ini disambut positif oleh banyak pihak. Banyak yang menilai pendekatan holistik ini menjadi kunci keberhasilan program tersebut.
Dukungan 26 Kampus Negeri dan Swasta
Gubernur Koster mengajak semua rektor perguruan tinggi di Bali untuk bahu membahu menyukseskan program ini. Ia menyebut dukungan semua pihak sangat penting.
“Ini adalah bentuk gotong royong demi masa depan Bali,” ungkapnya. Rektor dari 26 perguruan tinggi sudah menyatakan dukungan penuh.
Program ini akan diprioritaskan bagi lulusan SMA/SMK dari keluarga kurang mampu. Seleksi dan verifikasi dilakukan secara ketat dan transparan.
Semua proses dirancang agar program benar-benar tepat sasaran. Koster menegaskan, “Tidak boleh ada penyalahgunaan dalam bentuk apapun.”
Dukungan ini memperkuat harapan bahwa generasi muda Bali akan memiliki masa depan yang lebih cerah dan setara.
Fokus Pemerintah: Pemerataan dan Keadilan Sosial
Koster menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya menuju Bali yang lebih berdaya saing, adil, dan berkeadaban. Fokus utama adalah pemerataan pendidikan.
Dengan memprioritaskan kelompok tak mampu, Pemprov Bali ingin memotong rantai kemiskinan secara struktural. Pendidikan dianggap sebagai alat strategis.
“Ini bukan bantuan, tapi hak mereka,” ujarnya. Dengan pendidikan, generasi muda akan memiliki peluang lebih baik di masa depan.
Pemerintah juga menyusun sistem pelaporan dan pengawasan untuk menjaga akuntabilitas. Setiap rupiah yang dikeluarkan harus tepat guna.
Langkah ini sekaligus memperkuat nilai transparansi dalam tata kelola pemerintahan di Bali, terutama dalam sektor pendidikan.
Teknis Program Disusun Tim Khusus
Untuk memastikan pelaksanaan berjalan lancar, Gubernur Koster membentuk tim teknis khusus. Tim ini bertugas menyusun petunjuk pelaksanaan teknis (juknis).
Juknis akan memuat tahapan seleksi, kriteria penerima, mekanisme bantuan, hingga evaluasi kinerja. Semua aspek dikaji dengan cermat.
“Tim bekerja agar program tidak hanya jalan, tapi juga berkelanjutan,” tegas Koster. Penerapan juknis akan menjadi dasar semua proses.
Langkah ini menunjukkan bahwa program tidak dibuat secara terburu-buru, melainkan dengan perencanaan matang. Tujuannya agar manfaatnya dapat dirasakan maksimal.
Tim juga akan menerima masukan dari masyarakat dan lembaga pendidikan guna menyempurnakan pelaksanaan program.
Masa Depan Bali Lewat SDM Unggul
Program Satu Keluarga Satu Sarjana adalah bagian dari visi jangka panjang Bali. Pemerintah ingin membangun SDM yang unggul dan kompetitif.
Dengan pendidikan yang merata, ketimpangan sosial dapat dikurangi. Anak-anak dari desa terpencil sekalipun bisa kuliah tanpa takut soal biaya.
Ini juga menjadi cara menjaga peradaban Bali agar tetap lestari dan mampu bersaing secara global. Ilmu dan budaya harus berjalan seiring.
Koster menyebut, “Dengan SDM unggul, kita bisa menjaga Bali tetap maju tanpa kehilangan jati diri.” Program ini adalah salah satu jalannya.
Melalui pendidikan, Bali juga berharap bisa meminimalkan urbanisasi serta menghidupkan kembali potensi lokal.(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v