Jakarta, EKOIN.CO – Sebuah jasad pria tanpa kepala ditemukan mengambang di Kali Ciliwung, kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu siang, 9 Juli 2025. Penemuan jasad tersebut mengundang perhatian publik, lantaran diduga kuat merupakan pegawai dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, menyatakan bahwa pihak Kemendagri masih menunggu hasil tes DNA untuk memastikan identitas jasad yang ditemukan. Tes tersebut baru dilakukan pada Jumat, 11 Juli 2025, dan hasilnya diperkirakan akan keluar dalam dua hari ke depan.
“Masih menunggu hasil tes DNA, kira-kira dalam dua hari ke depan (hasilnya keluar), tadi baru dilakukan (tesnya),” ungkap Bima Arya saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat, seperti dilansir dari Kompas.com.
Bima menyebutkan bahwa jasad tersebut diduga merupakan staf pengemudi dari Biro Umum Kemendagri. Keterangan ini diperkuat oleh dugaan bahwa korban hanyut saat sedang memancing di kawasan Megamendung, Bogor.
Identifikasi Masih Menunggu Hasil DNA
Keterangan sementara dari aparat dan Kemendagri belum dapat memastikan secara resmi identitas korban. Namun, keberadaan beberapa rekan kerja korban di lokasi penemuan menjadi salah satu petunjuk awal mengenai keterkaitan korban dengan Kemendagri.
“Ya, kalau kemarin itu ada beberapa temannya (dari Kemendagri) yang datang, yang ikut nunggu di TKP,” ujar Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 10 Juli 2025.
Penemuan jasad itu terjadi di Jalan Rawajati Timur III, sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, warga sedang memancing di tepi Kali Ciliwung dan melihat mayat mengambang tanpa kepala.
Pihak kepolisian segera melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengevakuasi jasad dari lokasi. Langkah-langkah penyelidikan dilakukan untuk mengungkap identitas korban dan penyebab kematiannya.
Kondisi Jasad dan Dugaan Sementara Polisi
Polisi menyatakan bahwa kondisi rusak pada tubuh korban diduga akibat serangan hewan liar. Beberapa bagian tubuh korban tampak tidak utuh, termasuk hilangnya kepala.
“Diduga rusak akibat hewan liar, kemungkinan dimakan biawak,” jelas salah satu petugas yang tidak disebutkan namanya saat berada di lokasi.
Saat ini, jasad telah dibawa ke rumah sakit untuk proses autopsi lebih lanjut. Pemeriksaan forensik juga mencakup analisis kerusakan tubuh dan pengambilan sampel DNA.
Hasil DNA menjadi kunci utama dalam mengungkap apakah korban benar merupakan staf Kemendagri. Jika terbukti, maka akan mempermudah proses identifikasi dan penelusuran penyebab kematian.
Sampai Jumat malam, pihak keluarga dari staf yang diduga menjadi korban belum memberikan keterangan resmi kepada media. Mereka disebut masih menunggu kepastian dari hasil pemeriksaan medis.
Di sisi lain, pihak kepolisian masih terus melakukan pendalaman, termasuk penelusuran kemungkinan saksi mata atau rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
Dugaan korban merupakan staf pengemudi Kemendagri diperkuat oleh informasi bahwa korban terakhir terlihat saat memancing di kawasan Megamendung. Namun, tidak ada laporan resmi hilangnya pegawai hingga penemuan jasad tersebut.
Polisi juga akan melakukan uji pencocokan data korban yang dinyatakan hilang dengan data hasil forensik. Langkah ini penting untuk memastikan keakuratan identifikasi.
Hingga saat ini, motif di balik kematian korban belum dapat dipastikan. Polisi belum menemukan tanda-tanda kekerasan selain kerusakan akibat kemungkinan serangan hewan.
Proses penyelidikan dipastikan akan terus berjalan hingga hasil autopsi dan DNA keluar dalam dua hari ke depan. Hasil tersebut akan menjadi dasar tindakan lanjutan dari kepolisian.
Pihak Kemendagri menyatakan akan memberikan informasi lanjutan setelah memperoleh kepastian hasil uji DNA. Bima Arya menegaskan bahwa pihak kementerian akan terbuka jika ada perkembangan terbaru.
Sementara itu, warga sekitar lokasi penemuan masih diimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi, guna menghindari kesimpangsiuran data yang beredar.
Penemuan jasad pria tanpa kepala ini menambah daftar kasus penemuan mayat misterius yang masih menyisakan pertanyaan besar di masyarakat.
Kehadiran teman-teman korban di tempat kejadian memberikan petunjuk penting, namun belum cukup untuk menyimpulkan identitas secara final tanpa hasil tes DNA resmi.
Proses ini menunjukkan pentingnya identifikasi ilmiah dalam mengungkap identitas seseorang yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh. Polisi dan lembaga terkait bekerja sama secara intensif.
Kasus ini menjadi perhatian luas di kalangan publik dan juga internal kementerian. Pihak berwenang berharap hasil tes bisa memberikan kejelasan dan menenangkan keluarga korban.
Kehadiran unsur forensik, uji DNA, dan keterlibatan rekan korban sangat menentukan dalam tahap penyelidikan yang kini sedang berlangsung secara intensif.
dari kasus ini menunjukkan bahwa proses identifikasi jasad manusia memerlukan pendekatan ilmiah yang akurat, terlebih jika kondisi korban tidak utuh. Dugaan awal bisa membantu penyelidikan, namun harus diperkuat oleh bukti forensik. Peran saksi dan keterlibatan keluarga juga krusial untuk mengisi celah informasi dalam investigasi.
Hasil tes DNA akan menjadi titik terang dalam penyelidikan dan mengarahkan langkah hukum berikutnya. Semua pihak yang terlibat harus menunggu hasil laboratorium secara objektif. Kemendagri juga perlu memperkuat sistem keamanan internal serta prosedur pelaporan pegawai hilang untuk mencegah kejadian serupa.
Bagi masyarakat, kasus ini mengingatkan pentingnya kewaspadaan di sekitar lingkungan, terutama di wilayah yang rawan. Penemuan jasad di area umum menandakan perlunya sistem pengawasan dan deteksi dini yang lebih efektif.
Sementara itu, kepolisian diharapkan mempercepat pengungkapan motif kematian korban agar kasus ini tidak menimbulkan spekulasi liar. Penguatan kerja sama dengan forensik dan teknologi identifikasi modern menjadi bagian dari solusi.
kehadiran media dan masyarakat sangat penting untuk mengawal proses penyelidikan dengan tetap mengutamakan akurasi dan empati terhadap keluarga korban. Semua pihak diharapkan dapat menahan diri hingga hasil resmi diumumkan.(*)