Jakarta, EKOIN.CO – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono mengadakan pertemuan bilateral dengan Australian Prudential Regulation Authority (APRA) di Sydney, Australia, pada Senin, 28 Juli 2025.
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Economic Policy Dialogue tahunan antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan Australian Treasury. Dialog ini menjadi wadah untuk mempererat kerja sama strategis bidang kebijakan dan regulasi keuangan.
Dalam suasana yang hangat dan penuh kolaborasi, Thomas menekankan pentingnya momen tahun ini bagi Indonesia. Ia menyampaikan bahwa Kemenkeu sedang melakukan restrukturisasi kelembagaan dengan membentuk Direktorat Jenderal baru.
Direktorat ini bernama Direktorat Jenderal Pengembangan dan Stabilitas Sektor Keuangan, sebagai langkah konkret memperkuat ekosistem keuangan nasional. Thomas menyebut bahwa pembentukan direktorat baru ini selaras dengan visi Indonesia Emas 2045.
Omnibus Law on the Financial Sector menjadi topik yang turut disorot dalam dialog. Reformasi ini dianggap pondasi penting dalam menciptakan sistem keuangan yang tangguh, inklusif, dan mendukung ekonomi berkelanjutan.
Bahas Sinergi Kelembagaan dan Isu Global
APRA memberikan perhatian khusus terhadap koordinasi kelembagaan lintas sektor antara Indonesia dan Australia. Mereka membandingkan sinergi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dengan Council of Financial Regulators (CFR).
Koordinasi tersebut mencakup tanggap cepat terhadap tekanan pasar serta kesiapan menghadapi tantangan digital dan krisis iklim. Kedua pihak juga mendiskusikan pembelajaran dari masing-masing pengalaman regulasi dan penanganan stabilitas.
Selain itu, APRA juga mencermati respons Indonesia dalam menghadapi gejolak global, khususnya kebijakan tarif Amerika Serikat. Mereka mengapresiasi strategi Indonesia mendiversifikasi sumber investasi.
Dalam konteks itu, peluncuran instrumen Kangaroo Bond menjadi langkah diplomasi ekonomi yang dinilai strategis. APRA menilai, instrumen ini membuka pintu bagi investor Australia untuk menjajaki potensi yang lebih luas di Indonesia.
“Investor Australia secara fundamental memiliki kepercayaan terhadap kebijakan Indonesia karena potensi ekonominya yang besar,” ungkap salah satu pejabat APRA saat sesi diskusi tertutup.
Perkuat Pertukaran Pengetahuan dan Kebijakan Keuangan
Pertemuan juga menyepakati pentingnya peningkatan pertukaran pengetahuan dan kerja sama teknis antar kedua negara. Hal ini sejalan dengan semangat kolaborasi di era ketidakpastian global saat ini.
Kementerian Keuangan Indonesia melihat peluang besar dari model APRA dalam membentuk tata kelola keuangan yang tangguh. Model tersebut dianggap relevan untuk memperkuat integritas sektor keuangan domestik.
Dalam waktu dekat, kedua negara akan menindaklanjuti pertemuan ini dengan program pertukaran pegawai serta seminar bersama seputar risiko sistemik dan penguatan lembaga keuangan.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas kelembagaan dan mendorong lahirnya kebijakan adaptif terhadap dinamika ekonomi global.
Pertemuan bilateral di Sydney ini menandai komitmen jangka panjang dalam membangun sistem keuangan regional yang lebih kuat dan terintegrasi.
Pertemuan bilateral antara Wamenkeu Thomas Djiwandono dan APRA menegaskan komitmen Indonesia-Australia untuk memperkuat kolaborasi sektor keuangan. Sinergi yang terbangun mencakup aspek teknis, kelembagaan, dan strategi menghadapi tekanan global.
Dialog tersebut juga memperlihatkan keseriusan Indonesia dalam membentuk ekosistem keuangan yang tahan krisis dan inklusif. Langkah ini selaras dengan tujuan jangka panjang dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Dengan fondasi kerja sama yang kokoh, diharapkan Indonesia dan Australia dapat saling menguatkan menghadapi tantangan ekonomi regional maupun global yang semakin kompleks.(*)