Jakarta, EKOIN.CO – Marina Budiman mencatatkan lonjakan kekayaan luar biasa dalam satu hari terakhir. Berdasarkan pemantauan Forbes Real-Time Billionaire, kekayaan wanita yang dikenal sebagai tokoh penting di industri teknologi tersebut meningkat sebesar Rp23 triliun dalam sehari, menjadikannya sebagai orang terkaya ke-6 di Indonesia per 21 Juli 2025.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Kenaikan kekayaan itu seiring dengan lonjakan harga saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII), perusahaan penyedia pusat data yang didirikan Marina. Dalam beberapa hari terakhir, saham DCII mengalami kenaikan tajam hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA), yang tercatat naik hampir 90% hanya dalam sepekan.
Menurut Forbes, saat ini kekayaan Marina mencapai US$ 9,3 miliar atau sekitar Rp151,68 triliun dengan kurs Rp16.310 per dolar AS. Lonjakan ini berasal dari kepemilikan sahamnya di DCII yang merupakan saham dengan harga tertinggi di Bursa Efek Indonesia saat ini, yakni Rp288.950 per lembar.
Dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes, Marina kini menyalip tokoh-tokoh seperti Keluarga Tahir, TP Rachmat, Sukanto Tanoto, hingga Martua Sitorus. Ia juga tercatat sebagai wanita terkaya di Tanah Air saat ini.
Forbes melaporkan bahwa hanya dalam satu hari, kekayaan Marina bertambah US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp22,83 triliun. Hal ini menunjukkan dampak langsung dari dinamika pasar modal terhadap kekayaan individu yang memiliki saham signifikan di perusahaan terbuka.
Saham DCII Meroket, Dorong Kekayaan Marina
Harga saham DCII telah mengalami lonjakan drastis sejak awal tahun 2025. Data perdagangan menunjukkan bahwa saham tersebut naik hampir 600% dari awal tahun hingga saat ini, menjadikannya salah satu saham dengan performa terbaik di pasar.
Fenomena ini turut mendorong posisi DCII sebagai pemimpin di sektor pusat data nasional. Peningkatan permintaan layanan digital dan cloud turut mendongkrak pertumbuhan perusahaan yang berbasis di Jakarta tersebut.
Dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, saham DCII naik lebih dari 20% dan berulang kali menyentuh batas ARA. Analis pasar menilai bahwa minat investor terhadap sektor teknologi, khususnya pusat data, menjadi faktor pendorong utama.
Kepemilikan saham Marina di DCII membuat kekayaannya sangat sensitif terhadap fluktuasi harga saham. Kenaikan harga saham tersebut secara otomatis menambah valuasi portofolionya dalam jumlah besar.
Meski demikian, tidak ada pernyataan langsung dari Marina Budiman menanggapi kenaikan tajam hartanya tersebut. Namun profil dan perjalanan kariernya menunjukkan dedikasi panjang di dunia teknologi dan keuangan.
Perjalanan Karier dan Peran Marina di Dunia Teknologi
Marina Budiman saat ini menjabat sebagai Presiden Komisaris PT DCI Indonesia Tbk. sejak tahun 2016. Sebelumnya, ia pernah menjadi Direktur perusahaan tersebut pada periode 2012 hingga 2016. DCII sendiri didirikan Marina bersama Otto Toto Sugiri dan Han Arming Hanafia pada tahun 2011.
Latar belakang pendidikannya berasal dari University of Toronto, Kanada, di mana ia memperoleh gelar Bachelor di bidang keuangan dan ekonomi pada tahun 1985. Setelah itu, ia memulai karier sebagai Account Officer di PT Bank Bali pada tahun yang sama.
Pada tahun 1989, Marina bergabung dengan perusahaan IT Sigma Cipta Caraka sebagai Project Manager. Ia kemudian menduduki sejumlah posisi strategis di perusahaan tersebut, seperti Chief Financial Officer hingga Sales and Delivery Director.
Hubungan profesionalnya dengan Otto Toto Sugiri sudah terjalin sejak bekerja bersama di Bank Bali. Mereka kembali berkolaborasi di sektor teknologi informasi dan mendirikan beberapa perusahaan, termasuk Indonet.
Indonet dikenal sebagai penyedia layanan internet pertama di Indonesia. Marina dan tim pendiri lainnya memutuskan menjual saham mereka di Indonet pada tahun 2023 sebagai bagian dari langkah diversifikasi usaha.
Marina telah membuktikan eksistensinya di dunia bisnis teknologi Indonesia selama lebih dari tiga dekade. Kini, kiprahnya di DCII menempatkannya di posisi elite jajaran orang paling berpengaruh dalam industri digital nasional.
Kenaikan drastis kekayaan Marina bukan hanya mencerminkan kesuksesan individu, tetapi juga menjadi indikator pertumbuhan signifikan sektor teknologi di Indonesia. DCII kini menjadi pusat perhatian para investor dan analis keuangan.
Dalam waktu yang sangat singkat, Marina berhasil menembus dominasi laki-laki dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes. Ini menunjukkan bahwa perempuan Indonesia mampu bersaing dan mendominasi di sektor bisnis teknologi.
Bersamaan dengan meningkatnya nilai saham DCII, muncul spekulasi di kalangan investor bahwa perusahaan ini sedang menyiapkan ekspansi besar atau kemitraan strategis yang dapat meningkatkan valuasinya di masa depan.
Peningkatan valuasi saham DCII juga menunjukkan betapa besarnya kepercayaan pasar terhadap prospek industri pusat data yang kini menjadi tulang punggung layanan digital dan ekonomi berbasis teknologi di Indonesia.
Lonjakan kekayaan Marina menjadi peristiwa penting yang menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan kekayaan sangat mungkin dicapai dalam waktu cepat melalui kepemilikan strategis di sektor yang tengah berkembang.
Data Forbes ini menjadi catatan penting bagi pelaku pasar, investor, maupun pelaku usaha yang sedang mencari peluang baru di bidang teknologi. DCII dan sosok Marina Budiman kini menjadi simbol sukses transformasi digital Indonesia.
Kisah keberhasilan Marina Budiman memberi gambaran tentang pentingnya ketekunan, pengetahuan industri, serta jaringan bisnis yang kuat dalam membangun dan mempertahankan perusahaan berskala besar.
dari lonjakan kekayaan Marina Budiman adalah bahwa sektor teknologi di Indonesia, khususnya layanan pusat data, tengah berada dalam fase pertumbuhan pesat. Peran strategis dalam perusahaan teknologi bisa berdampak langsung pada kekayaan personal.
Dengan kepemimpinan yang konsisten dan strategi bisnis yang tepat, seorang individu bisa mencapai posisi elite dalam perekonomian nasional, bahkan dalam waktu singkat. Kisah Marina juga membuka ruang diskusi tentang representasi perempuan dalam dunia bisnis.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa dinamika harga saham dapat memberi dampak sangat besar pada kekayaan bersih seseorang. Namun, dibalik lonjakan tersebut, terdapat pengalaman panjang dan dedikasi di industri yang dijalani Marina.
Marina Budiman menjadi salah satu contoh konkret bahwa transformasi digital tidak hanya membawa dampak teknologi, tetapi juga pergeseran signifikan dalam struktur kekayaan dan kepemimpinan bisnis di Indonesia.
Ke depan, kisah ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk berani mengambil peran strategis dalam dunia bisnis teknologi, dan menjadi inspirasi bahwa keberhasilan di sektor ini bukanlah milik satu gender semata. (*)