Bogor, EKOIN.CO – Peneliti dari IPB University mengungkap khasiat luar biasa tanaman tempuyung (Sonchus arvensis L.) sebagai obat herbal serbaguna. Tanaman ini dikenal luas dalam pengobatan tradisional, terutama karena potensinya dalam meluruhkan batu ginjal serta mengandung senyawa antioksidan alami. Temuan ilmiah ini diperkuat dengan adanya produk komersial berbahan dasar tempuyung yang telah beredar di pasaran.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Penjelasan ini disampaikan oleh Prof Mohamad Rafi, pakar biofarmaka, pemisahan analitik, dan metabolomik IPB University dalam siaran pers pada Kamis (31/7/2025). Ia menyebut bahwa kandungan utama tempuyung, yakni kalium dan flavonoid, berperan penting dalam peluruhan batu ginjal dan peningkatan ekskresi urine. Senyawa ini juga memberikan efek diuretik yang membantu mencegah penumpukan mineral di ginjal.
Prof Rafi mengatakan, “Kemampuannya sebagai peluruh batu ginjal disebabkan karena tanaman ini mengandung kalium dan flavonoid.” Kedua senyawa tersebut diketahui mendukung proses pelarutan batu ginjal serta merangsang produksi urine, sehingga kerja ginjal menjadi lebih optimal dalam membuang kelebihan mineral.
Kandungan Antioksidan dan Efek Diuretik Tempuyung
Lebih lanjut, Prof Rafi menjelaskan bahwa tempuyung memiliki kandungan flavonoid tinggi yang juga berfungsi sebagai antioksidan alami. Senyawa ini efektif menangkal radikal bebas, yang diketahui sebagai penyebab kerusakan sel serta penuaan dini. “Senyawa flavonoid pada tempuyung dapat membantu menangkal radikal bebas dan berpotensi mencegah kerusakan sel,” jelasnya.
Tak hanya itu, efek diuretik dari tempuyung juga memberikan manfaat tambahan dalam menjaga kesehatan sistem kemih. Pengeluaran cairan tubuh secara alami melalui urine dapat membantu proses detoksifikasi dan memperlancar metabolisme tubuh secara keseluruhan.
Prof Rafi menambahkan bahwa tempuyung juga berpotensi dikembangkan sebagai antiinflamasi. Berdasarkan beberapa studi, ekstrak daun tempuyung mampu menghambat proses peradangan. Ini menjadikan tempuyung relevan sebagai bahan pengobatan alami untuk nyeri sendi, luka, dan gangguan inflamasi ringan.
Menurutnya, penggunaan tempuyung dalam bentuk sediaan herbal kini semakin berkembang dan menjadi pilihan banyak masyarakat yang mencari pengobatan alami dengan efek samping minimal. Pemanfaatannya tidak hanya terbatas pada pengobatan batu ginjal, namun merambah ke bidang kesehatan lain seperti pengobatan penyakit asam urat dan tekanan darah tinggi.
Pemanfaatan Tempuyung dalam Formula Obat Herbal
Dalam penelitian terpisah, Prof Dyah Iswantini dari Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC) IPB University telah memanfaatkan ekstrak tempuyung sebagai bahan dalam formula obat herbal antigout dan antihipertensi. Kandungan diuretik dan antiinflamasi dari tempuyung dinilai mendukung fungsi pengobatan kedua penyakit tersebut secara efektif.
Ekstrak tempuyung digunakan sebagai komponen utama dalam formula tersebut karena mampu membantu mengurangi kadar asam urat dalam tubuh serta menurunkan tekanan darah secara alami. Hal ini membuat tempuyung menjadi tanaman yang semakin banyak diteliti untuk dikembangkan dalam dunia farmasi herbal.
Penelitian tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan tempuyung sebagai terapi komplementer pada pasien dengan risiko gout dan hipertensi memiliki potensi besar untuk diterapkan lebih luas. Penelitian lebih lanjut tengah dikembangkan untuk mengetahui efek jangka panjang serta dosis optimal dari tanaman ini.
Dalam proses pengembangannya, para peneliti IPB University juga melakukan uji keamanan terhadap ekstrak tempuyung untuk memastikan bahwa penggunaannya dalam jangka panjang tidak menimbulkan efek samping. Hal ini penting untuk menjamin keamanan konsumen dalam menggunakan produk berbasis tanaman herbal tersebut.
Kedepannya, hasil riset ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah bagi pengembangan produk fitofarmaka yang berbasis tempuyung, dan memperluas manfaatnya untuk pengobatan berbasis bahan alami. Kerja sama antara peneliti, industri farmasi, dan pemerintah menjadi kunci dalam proses komersialisasi tempuyung ke pasar yang lebih luas.
Sebagai penelitian mengenai tempuyung menunjukkan adanya peluang besar dalam pengembangan pengobatan herbal berbasis tanaman lokal. Potensi ini perlu terus diteliti dan diperkuat dengan bukti ilmiah agar pemanfaatannya dapat dilakukan secara aman dan tepat.
Pemanfaatan tempuyung yang telah berlangsung secara tradisional memberikan dasar kuat bagi penelitian modern untuk mengembangkan formulasi berbasis sains. Langkah ini memungkinkan integrasi antara pengetahuan lokal dan penelitian ilmiah guna meningkatkan mutu kesehatan masyarakat.
Dalam rangka optimalisasi manfaatnya, edukasi kepada masyarakat mengenai cara pemanfaatan tempuyung secara benar sangat penting. Hal ini termasuk pemahaman tentang dosis, metode konsumsi, dan kemungkinan efek interaksi dengan obat medis lainnya.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan obat herbal lokal juga sangat berperan dalam meningkatkan daya saing produk berbasis tempuyung di pasar nasional dan internasional. Insentif riset dan perlindungan kekayaan intelektual menjadi bagian penting dari upaya ini.
Dengan potensi tempuyung sebagai peluruh batu ginjal, antioksidan, diuretik, dan antiinflamasi, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan tanaman ini secara lebih bijak dan berdasarkan rekomendasi ilmiah. Pemanfaatan tempuyung juga diharapkan dapat mendorong berkembangnya industri obat herbal dalam negeri. (*)