JAKARTA, EKOIN.CO – PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), aktif dalam inovasi energi baru terbarukan. Salah satu tonggak pentingnya adalah peletakan batu pertama (groundbreaking) Pilot Plant Green Hydrogen Ulubelu di Lampung. Fasilitas ini menjadi yang pertama di dunia yang mengintegrasikan teknologi Anion Exchange Membrane (AEM) Electrolyzer dengan energi panas bumi sebagai sumber listrik bersih untuk memproduksi hidrogen hijau. Inisiatif ini menandai langkah besar Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan.
Direktur Utama PGE Tbk, Julfi Hadi, pada paparannya kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di area pameran PGE dalam acara Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta, Rabu (17/9), mengungkapkan bahwa proyek ini adalah bagian penting dari upaya PGE membangun ekosistem hidrogen hijau secara menyeluruh, dari produksi hingga pemanfaatan. Tujuannya adalah untuk mendukung transisi menuju industri rendah karbon.
Julfi menambahkan, proyek hidrogen hijau ini berpotensi untuk direplikasi di berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGEO lain di masa mendatang. Oleh karena itu, ia meminta dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Keterlibatan berbagai pihak sangat krusial untuk memastikan keberhasilan proyek ini.
Proyek ini, kata Julfi, merupakan salah satu tonggak transformasi bisnis PGE. “Hadirnya Green Hydrogen Plant membuat PGE memiliki rantai bisnis hijau yang terintegrasi dari hulu ke hilir,” jelasnya. Fasilitas ini tidak hanya menjadi pusat inovasi, tetapi juga model yang bisa direplikasi di wilayah kerja panas bumi lainnya. Ini juga membuka peluang percepatan solusi off-grid untuk transportasi dan industri rendah karbon.
“Ke depan, peta jalan pengembangan PGE juga mencakup hilirisasi green ammonia dan green methanol sebagai solusi energi masa depan,” ungkapnya lebih lanjut. Pernyataan ini menunjukkan visi jangka panjang PGE dalam mengembangkan portofolio energi bersih yang beragam.
Kolaborasi dan Pengembangan Terus Berlanjut
Komitmen PGEO dalam mengembangkan proyek Green Hydrogen juga tertuang dalam penandatanganan kerja sama penting. Pada acara IIGCE tersebut, PGE Tbk menandatangani komitmen kolaborasi studi pengembangan ekosistem hidrogen hijau di Indonesia dengan PT Toyota Manufacturing Indonesia. Selain itu, juga dilakukan penandatanganan joint study agreement antara PGE Tbk dan Pertamina Energy Terminal. Kolaborasi ini menunjukkan keseriusan perusahaan untuk membangun ekosistem hidrogen hijau secara holistik.
Pilot Project Green Hydrogen Ulubelu merupakan inisiatif pengembangan energi bersih yang memanfaatkan kombinasi unik antara panas bumi sebagai sumber energi terbarukan dan teknologi elektrolisis modern yang lebih hemat energi. Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi hidrogen hijau hingga sekitar 100 kilogram per hari dengan tingkat efisiensi tinggi, berkisar 82-88 persen. Efisiensi ini adalah salah satu keunggulan utama dari proyek ini.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan, Pertamina mendorong inovasi energi transisi untuk ketahanan energi, guna mempercepat target swasembada energi nasional. “Geothermal merupakan salah satu sumber energi yang berpotensi untuk terus dikembangkan di Indonesia, sejalan dengan cadangannya yang masih besar. Kami terus mencari peluang baru, serta aktif dalam mengembangkan ekosistem energi bersih ini,” tambahnya.
Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar, dan pemanfaatannya untuk memproduksi hidrogen hijau adalah langkah yang sangat strategis. Ini tidak hanya akan membantu memenuhi kebutuhan energi di masa depan, tetapi juga akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Pembangunan pilot plant ini juga akan memberikan data dan pengalaman berharga. Data ini akan menjadi landasan untuk pengembangan proyek hidrogen hijau berskala komersial di masa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa PGE tidak hanya berani berinovasi, tetapi juga melakukannya dengan pendekatan yang terukur dan sistematis.
Komitmen Pertamina pada Keberlanjutan dan SDGs
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060. Hal ini diwujudkan dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Pembangunan Pilot Plant Green Hydrogen Ulubelu adalah contoh nyata dari komitmen tersebut. Proyek ini tidak hanya berkontribusi pada pencapaian target iklim, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dan menciptakan lapangan kerja di daerah. Ini adalah investasi yang cerdas dan berkelanjutan.
Fokus PGE pada hilirisasi, seperti yang diungkapkan Julfi Hadi, menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki visi yang luas. Mereka tidak hanya puas sebagai produsen energi panas bumi, tetapi juga ingin menjadi pemain kunci dalam rantai nilai energi bersih yang lebih luas. Hal ini akan memperkuat posisi PGE dan Pertamina Group secara keseluruhan di industri energi global.
Penandatanganan kerja sama dengan perusahaan lain, seperti Toyota, juga sangat strategis. Ini menunjukkan bahwa Pertamina tidak bekerja sendiri. Mereka membangun ekosistem yang kuat dengan melibatkan berbagai pihak. Kolaborasi ini akan mempercepat pengembangan teknologi dan memperluas pasar untuk hidrogen hijau.
Keberhasilan proyek ini akan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam inovasi energi panas bumi di kancah internasional. Ini akan meningkatkan citra Indonesia sebagai negara yang serius dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan.
Langkah ini juga akan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat di sekitar lokasi proyek, terutama di Lampung. Dengan adanya proyek ini, potensi pengembangan ekonomi lokal akan semakin terbuka.
Sebagai penutup, peletakan batu pertama Pilot Plant Green Hydrogen Ulubelu oleh PGE adalah langkah yang sangat penting. Proyek ini tidak hanya inovatif secara teknologi, tetapi juga strategis secara bisnis dan lingkungan. Dengan memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi, PGE membuka jalan baru untuk produksi hidrogen hijau yang berkelanjutan.
Saran untuk ke depannya, PGE harus memastikan bahwa proyek ini tidak hanya berhasil secara teknis, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang maksimal bagi masyarakat lokal. Keterlibatan masyarakat dalam setiap tahap proyek akan menjadi kunci keberlanjutan.
Kesimpulan dari artikel ini adalah bahwa PGE telah mengambil langkah berani dan visioner dalam pengembangan energi bersih. Dengan proyek ini, mereka membuktikan bahwa panas bumi tidak hanya dapat digunakan untuk listrik, tetapi juga untuk memproduksi hidrogen hijau. Ini adalah tonggak sejarah yang akan menginspirasi lebih banyak inovasi di masa depan.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v