Jakarta EKOIN.CO – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga akan memulai pembangunan jalan layang (flyover) baru di Jalan Dr Latumenten, Jakarta Barat, pada Agustus 2025. Proyek infrastruktur ini akan berlangsung selama dua tahun, dan ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan akses transportasi masyarakat.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Flyover tersebut akan dibangun sepanjang 380 meter, dari sisi selatan ke utara Stasiun Grogol, untuk memfasilitasi kendaraan umum seperti Transjakarta, Jaklingko, dan KRL. Hal ini disampaikan oleh Mahendra, Kepala Sub Kelompok Perencanaan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, pada Senin (21/7).
Mahendra menjelaskan bahwa flyover ini didesain secara tertutup, khusus untuk kendaraan umum. Di atasnya, nantinya juga akan dibangun halte Transjakarta guna mempermudah mobilitas pengguna layanan transportasi massal.
Kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor akan diarahkan untuk melintas di sisi atas flyover. Sementara itu, pejalan kaki akan difasilitasi dengan jembatan penyeberangan orang (JPO) untuk menyeberang dari selatan ke utara.
Pembangunan jalan layang ini tidak hanya difokuskan di Jalan Dr Latumenten. Menurut Mahendra, proyek serupa juga akan dikerjakan di Jalan Makaliwe, Kelurahan Grogol, sebagai bagian dari pengembangan integrasi transportasi.
Selain itu, pembangunan flyover ini akan dilengkapi dengan skywalk berbayar yang menggunakan sistem tap card, serupa dengan fasilitas di Bundaran HI. Fasilitas ini ditujukan untuk memberikan kemudahan akses dan kenyamanan bagi para pengguna.
Mahendra juga menekankan bahwa proses pembangunan diperkirakan akan menimbulkan kepadatan lalu lintas. Oleh karena itu, pihaknya telah merancang strategi komunikasi kepada masyarakat.
“Untuk itu, agar berjalan baik sebelum pembangunan dilaksanakan, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Bina Marga Jakarta Barat, sebagai pengawas wilayah, menyosialisasikan proyek tersebut kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Sosialisasi akan dilakukan secara bertahap, mencakup informasi jalur pengalihan lalu lintas, tahapan pembangunan, hingga estimasi waktu pengerjaan. Hal ini penting agar masyarakat dapat melakukan penyesuaian aktivitas harian mereka.
Flyover ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan konektivitas dan efisiensi transportasi publik di ibu kota. Harapannya, proyek ini akan menjadi solusi jangka panjang terhadap kemacetan di kawasan tersebut.
Dengan hadirnya infrastruktur ini, diharapkan perpindahan antar moda transportasi dapat berjalan lebih mulus dan efisien, khususnya antara Transjakarta, KRL, dan kendaraan umum lainnya.
Meski demikian, pihak pemerintah menyadari bahwa efek jangka pendek dari proyek ini adalah gangguan lalu lintas, terutama selama masa pembangunan. Oleh karena itu, koordinasi antar instansi akan terus ditingkatkan.
Mahendra menyebutkan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi berkala selama proses pembangunan berlangsung agar kualitas konstruksi dan dampaknya tetap terkendali.
Ia juga mengimbau masyarakat agar dapat bersabar dan bekerja sama selama proses pembangunan berjalan. Partisipasi masyarakat menjadi bagian penting dalam mendukung kelancaran proyek.
Rencana pembangunan flyover ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk membangun kota yang lebih ramah transportasi publik dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Flyover ini diharapkan dapat menjadi model pembangunan infrastruktur perkotaan yang mengedepankan integrasi dan efisiensi, tanpa mengorbankan kenyamanan masyarakat.
Mahendra mengatakan pihaknya akan menggandeng berbagai pemangku kepentingan dalam pelaksanaan proyek ini, termasuk penyedia transportasi publik dan komunitas masyarakat.
Dinas Bina Marga juga akan memastikan bahwa proses tender dan pengerjaan dilakukan secara transparan dan sesuai dengan regulasi teknis yang berlaku.
Proyek ini menjadi bagian dari langkah lanjutan pembangunan infrastruktur setelah berbagai proyek transportasi publik lainnya di DKI Jakarta yang telah berhasil dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir.
Kemacetan Lalu Lintas Tak Terhindarkan
Selama dua tahun pembangunan, Dinas Bina Marga telah memproyeksikan dampak signifikan terhadap lalu lintas di sekitar kawasan Grogol dan Jalan Dr Latumenten.
Untuk meminimalkan gangguan, rekayasa lalu lintas akan diberlakukan. Pengalihan arus akan diinformasikan secara berkala kepada masyarakat melalui media sosial dan kanal resmi pemerintahan.
Kerja sama dengan pihak kepolisian lalu lintas juga menjadi bagian dari strategi pengelolaan dampak kemacetan selama proyek berlangsung.
Sosialisasi melalui RT, RW, dan forum warga juga telah disiapkan agar komunikasi dapat menjangkau hingga ke tingkat masyarakat terkecil.
Meski menuai tantangan dari sisi teknis dan sosial, proyek ini diprediksi memberikan manfaat besar dalam jangka panjang jika dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai standar.
proyek flyover di Jalan Dr Latumenten merupakan langkah strategis yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya meningkatkan layanan transportasi dan efisiensi mobilitas di ibu kota. Meskipun pembangunan ini akan membawa tantangan, terutama dalam bentuk kemacetan lalu lintas, manfaat jangka panjangnya sangat signifikan dalam membangun jaringan transportasi terintegrasi.
Penting bagi masyarakat untuk mendukung proses ini dengan kesabaran dan keterlibatan aktif dalam setiap informasi pembangunan yang diberikan pemerintah. Komunikasi yang baik antara masyarakat dan instansi terkait akan menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan proyek ini.
Dinas Bina Marga DKI Jakarta diharapkan mampu menjalankan proyek ini dengan transparansi, efektivitas, serta memperhatikan keselamatan pekerja dan pengguna jalan. Pelibatan komunitas lokal juga akan memperkuat rasa memiliki dan kepedulian terhadap fasilitas publik.
Flyover baru ini harus menjadi momentum bagi Jakarta dalam memperkuat sistem transportasi publik yang inklusif, terjangkau, dan berkelanjutan. Proyek seperti ini penting sebagai percontohan bagi daerah lain dalam pengembangan kota berbasis transit.
Ke depan, dengan penyelesaian proyek ini, masyarakat diharapkan dapat menikmati akses transportasi yang lebih lancar, nyaman, dan efisien dalam menjalani aktivitas sehari-hari mereka. (*)