JAKARTA, EKOIN.CO – Fenomena Blood Moon atau Gerhana Bulan Total kembali akan menghiasi langit pada 7-8 September 2025. Peristiwa alam ini menjadi yang kedua di tahun yang sama, sekaligus disebut sebagai salah satu tontonan langit terbaik dalam dekade ini. Ikuti update fenomena langit hanya di WA Channel EKOIN.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga cahaya matahari melewati atmosfer bumi sebelum mengenai Bulan. Cahaya biru tersebar, sementara cahaya merah terbias hingga memberikan efek warna kemerahan pada Bulan. Inilah yang membuatnya dijuluki sebagai Blood Moon atau Bulan Darah.
Blood Moon Jadi Fenomena Langit Langka
Fenomena Blood Moon bukanlah peristiwa yang sering terjadi. Tidak setiap gerhana bulan berakhir menjadi gerhana total, sebagian besar hanya berupa penumbral atau sebagian. Karena itu, kemunculan Blood Moon selalu menarik perhatian peneliti, pengamat langit, maupun masyarakat luas.
Gerhana Bulan Total ini tercatat sebagai yang kedua di tahun 2025. Sebelumnya, pada 14 Maret 2025, fenomena serupa sudah terjadi, namun wilayah yang dapat menyaksikannya terbatas pada Pasifik, Amerika, Eropa, dan sebagian Asia. Sementara pada September ini, distribusi visibilitasnya lebih luas, termasuk Indonesia.
Menurut catatan astronomi, masyarakat Indonesia harus menunggu hingga tahun 2033 untuk kembali menyaksikan Gerhana Bulan Total berikutnya. Hal ini membuat peristiwa September 2025 semakin spesial dan jarang terulang.
Durasi Blood Moon Terpanjang dalam Satu Dekade
Durasi Gerhana Bulan Total kali ini akan berlangsung sekitar 3 jam 29 menit. Menurut National Geographic, panjangnya durasi dan jangkauan wilayah yang bisa menyaksikan membuat Blood Moon September 2025 dipandang sebagai salah satu pertunjukan langit terbaik dalam 10 tahun terakhir.
Peristiwa ini diharapkan tidak hanya menjadi tontonan indah, melainkan juga menjadi momen edukasi bagi masyarakat. Sekolah, komunitas astronomi, hingga pusat penelitian antariksa bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan literasi sains di bidang astronomi.
Dalam perspektif keagamaan, khususnya Islam, Gerhana Bulan Total dimaknai sebagai tanda kebesaran Allah SWT. Umat Muslim dianjurkan memperbanyak doa, zikir, sedekah, taubat, serta melaksanakan salat gerhana (khusuf). Nilai spiritual ini menjadikan fenomena Blood Moon tidak hanya sekadar tontonan langit, melainkan juga pengingat akan kebesaran Sang Pencipta.
Bagi masyarakat luas, momen langka ini bisa menjadi pengingat tentang betapa uniknya alam semesta dan pentingnya menjaga bumi sebagai tempat tinggal bersama. Sementara itu, bagi ilmuwan, peristiwa ini menjadi ajang untuk meneliti lebih jauh tentang orbit, cahaya, dan dinamika tata surya.
Dengan berbagai makna dan keindahannya, Blood Moon 7-8 September 2025 diperkirakan akan menjadi peristiwa yang tak terlupakan, baik dari sisi ilmiah maupun spiritual. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v