Jakarta, EKOIN.CO – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengundang dosen dan mahasiswa untuk berkolaborasi dalam pengembangan riset dan inovasi peradaban. Ajakan ini disampaikan dalam acara Cultural Heritage Young Talent Fest 2025 di KSL BRIN Bumiayu, Brebes, Kamis (7/10).
Direktur Manajemen Talenta BRIN, Ajeng Arum Sari, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menjaring talenta muda dalam bidang riset budaya dan sejarah. Selain itu, mahasiswa juga diperkenalkan dengan platform kolaborasi riset kawasan Bumiayu.
“Kolaborasi riset ini mengintegrasikan pendanaan riset, pengembangan SDM iptek melalui program Degree by Research (DbR), dan pemanfaatan infrastruktur riset,” jelas Ajeng saat menyampaikan sambutannya di hadapan peserta.
Program DbR memberikan peluang bagi mahasiswa untuk melanjutkan studi S2 dan S3 setelah menyelesaikan jenjang sarjana. Program ini juga terbuka bagi dosen yang ingin terlibat dalam ekosistem riset terpadu yang dikembangkan BRIN.
Ajeng menambahkan, selain pengembangan kapasitas sumber daya manusia, BRIN juga mendorong mobilitas periset dan penguatan kolaborasi lintas institusi melalui program manajemen talenta yang disediakan.
Kolaborasi Lintas Ilmu dan Dukungan Daerah
Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (OR Arbastra), Herry Jogaswara, menjelaskan bahwa platform riset Bumiayu secara substansi dikelola oleh OR Arbastra. Ia menyebutkan, platform ini menggabungkan keahlian berbagai disiplin ilmu dan organisasi riset.
“Pemerintah Kabupaten Brebes turut mendukung program ini dengan meminjamkan lahan milik pemerintah daerah sebagai lokasi penelitian,” kata Herry. Ia menekankan pentingnya dukungan lintas sektor untuk memperkuat riset peradaban.
Dalam acara tersebut, BRIN juga melepas peserta magang yang telah menyelesaikan program MBKM di KSL Bumiayu. Sebanyak 28 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi telah mengikuti kegiatan magang riset selama satu semester.
“Kami percaya bahwa generasi muda adalah kunci masa depan riset Indonesia. Karena itu, kami memberi ruang bagi mereka mengekspresikan ide inovatif dan berkontribusi dalam pelestarian budaya,” lanjut Herry.
Ia juga mengenalkan OR Arbastra sebagai institusi riset yang bertanggung jawab atas pelestarian budaya, baik dalam bentuk benda maupun tak benda. OR Arbastra membawahi tujuh pusat riset yang berfokus pada berbagai kajian kebudayaan dan peradaban.
Potensi Kawasan Bumiayu dan Dukungan Riset Internasional
Program riset OR Arbastra pada 2025 terbagi dalam tiga rumah program, antara lain: Budaya Berkelanjutan, Data Raya Arkeologi-Bahasa-Sastra, dan Riset Dasar. Empat kegiatan riset Arbastra bahkan berhasil meraih pendanaan dari lembaga NOW Belanda.
Kepala Pusat Riset Arkeometri BRIN, Sofwan Noerwidi, menegaskan bahwa Bumiayu menyimpan potensi arkeologis yang besar. “Bumiayu adalah kawasan pertama di Jawa yang menjadi daratan dan dihuni manusia,” jelasnya.
Kawasan tersebut diyakini memiliki jejak-jejak peradaban manusia prasejarah yang masih tersembunyi. Untuk menggali potensi tersebut, BRIN telah membangun Kawasan Stasiun Lapangan (KSL) Bumiayu sebagai pusat kegiatan eksplorasi dan riset.
“Program utama kami berjudul Eksplorasi Peradaban di Kawasan Bumiayu dan Pegunungan Serayu Utara, dan menjadi bagian dari Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM),” ujar Sofwan. Program ini didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Ia mengajak para akademisi dari seluruh Indonesia untuk bergabung dalam kegiatan riset ini melalui berbagai skema program kolaboratif. Keterlibatan perguruan tinggi sangat penting dalam memperkuat ekosistem riset nasional.
Penutupan MBKM dan Ekspos Hasil Riset
Acara di KSL Bumiayu juga diisi dengan ekspos hasil magang MBKM, site visit, dan pemberian penghargaan kepada kelompok riset terbaik. Kegiatan ini menjadi momen penting dalam mempererat relasi BRIN dan kalangan akademik.
Mahasiswa peserta program tampak antusias mempresentasikan hasil riset mereka yang telah dilakukan di lokasi selama beberapa bulan. Sebagian besar riset menyoroti jejak budaya lokal dan potensi pengembangan kawasan berbasis ilmu.
Direktorat Manajemen Talenta BRIN berharap program ini dapat direplikasi di wilayah lain yang memiliki potensi budaya dan sejarah. Upaya ini sejalan dengan misi BRIN dalam menjadikan riset sebagai landasan pembangunan berbasis ilmu pengetahuan.
Diharapkan pula keterlibatan mahasiswa tidak berhenti sampai pada program magang, namun dapat dilanjutkan dalam program lanjutan seperti riset lintas disiplin dan studi pascasarjana berbasis riset.
Kegiatan Cultural Heritage Young Talent Fest 2025 menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi antara BRIN dan perguruan tinggi. Melalui ajakan kolaborasi ini, BRIN tidak hanya membuka akses kepada mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam riset, tetapi juga memperkuat fondasi riset budaya dan peradaban.
Bumiayu sebagai kawasan riset menunjukkan potensi besar dalam menggali warisan sejarah bangsa. Melalui pendekatan interdisipliner, BRIN mendorong lahirnya generasi periset unggul yang memahami pentingnya nilai budaya sebagai identitas nasional.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, lembaga donor internasional, dan perguruan tinggi, program ini berpeluang menjadi model pengembangan riset budaya berbasis komunitas. Kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk menjaga keberlanjutan riset dan inovasi Indonesia ke depan.(*)