SOLO, EKOIN.CO – Hotel legendaris di Kota Solo, Hotel Agas, resmi dijual dengan harga Rp120 miliar. Keputusan ini muncul setelah bertahun-tahun menghadapi penurunan jumlah tamu akibat akses yang semakin sulit, terutama setelah keberadaan Flyover Manahan. Ikuti berita terbaru lewat WA Channel EKOIN.
Hotel Agas sudah berdiri sejak 1960-an dan dikenal sebagai salah satu hotel tertua di Solo. Namun, kini bangunan bersejarah tersebut terpampang di sejumlah marketplace properti, termasuk Lamudi, dengan label dijual.
Flyover Manahan dan Dampak Akses Hotel
Pembangunan Flyover Manahan yang awalnya dipuji sebagai simbol kemajuan Kota Solo, justru menimbulkan dampak berbeda bagi bisnis perhotelan di kawasan itu. Letaknya yang persis berada di bawah flyover, membuat akses menuju Hotel Agas semakin sulit dijangkau.
Humas BPC PHRI Solo, Wening Damayanti, menyampaikan bahwa kondisi tersebut menjadi faktor utama menurunnya pengunjung hotel. “Setahu kami tidak terkait dengan efisiensi. Karena memang kondisinya Agas sendiri semakin lama semakin sulit setelah adanya flyover,” ujarnya.
Manajemen hotel bahkan telah melakukan sejumlah upaya, termasuk mengubah pintu masuk utama dari bawah flyover ke arah belakang. Namun, perubahan ini tetap tidak mampu memperbaiki tingkat hunian. “Aksesnya juga menjadi sulit karena pintu utama yang untuk masuk di bawah Flyover dialihkan ke bagian belakang. Pintu belakangnya menjadi pintu depan,” tambah Wening.
Situasi semakin jelas terlihat dalam sepekan terakhir, ketika spanduk jasa jual beli properti dipasang di area hotel. Hal itu menjadi tanda bahwa rencana penjualan bukan lagi isu, melainkan kenyataan.
Hotel Agas, Jejak Panjang Sejarah Solo
Hotel Agas menyimpan sejarah panjang sebagai tempat akomodasi utama sejak era 1960-an. Pada masa itu, hotel ini hadir untuk melayani tamu-tamu penting, baik dari kalangan pemerintahan, pebisnis, maupun wisatawan yang berkunjung ke Solo.
Namun, pergantian manajemen yang terjadi beberapa kali tidak mampu mengembalikan kejayaan hotel ini. Wening menyebut polemik internal yang berlangsung selama bertahun-tahun semakin diperparah dengan hadirnya Flyover Manahan. “Posisinya sendiri menjadi sangat sulit. Pada waktu itu sudah terjadi pergantian manajemen. Kelihatannya kurang bisa berjalan dengan baik. Polemiknya sudah terjadi selama bertahun-tahun dipersulit lagi dengan Flyover,” jelasnya.
Kabar mengenai penjualan Hotel Agas sebenarnya sudah berembus sejak beberapa tahun lalu, namun kali ini benar-benar terwujud. Para pegiat industri pariwisata di Solo pun mengaku kehilangan salah satu ikon bersejarah.
Hotel Agas bukan sekadar bangunan, tetapi simbol perkembangan pariwisata dan perhotelan di Kota Solo. Kini, dengan harga jual mencapai Rp120 miliar, masa depan hotel ini berada di tangan pemilik baru yang akan memutuskan arah selanjutnya.
Bagi warga Solo, keberadaan hotel ini memiliki nilai emosional. Banyak kisah perjalanan, acara keluarga, hingga pertemuan penting yang pernah berlangsung di dalamnya. Tidak sedikit masyarakat yang berharap bangunan ini tetap dipertahankan dengan sentuhan modern agar bisa kembali hidup di tengah perubahan tata kota.
Kini, Hotel Agas menjadi contoh bagaimana pembangunan infrastruktur bisa berdampak langsung terhadap bisnis lokal. Kasus ini membuka diskusi tentang pentingnya perencanaan tata ruang kota yang mempertimbangkan keberlangsungan ekonomi masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Hotel Agas di Solo resmi dijual dengan harga Rp120 miliar setelah bertahun-tahun menghadapi tantangan berat akibat akses sulit karena Flyover Manahan.
Pihak PHRI Solo menegaskan bahwa penurunan tamu tidak terkait efisiensi internal, melainkan perubahan akses hotel yang kian menyulitkan.
Manajemen telah mencoba berbagai cara untuk mengatasi persoalan, termasuk mengubah pintu masuk, namun tidak membawa hasil signifikan.
Hotel yang berdiri sejak tahun 1960-an ini meninggalkan jejak sejarah panjang dalam dunia pariwisata Solo.
Masyarakat berharap keberadaan Hotel Agas tetap dipertahankan sebagai ikon sejarah, meski kini telah resmi dijual. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v