Bandung EKOIN.CO – Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi memperkenalkan sepuluh proyek unggulan bernilai triliunan rupiah dalam ajang West Java Investment Challenge (WJIC) 2025. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 22 Juli 2025, dengan tujuan menarik investasi skala nasional maupun internasional guna mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah Jawa Barat.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Kesepuluh proyek tersebut dipilih dari puluhan usulan yang diajukan oleh berbagai pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Barat. Proyek-proyek ini dinilai tidak hanya menjanjikan dari segi nilai investasi, tetapi juga dianggap siap ditawarkan ke calon investor karena telah melewati tahapan perencanaan yang matang.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar, Dedi Taufik, proyek-proyek terpilih mewakili sektor strategis yang mampu memberikan dampak luas terhadap perekonomian daerah, termasuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan konektivitas.
“WJIC tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga platform kolaboratif untuk memperkuat kapasitas daerah dalam mengemas peluang investasi yang berkualitas,” ujar Dedi. Ia menambahkan bahwa proyek-proyek ini diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan Jawa Barat ke depan.
Daftar Proyek Prioritas Pilihan Panel Independen
Proses seleksi dilakukan oleh panel independen yang terdiri dari perwakilan Kementerian Investasi, Bank Indonesia, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), dan lembaga keuangan lainnya. Mereka menilai proyek berdasarkan kelayakan, potensi dampak, dan kesiapan implementasi.
Salah satu proyek dengan nilai terbesar adalah Transportasi Massal Berbasis Rel di Kabupaten Bandung dengan estimasi investasi mencapai Rp 16 triliun. Proyek ini diproyeksikan mampu mempercepat mobilitas dan menurunkan emisi karbon dalam jangka panjang.
Proyek lainnya yang menarik perhatian adalah Pembangunan TOD (Transit Oriented Development) Depok senilai Rp 7,6 triliun. Proyek ini mengintegrasikan kawasan pemukiman, komersial, dan transportasi publik dalam satu wilayah yang saling terkoneksi.
Selain dua proyek berskala besar tersebut, terdapat juga proyek seperti SINTAS (Sentra Industri Nira Tasikmalaya) di Kabupaten Tasikmalaya senilai Rp 13,1 miliar, dan Industri Pengolahan Tepung Jagung Jaguarmill di Kabupaten Garut senilai Rp 191 miliar.
Untuk mendukung efisiensi energi, dua proyek Penerangan Jalan Umum (PJU) juga masuk dalam daftar, yaitu di Kabupaten Pangandaran (Rp 61,6 miliar) dan Kota Bandung (Rp 426,8 miliar). Keduanya diarahkan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi energi di wilayah perkotaan dan pesisir.
Sektor Pertanian dan Industri Kreatif Dapat Perhatian
Dari sektor pertanian, proyek Integrasi Pertanian Organik Berbasis Ekonomi Sirkuler di Kabupaten Sumedang senilai Rp 139,8 miliar menjadi salah satu yang diunggulkan. Proyek ini mengusung prinsip keberlanjutan dan ekonomi hijau dengan pendekatan terpadu.
Tak kalah menarik, proyek Pengolahan Mangosteen Zero Waste Product di Kabupaten Purwakarta bernilai Rp 54 miliar turut masuk dalam daftar. Proyek ini dirancang untuk menghasilkan produk bernilai tambah dari limbah manggis melalui pendekatan nol limbah.
Dalam sektor industri kreatif, Pemerintah Kota Depok mengusulkan pembangunan Co-Working Space TOD Pondok Cina dengan nilai proyek Rp 1,4 miliar. Fasilitas ini diharapkan menjadi ruang kerja produktif yang terintegrasi dengan pusat transportasi.
Selain itu, Kabupaten Garut turut mengajukan proyek Industri Pengolahan Pakan Ternak Silase senilai Rp 189,6 miliar, yang menyasar penguatan ketahanan pangan dan pengembangan peternakan lokal dengan teknologi modern.
Dedi Taufik menyatakan bahwa seluruh proyek tersebut akan melalui tahapan verifikasi lapangan (site visit) sebagai bagian dari proses pra-implementasi sebelum dipasarkan ke forum investasi global dan nasional. Proyek-proyek ini juga akan dimasukkan dalam katalog resmi Pemprov Jawa Barat di bawah program Investment Project Ready to Offer (IPRO).
Ia menambahkan, “Lewat pendekatan yang lebih konkret dan terbuka, proyek-proyek unggulan ini diharapkan segera menemukan mitra investor yang tepat.”
Lebih lanjut, Dedi menekankan bahwa Pemprov Jabar berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan proyek-proyek tersebut dari hulu ke hilir, termasuk melalui dukungan perizinan dan pendampingan dari dinas terkait.
Keikutsertaan berbagai lembaga nasional dalam proses seleksi menunjukkan adanya standar ketat yang diterapkan agar setiap proyek tidak hanya feasible secara ekonomi tetapi juga berdampak sosial.
Dengan keberagaman sektor yang ditawarkan, sepuluh proyek ini diharapkan menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi regional serta menjadi model replikasi di daerah lain.
Dukungan dari pemerintah pusat serta kemitraan dengan swasta menjadi elemen penting dalam proses realisasi investasi yang ditargetkan mulai berjalan pada 2026 mendatang.
Melalui strategi pemasaran yang agresif dan pendampingan berkelanjutan, proyek-proyek tersebut akan ditawarkan secara terbuka di berbagai ajang, seperti Indonesia Investment Forum dan Regional Investment Day.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan menyediakan sistem pelacakan proyek daring agar investor dapat memantau perkembangan secara real-time.
Demi memastikan transparansi, Pemprov akan bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional dan auditor independen untuk melakukan evaluasi berkala terhadap proyek yang telah berjalan.
sepuluh proyek strategis tersebut merupakan hasil seleksi ketat dari berbagai daerah di Jawa Barat dan menunjukkan kesiapan konkret dalam menggaet investor. Proyek-proyek ini merepresentasikan beragam sektor mulai dari transportasi, industri pengolahan, energi, pertanian, hingga ekonomi kreatif.
Diharapkan, setiap proyek tidak hanya dilihat dari besaran nilai investasinya, tetapi juga dari potensi dampaknya terhadap masyarakat lokal. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan di Jawa Barat.
Pemerintah daerah diminta untuk terus menjaga konsistensi dalam mengawal setiap tahapan pelaksanaan proyek agar tidak berhenti hanya di tahap perencanaan. Dukungan birokrasi yang responsif dan regulasi yang kondusif akan sangat menentukan keberhasilan investasi.
Peran aktif masyarakat dalam mengawasi dan mendukung proyek di daerahnya juga tidak kalah penting untuk menjaga akuntabilitas dan relevansi terhadap kebutuhan lokal. Keberhasilan proyek akan menjadi tolok ukur keseriusan daerah dalam menciptakan iklim usaha yang sehat.
sebaiknya Pemprov Jabar memperkuat komunikasi publik terhadap manfaat dari proyek-proyek tersebut agar partisipasi masyarakat meningkat. Pemda juga perlu memastikan keterlibatan UMKM lokal dalam rantai pasok proyek guna memperluas dampak ekonomi.
Pemerintah daerah yang proyeknya terpilih, disarankan untuk mempersiapkan SDM dan regulasi pendukung agar investor merasa lebih yakin terhadap kelangsungan investasi. Selain itu, sistem insentif dan perizinan perlu dipermudah sebagai daya tarik tambahan.
Langkah konkret lainnya adalah mempercepat penyelesaian kendala lahan dan lingkungan yang kerap menjadi hambatan dalam realisasi proyek. Pemerintah harus bertindak proaktif sebelum investor menghadapi keraguan.
Dengan adanya verifikasi lapangan dan keterlibatan pihak ketiga, pengawasan proyek akan berjalan lebih efektif. Transparansi dalam laporan kemajuan proyek juga menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan kredibilitas di mata investor.
Pemprov Jawa Barat juga perlu mengembangkan sistem digital terpadu yang memungkinkan pengawasan dan koordinasi lintas instansi agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan. Pendekatan ini diyakini dapat mempercepat pelaksanaan proyek unggulan dengan hasil yang optimal.
( * )