Jakarta EKOIN.CO – Musisi legendaris Iwan Fals turut memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Senin, 1 Juli 2025. Acara bertajuk “Simfoni Persatuan” ini menghadirkan sejumlah musisi nasional dan berbagai atraksi hiburan dari kepolisian.
Perayaan ulang tahun Kepolisian Republik Indonesia ini menjadi momen spesial karena terbuka untuk umum dan gratis. Ribuan warga memadati area Monas sejak pagi untuk menyaksikan pertunjukan yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Iwan Fals menjadi salah satu penampil utama yang paling dinanti dalam perhelatan akbar tersebut.
Dalam penampilannya, Iwan Fals membawakan beberapa lagu andalan, termasuk “Bento” dan “Sarjana Muda”. Lagu-lagu tersebut memiliki muatan kritik sosial yang kuat, dan kembali menghidupkan semangat penonton yang memadati lokasi acara. Seiring lantunan musik, Iwan menyisipkan pesan moral kepada aparat kepolisian.
“Mudah-mudahan hama Bento berakhir,” ujar Iwan Fals sebelum menyanyikan lagu “Bento”. Ucapan tersebut sontak disambut riuh tepuk tangan dan sorak-sorai dari para penonton yang hadir. Kalimat tersebut seolah menjadi simbol harapan agar praktik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan bisa dihapuskan dari tubuh institusi penegak hukum.
Selain “Bento”, Iwan juga menyanyikan lagu “Sarjana Muda” yang berisi kritik terhadap kondisi pendidikan dan pengangguran di Indonesia. Sebelum memulai lagu, ia menyampaikan harapannya agar aparat negara ikut memikirkan solusi atas masalah tersebut.
“Semoga lapangan pekerjaan terbuka luas dan pendidikan makin mudah diakses semua orang,” ujar Iwan di atas panggung.
Aksi Iwan disambut antusiasme luar biasa dari penonton. Lirik-lirik lagu yang dinyanyikannya seolah mewakili suara hati rakyat yang menginginkan keadilan, keterbukaan, dan kehidupan yang lebih layak. Sejumlah penonton bahkan turut menyanyikan lagu bersama dan mengangkat tangan sebagai bentuk solidaritas.
Panggung utama acara ini dirancang megah dengan nuansa modern, dihiasi layar LED raksasa dan tata lampu dinamis. Aksi para musisi tampil selang-seling dengan parade dari satuan kepolisian, termasuk atraksi baris-berbaris, terjun payung, serta unjuk kebolehan robot dan drone taktis.
Panitia acara memastikan keamanan acara dengan mengerahkan personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Brimob, dan petugas pengamanan internal. Lalu lintas di sekitar Monas diatur agar tidak mengganggu arus kendaraan umum dan aktivitas masyarakat lainnya.
Simfoni Persatuan, Musik dan Teknologi
Acara HUT Bhayangkara kali ini mengusung tema kebersamaan antara rakyat dan aparat. Selain Iwan Fals, konser ini juga dimeriahkan oleh Padi Reborn, Om Lorenza, dan sejumlah artis nasional lainnya yang tampil bergiliran sejak pagi hingga malam.
Masyarakat yang hadir tidak hanya disuguhi musik, tetapi juga berbagai pameran teknologi kepolisian. Di antaranya adalah penampilan robot anjing taktis, demo penggunaan drone, serta kendaraan lapis baja buatan dalam negeri. Semua itu merupakan upaya Polri menunjukkan transformasi digital dan kesiapan menghadapi tantangan zaman.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho menyampaikan bahwa acara ini menjadi bagian dari pendekatan humanis Polri kepada masyarakat. “Kami ingin menunjukkan bahwa Polri bukan hanya penegak hukum, tetapi juga bagian dari masyarakat yang siap melindungi dan mengayomi,” katanya, dikutip dari Kompas.com.
Salah satu atraksi yang menarik perhatian publik adalah pertunjukan terjun payung oleh satuan brimob. Beberapa penerjun berhasil mendarat tepat di titik yang telah ditentukan, memicu decak kagum dan tepuk tangan dari pengunjung.
Acara ini juga menjadi bagian dari penguatan citra Polri yang lebih terbuka, transparan, dan inklusif. Sejumlah spanduk bertuliskan pesan perdamaian dan pelayanan terpampang di sekitar lokasi acara.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Partisipasi Publik dan Penataan Wilayah
Sejak pukul 06.00 WIB, warga sudah memadati area sekitar Monas. Pemerintah DKI Jakarta bekerja sama dengan kepolisian untuk mengatur arus lalu lintas dan kebersihan area. Dinas Perhubungan DKI menerapkan pengalihan arus di beberapa ruas jalan yang menuju kawasan Monas.
Sebanyak 1.200 petugas kebersihan dikerahkan untuk menjaga lingkungan tetap bersih sepanjang acara berlangsung. Sejumlah petugas medis dan ambulans juga disiagakan untuk mengantisipasi kondisi darurat dari peserta maupun pengunjung.
Di sisi lain, pedagang kaki lima yang biasanya berjualan di kawasan Monas juga mendapatkan ruang berjualan di zona yang ditentukan agar tidak mengganggu jalannya acara.
Pengunjung acara juga mendapatkan akses ke layanan toilet portabel, air minum gratis, dan pos informasi untuk mendapatkan peta area konser. Hal ini membuat acara berlangsung tertib dan nyaman bagi seluruh kalangan usia.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto menyampaikan bahwa pihaknya telah mengantisipasi segala potensi gangguan keamanan sejak jauh hari. Ia berharap perayaan Bhayangkara tahun ini mampu mempererat hubungan masyarakat dengan Polri.
Penampilan Iwan Fals dalam HUT Bhayangkara ke-79 menjadi momen bersejarah dalam membangun hubungan emosional antara masyarakat dan aparat penegak hukum. Musik yang sarat pesan sosial mampu menyentuh lapisan masyarakat luas dan membuka ruang refleksi bersama.
Penyampaian pesan lewat karya seni terbukti menjadi media efektif dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Konser ini bukan hanya hiburan, tetapi juga ruang dialog kultural antara rakyat dan negara. Kehadiran musisi legendaris seperti Iwan Fals menjembatani komunikasi secara damai.
Polri sebaiknya mempertahankan format pendekatan budaya ini di momen-momen penting lainnya. Dengan cara itu, institusi negara bisa mendengar langsung denyut aspirasi rakyat secara terbuka dan partisipatif. Kegiatan seperti ini menciptakan persepsi yang positif di mata publik.
Diperlukan kesinambungan program seperti “Simfoni Persatuan” untuk memperluas kesadaran publik bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, tapi juga kolaborasi semua pihak. Keteladanan, pelayanan, dan komunikasi menjadi fondasi utama kepercayaan.
Masyarakat juga diharapkan mendukung perubahan positif yang diinisiasi Polri. Kritik konstruktif melalui seni maupun forum publik dapat menjadi jalan tengah agar Indonesia lebih adil, setara, dan sejahtera bagi semua pihak.(*)