Jakarta, EKOIN.CO - Dengan semakin melesatnya popularitas perfilman Indonesia, sejumlah judul berhasil menembus pasar internasional dan mendapatkan apresiasi dari penonton maupun kritikus di berbagai negara.
Pertama, The Big 4 (2022) karya Timo Tjahjanto menduduki peringkat 2 besar di Netflix non‑Inggris dan jadi Top 10 di 53 negara, termasuk Brasil dan Amerika Selatan .
Sementara itu, film horor KKN di Desa Penari (2022) mencetak lebih dari 10 juta penonton di Indonesia dan sukses dipasarkan ke Malaysia, Singapura, Brunei, bahkan Amerika Serikat (judul Internasional: Dancing Village: The Curse Begin) .
Pengabdi Setan 2: Communion (2022), sekuel garapan Joko Anwar, mendapat rating sempurna dari Rotten Tomatoes serta tayang di Singapura, Malaysia, Vietnam, Jepang .
Agak Laen (2024) menyuguhkan híbrida horor‑komedi, meraih 9 juta penonton domestik dan tayang di Malaysia, Brunei, Singapura, serta AS pada Maret 2024 .
Tak kalah gemilang, animasi Jumbo (2025) meraup Rp 10,17 juta penonton di Indonesia—menjadi animasi terlaris se‑Asia Tenggara dengan pendapatan lebih dari US$8 juta—dan akan dirilis di 17 negara termasuk Malaysia, Singapura, Rusia, Ukraina, serta beberapa negara Baltik dan Asia Tengah mulai Juni 2025 .
Subjudul berikut membahas elemen kesuksesan tiap film dan perspektif para pelaku industri, sebelum mengerucut pada proyeksi masa depan.
The Big 4: Dominasinya di Netflix Global
Dirilis pada 15 Desember 2022 eksklusif di Netflix, The Big 4 menembus peringkat Top 10 non‑Bahasa Inggris dan bertahan selama dua minggu di posisi puncak . Sutradara Timo Tjahjanto menjelaskan, “Netflix memungkinkan film layar lebar bisa ditonton di mana saja…”. Dalam panel AIPF 2023, eksekutif Netflix Ruben Hattari menyoroti bahwa film tersebut laris manis sampai ke Brazil dan negara‑negara Amerika Selatan lainnya .
KKN di Desa Penari: Horor Lokal dengan Cita Rasa Global
Aksi horor mistis KKN di Desa Penari sukses besar, melampaui 10 juta penonton di Asia Tenggara dalam 25 hari Film ini juga dirilis di AS dengan judul baru dan menghasilkan 21 juta ringgit (±Rp 74 miliar) di Malaysia dengan total 1 juta penonton lokal .
Pengabdi Setan 2: Communion: Horor Prestisius Internasional
Sekuel sukses Pengabdi Setan mendapatkan banyak pujian kritikus—mengantongi rating 100 % di Rotten Tomatoes—dan diputar di beberapa negara Asia. Kualitas sinematografi dan atmosfernya diapresiasi sebagai salah satu yang terbaik dalam perfilman horor global.
Agak Laen: Horor-Komedi yang Menembus Pasar AS
Mix genre horor‑komedi membuat Agak Laen meraih tempat kedua film terlaris di Indonesia (9 juta penonton) . Film ini juga merambah pasar internasional termasuk Amerika pada Maret 2024, membuktikan daya tarik global genre lokal ini .
Jumbo: Animasi Anak-Anak yang Sukses Regional
Jumbo, animasi petualangan supernatural rilisan 31 Maret 2025, berhasil tembus angka satu juta penonton dalam 7 hari dan dua juta pada hari ke‑11, merajai box office dan menjadi animasi terlaris di Asia Tenggara dengan pendapatan US$8 juta . Magic Fair menjadwalkan distribusi film ini ke 17 negara mulai Juni 2025 .
Genre Horor: Kunci Keberhasilan Ekspor
Popularitas film horor Indonesia mendapat sorotan, terutama dari penikmat Muslim, seperti halnya Sijjin di Pakistan Komentar “film horor religi Indo itu lumayan banyak penikmatnya di negara muslim lain” menjadi bukti kuat potensi pasar genre ini.
Rangkuman Data Box Office
Menurut laporan Wikipedia, film domestik terlaris berdasarkan jumlah penonton:
- Jumbo: 10.17 juta (2025)
- KKN di Desa Penari: 10.06 juta (2022)
- Agak Laen: 9.13 juta (2024).
Pendapat Pelaku dan Pengamat
Secara umum, para sutradara dan eksekutif menggarisbawahi pentingnya kualitas SDM, infrastruktur, serta dukungan pemerintah agar film Indonesia makin mudah diekspor . Timo Tjahjanto menekankan, setiap film berkualitas punya potensi global .
Prospek dan Tantangan ke Depan
Industri perlu didukung lewat insentif, pelonggaran izin produksi, dan akses infrastruktur seperti studio berkat jaringan OTT global. Hal ini dimaksudkan agar lebih banyak cerita lokal bermutu tinggi dapat bersaing internasional .
Pasar global kini semakin terbuka bagi film Indonesia, terutama lewat platform streaming dan distribusi bioskop ke negara-negara Asia dan Barat. Genre horor dan horor-komedi terbukti memiliki daya tarik yang kuat di kalangan penonton internasional, terutama di negara Muslim. Namun, untuk mempertahankan laju ekspor, perlu ada dukungan nyata dari pemerintah—terutama dalam hal insentif, regulasi, dan pengembangan infrastruktur perfilman.
Peningkatan kualitas SDM dan fasilitas produksi akan memperkuat daya saing. Indonesia sedang berada di momentum emas untuk menempatkan karyanya di panggung dunia.
Dengan memaksimalkan kolaborasi antara sutradara, investor, dan platform OTT, film Indonesia dapat terus meluaskan pasar, membangun reputasi internasional, serta mengangkat nilai budaya lokal.
Medium seperti Netflix telah membuktikan mampu menjembatani karya berkualitas ke penonton global, sehingga strategi distribusi hybrid (bioskop dan OTT) harus terus dikembangkan.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v