Jakarta, EKOIN.CO – Kreativitas siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan kembali menorehkan prestasi membanggakan di ajang internasional. Dalam kompetisi World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2025, yang digelar pada 29–31 Mei 2025 di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, tim siswa dari MAN 1 Medan berhasil meraih medali perak.
Enam siswa perwakilan madrasah tersebut adalah Aisyah Hilmaya Hazimah, Azzuhra Ananda Br. Siagian, Rafid Mizan Ahmad, Myiesha Nafeza Syahna, Cut Fatuzzahra Nazwa, dan Adelila Sakinah Harahap. Mereka mempersembahkan karya inovasi bertajuk Smart Environmental Health Air Tracker (SEHAT), sebuah sistem pemantauan kualitas udara berbasis Internet of Things (IoT).
Alat ini mampu mendeteksi kadar karbon dioksida (CO₂), suhu, kelembapan, dan partikel debu secara waktu nyata. Hasil pemantauan langsung ditampilkan melalui sebuah dasbor digital yang dapat diakses oleh seluruh warga sekolah untuk memastikan lingkungan tetap sehat dan aman.
Kepala MAN 1 Medan, Reza Faisal, S.Pd., M.PMat menyatakan rasa syukur dan kebanggaannya atas pencapaian ini. Dalam wawancara melalui sambungan telepon, Reza menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh tim yang telah bekerja keras membawa nama baik madrasah.
“Dengan prestasi yang didapat ini diharapkan jangan cepat merasa puas dan bosan untuk berlatih serta teruslah belajar agar ke depan bisa meraih prestasi lebih baik lagi. Tentunya madrasah akan terus mendukung setiap siswa dalam meraih prestasi,” ujar Reza.
Capaian di Kancah Internasional
Ajang WYIE 2025 merupakan salah satu pameran dan kompetisi inovasi bergengsi di dunia. Tahun ini, acara tersebut diikuti oleh 723 peserta dari 15 negara, termasuk Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Thailand, Kanada, dan Uni Emirat Arab.
Dalam persaingan yang sangat ketat itu, tim MAN 1 Medan berhasil menyita perhatian para juri melalui inovasi SEHAT yang dinilai mampu memberikan solusi konkret terhadap isu kualitas udara di lingkungan pendidikan.
Salah satu guru pembimbing, Mhd. Doni Anggara, menjelaskan bahwa kesuksesan ini tidak diraih secara instan. “Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan semangat kolaboratif para siswa. Prestasi ini bukan hanya untuk MAN 1 Medan, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi dunia pendidikan madrasah di Indonesia khususnya MAN 1 Medan,” tuturnya.
Menurut Doni, proses pengembangan proyek SEHAT berlangsung selama lebih dari tiga bulan, mulai dari riset, uji coba alat, hingga persiapan presentasi internasional. Semua anggota tim terlibat aktif di setiap tahapan pengembangan.
Partisipasi mereka dalam WYIE juga didukung penuh oleh pihak sekolah, termasuk dalam pembiayaan, pembimbingan, dan fasilitas laboratorium yang mendukung eksplorasi ide-ide inovatif siswa.
Bukti Potensi Siswa Madrasah
Karya inovatif tim MAN 1 Medan menunjukkan bahwa siswa madrasah tak hanya unggul dalam nilai-nilai religius dan akademik, tetapi juga mampu mengintegrasikan sains dan teknologi dalam kehidupan nyata.
Capaian ini menjadi salah satu bukti bahwa pendidikan berbasis madrasah dapat sejajar dengan lembaga pendidikan lainnya di dunia dalam hal prestasi dan kualitas peserta didik.
Penggunaan teknologi IoT pada alat SEHAT membuka peluang luas dalam penerapan sistem serupa di sekolah-sekolah lain di Indonesia, terutama dalam mendukung kesehatan lingkungan belajar.
Ajang WYIE sendiri mendorong peserta muda dari seluruh dunia untuk menciptakan solusi inovatif berbasis teknologi yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
SEHAT dinilai memenuhi kriteria tersebut karena mampu menggabungkan aspek edukatif, teknis, dan kebermanfaatan sosial, sehingga layak mendapat apresiasi internasional dalam bentuk medali perak.
Prestasi ini seharusnya menjadi pemicu semangat bagi institusi pendidikan lain untuk lebih mendorong siswanya dalam berinovasi, terutama dalam bidang teknologi terapan. Sekolah dan madrasah di Indonesia memiliki potensi besar jika diberikan ruang dan dukungan yang memadai.
Diperlukan sinergi antara guru, siswa, dan pihak sekolah untuk terus menciptakan ekosistem pembelajaran yang mendukung riset dan inovasi. Tidak hanya sekadar mengejar nilai, tetapi juga membangun keterampilan hidup yang berdampak luas.
Ke depan, diharapkan pemerintah melalui Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dapat memberikan insentif khusus bagi lembaga pendidikan yang berhasil mencetak inovator muda, sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia unggul di Indonesia.(*)