Tangerang Selatan EKOIN.CO – Hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang Selatan pada Rabu, 2 Juli 2025, menyebabkan banjir di sejumlah titik, terutama kawasan perumahan elit BSD City, Serpong. Ketinggian air di beberapa ruas jalan seperti Jalan Letnan Soetopo, kawasan Taman Kota, Giri Loka, hingga ITC BSD mencapai hingga 80 sentimeter.
Kondisi tersebut memicu kemacetan panjang serta mengganggu aktivitas warga. Salah satu pengendara sepeda motor, Wawan, menyebut dirinya tidak dapat melintasi jalan tersebut akibat banjir. “Hujan deras sejak pukul 15.30 WIB itu membanjiri jalan hingga 80 centimeter mulai dari Taman Kota hingga ITC BSD. Alhasil terjadi kemacetan panjang dan saya mengunakan sepeda motor tidak dapat melintasi,” ungkapnya.
Sementara itu, pengemudi mobil, Irma, mengaku hanya bisa menunggu air surut di dalam mobilnya. Ia merasa khawatir karena median jalan cukup tinggi. “Engga berani aku balik kanan, ini median jalannya tinggi, mobil saya bisa gasruk, sayang,” ucap Irma, warga Savia BSD.
Menurut Irma, kondisi banjir di ruas Jalan Letnan Soetopo kerap terjadi tiap kali hujan deras melanda. Air cepat naik dan menutup seluruh jalur kendaraan. Tidak hanya menghambat lalu lintas, tetapi juga membuat warga merasa tidak aman saat melintas.
Staff Penata Operasional Bidang Kedaruratan Logistik BPBD Kota Tangerang Selatan, Dian Wiriyawan, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut ketinggian air di Jalan Letjen Sutopo, tepatnya di depan Giri Loka 3 BSD hingga Taman Kota 1, sempat mencapai 30 sentimeter.
Menurut keterangan Dian, air mulai surut menjelang waktu Isya, sekitar pukul 19.30 WIB. Setelah itu, arus kendaraan kembali berjalan normal. Tidak ada laporan korban jiwa maupun kerusakan berat yang diterima pihak BPBD hingga saat ini.
Dian menambahkan bahwa bukan hanya BSD City yang terdampak. Beberapa wilayah lain di Tangerang Selatan juga tergenang. Di antaranya adalah kawasan Villa Bintaro Indah, Kelurahan Pondok Pucung, yang ketinggian airnya mencapai 30 sentimeter.
Wilayah Kelurahan Jelupang, tepatnya di Jalan Raya Villa Serpong menuju Kantor BLKI Banten, juga dilaporkan tergenang air setinggi 25 sentimeter. Kondisi ini menambah daftar daerah yang terdampak banjir secara simultan.
Selanjutnya, banjir juga terjadi di Kampung Buaran RT 02/02, Kelurahan Lengkong Karya, dengan ketinggian air hingga 30 sentimeter. Meski genangan tidak terlalu tinggi, aktivitas warga sempat terganggu selama beberapa jam.
Kemudian, RT 02/02 di Kelurahan Rawabuntu juga mengalami genangan air mencapai 25 sentimeter. Tidak hanya itu, Jalan Al-Furqan RT 04/07 di Kelurahan Jombang tergenang hingga 40 sentimeter.
Pihak BPBD terus memantau perkembangan situasi dan mengimbau warga untuk tetap waspada. Petugas juga bersiaga di sejumlah titik rawan untuk memastikan jalur evakuasi dan bantuan dapat dijalankan bila diperlukan.
Banjir kali ini menunjukkan lemahnya daya serap drainase di kawasan urban padat seperti BSD City. Warga berharap pemerintah segera melakukan langkah konkret guna mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Sementara itu, hingga malam hari, seluruh wilayah yang terdampak dilaporkan sudah mulai kondusif. Warga secara mandiri mulai membersihkan sisa-sisa lumpur dan sampah yang terbawa banjir di lingkungan mereka.
Petugas BPBD juga melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada warga yang terjebak atau memerlukan bantuan evakuasi. Pihak kelurahan dan RT turut membantu dalam pengaturan lalu lintas serta kebersihan pascabanjir.
Kondisi ini menambah catatan penting tentang perlunya sistem drainase dan pengendalian air yang lebih baik di kawasan Tangerang Selatan. Terutama di lokasi strategis yang menjadi jalur utama pergerakan warga dan kendaraan.
Banjir yang melanda BSD dan sekitarnya pada Rabu sore menyoroti masalah infrastruktur yang belum optimal dalam menghadapi curah hujan ekstrem. Meski air cepat surut, dampak sosial dan aktivitas warga sangat terasa.
Warga berharap pemerintah daerah dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase, serta melibatkan pihak pengembang kawasan untuk meningkatkan ketahanan lingkungan dari banjir.
Sebagai saran, masyarakat disarankan untuk lebih siap menghadapi kemungkinan banjir dengan menyiapkan jalur evakuasi dan menyimpan dokumen penting di tempat aman. Kolaborasi antara warga, pemerintah, dan pengembang menjadi kunci untuk penanggulangan banjir yang efektif.
Kegiatan pembangunan juga perlu memperhatikan aspek tata kelola air yang ramah lingkungan. Penerapan ruang terbuka hijau dan lahan resapan harus menjadi bagian dari perencanaan kota yang berkelanjutan.
Pemerintah juga bisa menggandeng institusi pendidikan dan lembaga riset dalam merancang sistem drainase cerdas yang mampu menyesuaikan dengan pola hujan ekstrem yang makin sering terjadi.
Selain itu, perlunya sistem peringatan dini berbasis teknologi informasi agar masyarakat dapat memperoleh informasi cepat dan akurat saat curah hujan ekstrem diperkirakan akan terjadi.
Upaya edukasi dan pelatihan kebencanaan di tingkat RT dan RW dapat meningkatkan kapasitas warga dalam mengantisipasi dan menanggulangi banjir. Langkah-langkah kecil dari komunitas bisa berdampak besar dalam mencegah kerugian lebih lanjut.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v