Teheran EKOIN.CO – Iran menegaskan akan memberikan balasan diplomatik terhadap Australia setelah pemerintah Negeri Kanguru mengusir duta besar Iran. Perseteruan ini dipicu tuduhan antisemit yang diarahkan Canberra kepada Teheran, namun langsung dibantah keras oleh otoritas Iran. Ikuti kabar terbaru di WA Channel EKOIN.
Iran bantah tuduhan antisemit
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menolak tuduhan Australia terkait provokasi antisemit di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan dipengaruhi oleh kepentingan politik dalam negeri Australia.
“Kami menolak tuduhan anti-Semitisme sebagai tuduhan yang tidak berdasar, dan memperingatkan bahwa setiap tindakan diplomatik yang tidak pantas akan dibalas dengan tindakan balasan,” kata pernyataan resmi Kemenlu Iran yang dikutip Tasnim, Selasa (26/8/2025).
Menurut Baqaei, konsep antisemit adalah sebuah rekayasa politik yang diciptakan Barat. Ia menegaskan bahwa dalam ajaran agama, tidak ada ruang bagi antisemitisme. “Itu adalah konsep yang direkayasa oleh orang Barat, dan mereka sendirilah yang harus mempertanggungjawabkan catatan sejarah mereka,” ujar Baqaei menekankan.
Hubungan Iran–Australia memanas
Keputusan Australia mengusir dubes Iran dinilai Teheran sebagai tindakan bermotif politik. Baqaei menyebut langkah tersebut terkait dengan dinamika politik domestik, terutama setelah protes besar-besaran di Australia mengenai konflik Gaza.
“Tindakan terhadap Iran ini, yang menargetkan diplomasi, tampaknya dimaksudkan untuk mengimbangi kritik terbatas yang dilayangkan Australia terhadap rezim Israel,” ujarnya.
Hingga kini, Teheran belum merinci bentuk balasan diplomatik yang akan diberikan. Namun Baqaei menegaskan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan respons setimpal terhadap keputusan Canberra.
Situasi ini menambah ketegangan hubungan kedua negara, yang sebelumnya relatif jarang terlibat konfrontasi langsung. Pengusiran dubes dianggap sebagai eskalasi serius dalam diplomasi, terutama terkait isu yang sangat sensitif seperti antisemit.
Kementerian Luar Negeri Iran juga menyatakan bahwa tuduhan yang diarahkan kepada mereka hanyalah upaya pengalihan isu. Teheran menilai, Australia mencoba menyeimbangkan posisinya yang kerap dikritik publik karena dukungannya terhadap Israel.
Sementara itu, di tingkat global, langkah Australia ini mendapat sorotan karena bisa memperburuk situasi Timur Tengah. Iran dikenal sebagai salah satu negara yang vokal menentang kebijakan Israel, khususnya terkait konflik Gaza.
Meski begitu, para analis menilai, sikap Teheran yang langsung menegaskan balasan justru memperlihatkan bagaimana isu antisemit menjadi alat politik internasional. Negara-negara Barat kerap menjadikan tuduhan ini sebagai legitimasi politik luar negeri, sementara Iran berusaha membalik narasi tersebut.
Perseteruan Iran dan Australia kini masuk ke fase baru, yang berpotensi memengaruhi dinamika hubungan diplomatik kedua negara. Respons balasan Iran akan menjadi penentu apakah ketegangan akan mereda atau justru semakin meningkat dalam waktu dekat.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v