Jakarta, EKOIN.CO – Tahun 2025 menjadi momen ketika emas seolah menjadi primadona investasi bagi masyarakat luas di Indonesia. Kenaikan signifikan harga logam mulia tersebut menegaskan kembali karakteristiknya yang mudah dan terbukti tahan terhadap inflasi. Hal ini terbukti dengan lonjakan harga emas di Indonesia dalam satu tahun terakhir, diiringi fenomena antrean pembeli di gerai-gerai yang menjual logam mulia dalam bentuk batangan.
Berdasarkan data harga emas pada 29 September, harga emas di Indonesia mencapai Rp2.040.000 per gram. Angka ini menandakan kenaikan sekitar 60% secara tahunan (year on year) berdasarkan data harga emas global (gold price). Di sisi lain, harga emas Antam pada tanggal yang sama, Senin 29 September 2025, mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) baru, mencapai Rp2.198.000 per gram, dengan harga beli kembali (buyback) di level Rp2.045.000 per gram, seperti dilansir dari beberapa sumber berita terpercaya.
Menanggapi kondisi meningkatnya minat dan harga emas ini, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), sebagai Bank Emas Syariah pertama di Indonesia, mengambil langkah proaktif. BSI mendorong masyarakat agar berinvestasi dengan cara yang aman, mudah, dan terjangkau, melalui produk unggulannya BSI Layanan Emas dan Bulion Bank.
Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyampaikan kemudahan yang ditawarkan oleh layanan ini. Ia mengatakan bahwa cukup dengan dana sebesar Rp50 ribu, masyarakat sudah bisa mulai membeli emas di BSI. “Cukup Rp50 ribu sudah bisa membeli emas di BSI dengan perolehan sekitar 0,02 gram,” kata Anggoro Eko Cahyo. Langkah ini merupakan upaya BSI untuk mendemokratisasi investasi emas, sehingga dapat diakses oleh lapisan masyarakat yang lebih luas.
Setelah membuka rekening, nasabah dapat memantau langsung pergerakan nilai investasinya secara berkala. Kenyamanan bertransaksi semakin ditingkatkan dengan adanya jaminan buyback dari BSI. Nasabah kini dapat melakukan transaksi jual dan beli emas dengan harga yang kompetitif selama 24 jam penuh melalui aplikasi.
Jika nasabah berkeinginan mencetak emas sesuai gramasi ukuran cetak yang dimiliki, prosesnya dapat dilakukan dengan mudah. Nasabah hanya perlu menggunakan menu cetak emas yang tersedia di superapps BYOND by BSI. Dengan memiliki emas secara digital melalui aplikasi, nasabah tidak perlu lagi mencemaskan faktor keamanan fisik emas sebab logam mulia tersebut tersimpan dengan aman di bank. Anggoro Eko Cahyo mengatakan bahwa “Memiliki emas secara digital lebih mudah untuk disimpan dan ditransaksikan kapan saja sesuai kebutuhan. Lebih efektif dan efisien.”
Anggoro menjelaskan bahwa masyarakat mempunyai dua opsi utama untuk memiliki emas di BSI, yaitu dengan cara menabung emas atau mencicil emas. Selain itu, jika nasabah membutuhkan dana tunai secara cepat dan tidak ingin menjual emas yang dimiliki, nasabah juga dapat memilih opsi menggadaikannya.
Tiga Layanan Utama untuk Investasi Emas
BSI menyediakan tiga layanan emas terintegrasi, yang meliputi BSI Emas, Cicil Emas BSI Gold, dan BSI Gadai Emas. Ketiga layanan ini hadir untuk memenuhi beragam kebutuhan masyarakat yang ingin berinvestasi atau memanfaatkan aset emasnya.
BSI Emas adalah layanan yang memfasilitasi masyarakat untuk membeli emas melalui tabungan emas. Pembukaan rekening tabungan emas ini dapat dilakukan melalui superapps BYOND by BSI dengan saldo setara 0,02 gram emas atau senilai Rp50 ribu. Selanjutnya, nasabah dapat mencetak fisik logam mulia emasnya, mulai dari gramasi dua (2) gram, di Kantor Cabang BSI di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Cicil Emas BSI Gold merupakan layanan cicil emas seri “Emasku BSI”. Layanan ini menjamin produk emas memiliki sertifikasi SNI dengan karatase 99,99% serta memiliki kesesuaian syariah dari DSN MUI. Harga yang ditawarkan untuk BSI Gold tergolong kompetitif, dan produk ini dapat dilakukan buyback di seluruh Kantor Cabang BSI di Indonesia. Terakhir, BSI Gadai Emas adalah layanan gadai emas yang juga dapat dilakukan di BSI, memberikan solusi likuiditas dana bagi nasabah tanpa perlu menjual aset emas.
Anggoro Eko Cahyo menambahkan, “Inovasi layanan dan transformasi digital transaksi menjadi salah satu engine yang mendorong akselerasi pertumbuhan bisnis di BSI.” Inovasi ini selaras dengan komitmen perusahaan untuk meningkatkan literasi emas di tengah masyarakat. Perusahaan ingin mengajak publik agar memiliki kesiapan dana yang memadai, terutama di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Akselerasi Bisnis Emas dan Daya Tarik Milenial
Emas memiliki nilai intrinsik unik yang membuatnya tahan terhadap inflasi, likuid, serta dapat diperjualbelikan kapanpun. BSI hadir di tengah masyarakat dengan memberikan solusi kemudahan investasi emas sebab cukup dengan nilai setara 0,02 gram, masyarakat bisa memulai. Adapun minimal kepemilikan emas 5 gram, nasabah sudah dapat mencetak emasnya di kantor BSI terdekat.
Ketertarikan masyarakat terhadap investasi emas juga terlihat dari animo kaum milenial. Anggoro mengungkapkan bahwa di segmen cicil emas, sekitar 30% hingga 35% dari nasabah tergolong generasi milenial. Hal ini menunjukkan bahwa investasi emas kini semakin menarik minat segmen usia muda.
Kenaikan harga emas dan antusiasme masyarakat tersebut telah menjadikan bisnis emas sebagai engine pertumbuhan utama bisnis BSI hingga Triwulan II Tahun 2025. Pembiayaan untuk bisnis emas BSI melesat tajam sebesar 88,25% (Year-on-Year/YoY), mencapai total Rp16,88 triliun. Angka ini terdiri atas Cicil Emas sebesar Rp9,09 triliun, yang tumbuh 155,41% (YoY), serta Gadai Emas sebesar Rp7,79 triliun, tumbuh 44,08% (YoY).
Melesatnya bisnis berbasis emas ini juga memberikan dampak positif pada kinerja keuangan perseroan. Peningkatan signifikan ini turut meningkatkan pendapatan margin BSI ke level Rp14,09 triliun, tumbuh 16,61% (YoY). Di samping itu, pendapatan berbasis fee juga mengalami kenaikan menjadi Rp2,94 triliun, atau naik sebesar 18,37%. Animo masyarakat terhadap BSI Emas juga tercermin dari total kelolaan Tabungan Emas BSI yang telah menyentuh lebih dari 1 Ton emas. Hal-hal ini disampaikan Anggoro saat acara Grand Launching Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 yang berlangsung di Jakarta, pada 8 Oktober. Anggoro Eko Cahyo menutup dengan menekankan kembali bahwa nasabah dapat memiliki emas dengan harga yang kompetitif dan aman karena dapat di buyback di Seluruh Kantor BSI.
Melihat tren harga emas yang terus merangkak naik dan kontribusinya sebagai aset tahan inflasi, masyarakat disarankan untuk segera memanfaatkan peluang investasi yang ditawarkan. Emas telah terbukti menjadi pilihan bijak di tengah ketidakpastian ekonomi, sehingga kepemilikan emas, meskipun dalam jumlah kecil, dapat menjadi benteng pengaman finansial.
Kemudahan akses investasi emas yang disediakan oleh BSI, terutama melalui platform digital, patut dipertimbangkan oleh masyarakat, khususnya generasi milenial. Dengan modal awal yang sangat terjangkau, risiko investasi dapat diminimalkan, sementara potensi imbal hasil jangka panjang tetap terbuka.
Layanan emas BSI, termasuk menabung, mencicil, dan menggadai, memberikan fleksibilitas yang memungkinkan masyarakat menyesuaikan investasi dengan kondisi keuangan dan kebutuhan likuiditas masing-masing. Memanfaatkan opsi-opsi ini secara cerdas akan membantu mencapai tujuan keuangan.
Selain berinvestasi, masyarakat juga dianjurkan untuk terus meningkatkan literasi keuangan, khususnya mengenai investasi emas dan produk keuangan syariah. Pemahaman yang mendalam akan membantu dalam mengambil keputusan investasi yang tepat dan optimal.
Oleh karena itu, jangan menunda lagi untuk memulai atau menambah porsi investasi emas di portofolio keuangan. Emas tetap menjadi salah satu aset paling berharga yang menjanjikan stabilitas dan pertumbuhan nilai seiring waktu.
Sebagai kesimpulan, lonjakan harga emas yang signifikan pada tahun 2025 telah mengukuhkan posisinya sebagai instrumen investasi yang sangat diminati. Sifatnya yang tahan inflasi menjadikannya pilihan strategis bagi masyarakat yang ingin melindungi nilai kekayaan mereka.
PT Bank Syariah Indonesia (BSI) merespons tren ini dengan menghadirkan solusi Layanan Emas yang inovatif dan terdigitalisasi, membuatnya mudah dijangkau bahkan oleh investor pemula dan kaum milenial. Kemudahan akses melalui aplikasi digital dan modal mulai dari Rp50 ribu adalah wujud demokratisasi investasi emas.
Keberhasilan BSI dalam mendorong pertumbuhan bisnis emasnya, yang melesat hingga 88,25%, menunjukkan respons positif masyarakat terhadap layanan yang aman dan sesuai prinsip syariah. Total kelolaan Tabungan Emas yang mencapai lebih dari 1 ton emas menegaskan kepercayaan publik terhadap layanan BSI.
Dengan adanya BSI Emas, Cicil Emas BSI Gold, dan BSI Gadai Emas, nasabah kini memiliki pilihan layanan yang lengkap, dari akumulasi kepemilikan hingga solusi likuiditas mendesak. Ini memperkuat peran BSI sebagai bank emas syariah pertama yang memberikan solusi komprehensif.
Secara keseluruhan, pertumbuhan pesat bisnis emas BSI hingga Triwulan II 2025 menjadi indikator kuat bahwa investasi emas tetap prospektif dan memiliki masa depan cerah di Indonesia, didukung penuh oleh inovasi layanan digital perbankan syariah.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v”