• Latest
  • Trending
  • All
Indonesia Pertahankan Rekor Tidak Gagal Bayar Utang

Indonesia Pertahankan Rekor Tidak Gagal Bayar Utang

23 Juni 2025
RAPBN 2026 Disepakati, Pendapatan Negara Naik Rp5,9 T

Asumsi Dasar Makro Ekonomi RAPBN Disepakati.

9 September 2025
Bank Mandiri Tanam Ratusan Pohon di Livin’ Planet.

Bank Mandiri Tanam Ratusan Pohon di Livin’ Planet.

9 September 2025
BSI Catat Pembiayaan Konsumer Rp287 Triliun

BSI Kuatkan Peran UMKM Lewat Keuangan Syariah.

9 September 2025
Prabowo Balas Kritik dengan Data Ekonomi

Prabowo Balas Kritik dengan Data Ekonomi

9 September 2025
Petani Tebu Didukung KUR Menuju Swasembada

Petani Tebu Didukung KUR Menuju Swasembada

9 September 2025
Eks Jenderal Kopassus Disebut Calon Menko Polkam

Eks Jenderal Kopassus Disebut Calon Menko Polkam

9 September 2025
KPK Panggil Analis OJK Soal Korupsi CSR

KPK Panggil Analis OJK Soal Korupsi CSR

9 September 2025
Tiga Surat Resmi ke Kejati Desak Eksekusi Silfester

Tiga Surat Resmi ke Kejati Desak Eksekusi Silfester

9 September 2025

Aksi BEM UI #RakyatTagihJanji Padati Gedung DPR

9 September 2025
Anggaran Program Makan Gratis Sekolah, Tembus 1,2 Triliun Rupiah Per Hari

Anggaran Program Makan Gratis Sekolah, Tembus 1,2 Triliun Rupiah Per Hari

9 September 2025
Usai Dilantik Prabowo, Menteri Baru Langsung Bergerak

Usai Dilantik Prabowo, Menteri Baru Langsung Bergerak

9 September 2025
Purbaya Tegaskan Tak Ada Pajak Baru

Purbaya Tegaskan Tak Ada Pajak Baru

9 September 2025
Selasa, September 9, 2025
  • Login
EKOIN.CO
  • HOME
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • HUKUM
    • POLITIK
    • CEK FAKTA
    • BERITA VIDEO
    • BERITA FOTO
  • ENTERTAINT
    • DESTINASI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • EBOOK
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAH RAGA
    • TEKNOLOGI
No Result
View All Result
  • HOME
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • INDUSTRI
    • INFRASTRUKTUR
    • PERTANIAN
    • PROPERTI
    • UMKM
    • PROFIL
    • ENERGI
  • PERISTIWA
    • INTERNASIONAL
    • NASIONAL
    • MEGAPOLITAN
    • KRIMINAL
    • OPINI
    • SOSIAL
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN
  • POLKUM
    • HUKUM
    • POLITIK
    • CEK FAKTA
    • BERITA VIDEO
    • BERITA FOTO
  • ENTERTAINT
    • DESTINASI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • EBOOK
    • KULINER
    • OTOMOTIF
    • SELEBRITI
    • MUSIK
  • RAGAM
    • EDUKASI
    • HIKMAH
    • SENI & BUDAYA
    • TIPS
    • OLAH RAGA
    • TEKNOLOGI
No Result
View All Result
EKOIN.CO
No Result
View All Result
  • HOME
  • EKOBIS
  • PERISTIWA
  • POLKUM
  • ENTERTAINT
  • RAGAM
Home EKOBIS

Indonesia Pertahankan Rekor Tidak Gagal Bayar Utang

Rasio utang terhadap PDB Indonesia mencapai 39,6% pada Januari 2025, masih dalam batas aman. Presiden Prabowo menegaskan Indonesia belum pernah gagal bayar utang, dibanding negara besar lainnya.

by Akmal Solihannoer
23 Juni 2025, 19:57
in EKOBIS, KEUANGAN
Reading Time: 5 mins read
0
A A
0
Indonesia Pertahankan Rekor Tidak Gagal Bayar Utang

Jakarta, EKOIN.CO – Organisation for Economic Co‑operation and Development (OECD) dalam laporan Global Report 2025 memperingatkan semakin memburuknya tekanan utang di negara‑negara berkembang, termasuk Indonesia . Pemerintah menyatakan berada di jalur yang aman meski utang terus meningkat.

Data per Januari 2025 menunjukkan utang pemerintah pusat mencapai Rp 8.909,14 triliun, naik 1,21% dari Desember 2024 sebesar Rp 8.801,09 triliun. Rasio utang terhadap PDB turun tipis dari 39,7% menjadi 39,6%, dinilai masih dalam batas aman.

RelatedPosts

Asumsi Dasar Makro Ekonomi RAPBN Disepakati.

Bank Mandiri Tanam Ratusan Pohon di Livin’ Planet.

BSI Kuatkan Peran UMKM Lewat Keuangan Syariah.


OECD menyoroti bahwa sebagian besar negara berkembang memiliki PDB di bawah US$300 miliar, memperbesar risiko gagal bayar. Kendati demikian, pasar obligasi rupiah Indonesia kini lebih kuat daripada era 1990‑an, meminimalkan tekanan likuiditas

Data DJPPR Kemenkeu menunjukkan peningkatan utang yang konsisten sejak 2022, namun pemerintah meyakini strategi yang diterapkan efektif untuk menjaga rasio tetap terkendali .


Suminto, Dirjen DJPPR, menegaskan upaya JAKARTA EKOIN.CO – Organisation for Economic Co‑operation and Development (OECD) dalam laporan Global Report 2025 memperingatkan semakin memburuknya tekanan utang di negara‑negara berkembang, termasuk Indonesia . Pemerintah menyatakan berada di jalur yang aman meski utang terus meningkat.

Data per Januari 2025 menunjukkan utang pemerintah pusat mencapai Rp 8.909,14 triliun, naik 1,21% dari Desember 2024 sebesar Rp 8.801,09 triliun . Rasio utang terhadap PDB turun tipis dari 39,7% menjadi 39,6%, dinilai masih dalam batas aman.

OECD menyoroti bahwa sebagian besar negara berkembang memiliki PDB di bawah US$300 miliar, memperbesar risiko gagal bayar. Kendati demikian, pasar obligasi rupiah Indonesia kini lebih kuat daripada era 1990‑an, meminimalkan tekanan likuiditas).

Data DJPPR Kemenkeu menunjukkan peningkatan utang yang konsisten sejak 2022, namun pemerintah meyakini strategi yang diterapkan efektif untuk menjaga rasio tetap terkendali


Suminto, Dirjen DJPPR, menegaskan upaya optimalisasi penerimaan serta pengalokasian belanja produktif menjadi fokus utama

Pemerintah terus mengembangkan sumber pendanaan domestik serta menjaga kualitas belanja, agar utang tidak menumpuk pada komponen rutin.

RPJMN 2025‑2029 menTargetkan rasio utang sekitar 39%, dengan harapan pertumbuhan PDB meredam tekanan utang


Asian Development Bank (ADB) optimistis Indonesia mampu memenuhi kewajiban utangnya. Direktur ADB Indonesia, Jiro Tominaga, menyatakan keyakinannya meski nilai outstanding terus naik, tercatat mencapai US$11,20 miliar per September 2024

Di sisi lain, Bank Indonesia melaporkan neraca pembayaran Q1 2025 defisit USD 0,8 miliar dan transaksi berjalan deficit USD 0,2 miliar, namun cadangan devisa USD 157,1 miliar masih aman, cukup untuk membiayai 6,5 bulan impor dan utang luar negeri


Per November 2024, utang luar negeri tercatat USD 424,06 miliar, naik 5,38% dibanding tahun sebelumnya  Kreditur terbesar adalah:

  • IBRD (Bank Dunia) USD 21,28 miliar
  • ADB USD 10,42 miliar
  • IMF USD 8,45 miliar

Indonesia masih mengandalkan institusi multilateral, membuat struktur utang lebih berimbang.


Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia tak pernah gagal bayar utang meskipun masuk jajaran negara besar. Ia berkali‑kali menyaksikan negara lain mengalami default 5–13 kali

Menurutnya, hal ini menunjukkan reputasi global kita dalam manajemen fiskal yang stabil, dan menjadi bukti bahwa negara dipandang sebagai entitas finansial yang dapat dipercaya .


Ekonom menyebut beban utang meningkat, terutama bunga, mencapai 17,80% dari pendapatan negara—melebihi rekomendasi IMF sebesar 7–10% . Favorabilitas pendapatan negara belum diimbangi dengan produktivitas utang berupa aset dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan pertumbuhan PDB rata‑rata hanya 4,13% (turun dari 5,69%), utang belum cukup optimal digunakan untuk proyek produktif


Kondisi ekonomi global yang tak pasti, termasuk potensi gejolak suku bunga internasional, pelemahan rupiah, dan aliran modal keluar menjadi tantangan bagi Indonesia. Kapital asing sempat hengkang akibat sentimen ekonomi dan anggaran yang dianggap agresif .


Di forum publik, sejumlah netizen menyoroti bahwa meski rasio utang relatif rendah (~40%), kapasitas fiskal Indonesia juga belum besar. Namun kepercayaan investor tetap tinggi karena peringkat Investment Grade dari lembaga internasional


Rasio utang‑terhadap‑PDB Indonesia masih di bawah batas aman (60%), sesuai UU No 17/2003. Namun jumlah total utang Rp 8.041 triliun (per Nov 2023) adalah rekor tertinggi, meski rasio masih cukup wajar


Utang besar serta beban bunga tinggi dapat mengekang ruang fiskal untuk belanja produktif. If tidak dikelola dengan tepat, beban utang dapat menghambat kinerja ekonomi dan daya tahan nasional .


Secara piramida terbalik: Indonesia menghadapi tekanan utang yang meningkat dan risiko pasar global. Namun struktur utang yang lebih dalam rupiah, cadangan devisa yg kuat, serta dukungan lembaga internasional memberi modal kuat. Reputasi negara yang belum pernah gagal bayar menunjukkan kepercayaan global. Meskipun demikian, tantangan bunga tinggi dan pertumbuhan domestik yang belum optimal tetap perlu diwaspadai.


Pemerintah perlu memperkuat peran utang dalam mendanai proyek produktif agar mendukung pertumbuhan jangka panjang. Optimalisasi penerimaan dan reformasi pajak harus dipacu untuk menambah kapasitas fiskal. Transparansi pemberian utang dan strukturnya perlu diperjelas guna menjaga kepercayaan investor. Diversifikasi sumber pembiayaan, terutama dalam rupiah, harus terus dikembangkan. China dan lembaga global sebaiknya dilibatkan sebagai mitra strategis untuk pembiayaan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

sian Development Bank (ADB) optimistis Indonesia mampu memenuhi kewajiban utangnya. Direktur ADB Indonesia, Jiro Tominaga, menyatakan keyakinannya meski nilai outstanding terus naik, tercatat mencapai US$11,20 miliar per September 2024

Di sisi lain, Bank Indonesia melaporkan neraca pembayaran Q1 2025 defisit USD 0,8 miliar dan transaksi berjalan deficit USD 0,2 miliar, namun cadangan devisa USD 157,1 miliar masih aman, cukup untuk membiayai 6,5 bulan impor dan utang luar negeri


Per November 2024, utang luar negeri tercatat USD 424,06 miliar, naik 5,38% dibanding tahun sebelumnya . Kreditur terbesar adalah:

  • IBRD (Bank Dunia) USD 21,28 miliar
  • ADB USD 10,42 miliar
  • IMF USD 8,45 miliar

Indonesia masih mengandalkan institusi multilateral, membuat struktur utang lebih berimbang.


Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia tak pernah gagal bayar utang meskipun masuk jajaran negara besar. Ia berkali‑kali menyaksikan negara lain mengalami default 5–13 kali

Menurutnya, hal ini menunjukkan reputasi global kita dalam manajemen fiskal yang stabil, dan menjadi bukti bahwa negara dipandang sebagai entitas finansial yang dapat dipercaya .


Ekonom menyebut beban utang meningkat, terutama bunga, mencapai 17,80% dari pendapatan negara—melebihi rekomendasi IMF sebesar 7–10%  Favorabilitas pendapatan negara belum diimbangi dengan produktivitas utang berupa aset dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan pertumbuhan PDB rata‑rata hanya 4,13% (turun dari 5,69%), utang belum cukup optimal digunakan untuk proyek produktif


Kondisi ekonomi global yang tak pasti, termasuk potensi gejolak suku bunga internasional, pelemahan rupiah, dan aliran modal keluar menjadi tantangan bagi Indonesia. Kapital asing sempat hengkang akibat sentimen ekonomi dan anggaran yang dianggap agresif .


Di forum publik, sejumlah netizen menyoroti bahwa meski rasio utang relatif rendah (~40%), kapasitas fiskal Indonesia juga belum besar. Namun kepercayaan investor tetap tinggi karena peringkat Investment Grade dari lembaga internasional

Posisi Indonesia Dibanding Negara Lain

Rasio utang‑terhadap‑PDB Indonesia masih di bawah batas aman (60%), sesuai UU No 17/2003. Namun jumlah total utang Rp 8.041 triliun (per Nov 2023) adalah rekor tertinggi, meski rasio masih cukup wajar

Implikasi Jangka Pendek dan Panjang

Utang besar serta beban bunga tinggi dapat mengekang ruang fiskal untuk belanja produktif. If tidak dikelola dengan tepat, beban utang dapat menghambat kinerja ekonomi dan daya tahan nasional .


Secara piramida terbalik: Indonesia menghadapi tekanan utang yang meningkat dan risiko pasar global. Namun struktur utang yang lebih dalam rupiah, cadangan devisa yg kuat, serta dukungan lembaga internasional memberi modal kuat. Reputasi negara yang belum pernah gagal bayar menunjukkan kepercayaan global. Meskipun demikian, tantangan bunga tinggi dan pertumbuhan domestik yang belum optimal tetap perlu diwaspadai.


Pemerintah perlu memperkuat peran utang dalam mendanai proyek produktif agar mendukung pertumbuhan jangka panjang. Optimalisasi penerimaan dan reformasi pajak harus dipacu untuk menambah kapasitas fiskal. Transparansi pemberian utang dan strukturnya perlu diperjelas guna menjaga kepercayaan investor. Diversifikasi sumber pembiayaan, terutama dalam rupiah, harus terus dikembangkan. China dan lembaga global sebaiknya dilibatkan sebagai mitra strategis untuk pembiayaan yang lebih stabil dan berkelanjutan.

(*)

Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v

Tags: ADBbeban bungacadangan devisadefaultInvestor GradeJiro Tominagakapital asingOECDpertumbuhan ekonomiPrabowo Subiantorasio utang PDBrupiahSumintoutang luar negeri
Akmal Solihannoer

Akmal Solihannoer

Related Posts

RAPBN 2026 Disepakati, Pendapatan Negara Naik Rp5,9 T

Asumsi Dasar Makro Ekonomi RAPBN Disepakati.

by Agus DJ
9 September 2025
0

Jakarta, EKOIN.CO - Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dalam rapat kerja hari ini, Kamis (4/9) menyepakati postur sementara...

Bank Mandiri Tanam Ratusan Pohon di Livin’ Planet.

Bank Mandiri Tanam Ratusan Pohon di Livin’ Planet.

by Agus DJ
9 September 2025
0

Jakarta, EKOIN.CO - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menegaskan komitmen jangka panjangnya dalam mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG)...

BSI Catat Pembiayaan Konsumer Rp287 Triliun

BSI Kuatkan Peran UMKM Lewat Keuangan Syariah.

by Agus DJ
9 September 2025
0

Jakarta, EKOIN.CO - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperkuat peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah...

Prabowo Balas Kritik dengan Data Ekonomi

Prabowo Balas Kritik dengan Data Ekonomi

by Akmal Solihannoer
9 September 2025
0

Jakarta EKOIN.CO - Presiden RI Prabowo Subianto memberikan jawaban tegas terhadap berbagai kritik yang ditujukan pada pemerintahannya. Ia menegaskan bahwa...

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

Muncul Masalah Baru Mobil Listrik Hyundai Setelah Di-recall

24 Maret 2025
“Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

“Sukses di Kampus dan Beyond: 10 Soft Skill yang Harus Dipersiapkan Sebelum Masuk Kuliah”

24 Maret 2025
Keluarga Muslim berfoto bersama dengan pose tangan memohon maaf di Hari Raya Idul Adha 2025

Ucapan Idul Adha Buat WA, Atas Nama Keluarga Tercinta

4 Juni 2025
Adhel Laporkan Dedi Mulyadi ke Bareskrim Polisi

Adhel Laporkan Dedi Mulyadi ke Bareskrim Polisi

0
Penumpang Lompat ke Laut  KM Barcelona VA Rute Talaud–Manado Terbakar

Penumpang Lompat ke Laut KM Barcelona VA Rute Talaud–Manado Terbakar

0
Studi: Makanan Tradisional Tingkatkan Sistem Imun Jamur hingga Kelor Ampuh Cegah Penyakit Kronis

Studi: Makanan Tradisional Tingkatkan Sistem Imun Jamur hingga Kelor Ampuh Cegah Penyakit Kronis

0
RAPBN 2026 Disepakati, Pendapatan Negara Naik Rp5,9 T

Asumsi Dasar Makro Ekonomi RAPBN Disepakati.

9 September 2025
Bank Mandiri Tanam Ratusan Pohon di Livin’ Planet.

Bank Mandiri Tanam Ratusan Pohon di Livin’ Planet.

9 September 2025
BSI Catat Pembiayaan Konsumer Rp287 Triliun

BSI Kuatkan Peran UMKM Lewat Keuangan Syariah.

9 September 2025
EKOIN.CO

Copyright © 2015 EKOIN.CO Created by : Ibnu Gozali

Navigate Site

  • REDAKSI
  • IKLAN
  • MEDIA CYBER
  • PETA SITUS
  • KEBIJAKAN PRIVASI
  • PERSYARATAN LAYANAN
  • KODE ETIK JURNALISTIK

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HOME
  • EKOBIS
    • EKONOMI
    • KEUANGAN
    • PROPERTI
    • INDUSTRI
    • PERTANIAN
    • INFRASTRUKTUR
    • UMKM
  • POLKUM
    • POLITIK
    • HUKUM
    • LIPUTAN KHUSUS
    • BERITA FOTO
    • CEK FAKTA
  • ENTERTAINT
    • DESTINASI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • KULINER
    • SELEBRITI
    • TEKNOLOGI
    • OLAH RAGA
  • PERISTIWA
    • BREAKING NEWS
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
    • LINGKUNGAN
    • ENERGI
  • RAGAM
    • TIPS
    • PROFIL
    • HIKMAH
    • EDUKASI
    • OPINI
    • SOSIAL
    • EBOOK
    • SENI & BUDAYA

Copyright © 2015 EKOIN.CO Created by : Ibnu Gozali

Hubungi Kami