Tangerang EKOIN.CO – Suzuki Indomobil Motor tengah mempertimbangkan pengembangan kendaraan niaga ringan Suzuki Carry versi listrik sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan mobilitas ramah lingkungan, terutama di sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Hal ini diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor dan PT Suzuki Indomobil Sales, Minoru Amano, dalam diskusi di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, pekan ini.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Amano menyatakan bahwa Suzuki sedang serius memikirkan kemungkinan untuk mengembangkan Carry listrik. Menurutnya, elektrifikasi kendaraan niaga menjadi langkah logis, meskipun terdapat sejumlah tantangan, terutama terkait daya angkut kendaraan dan efisiensi baterai. “Suzuki Carry dijadikan EV, ini merupakan salah satu alternatif yang mungkin kita inginkan juga. Tapi kendaraan komersial ini kan berkaitan dengan beban,” ujarnya.
Tantangan Suzuki Carry Listrik di Pasar Indonesia
Meski rencana elektrifikasi sudah mulai dibahas, Suzuki tetap berhati-hati. Masalah teknis seperti bobot kendaraan dan efisiensi baterai dinilai krusial untuk menentukan kelayakan Suzuki Carry versi listrik. Amano menegaskan bahwa tidak hanya kapasitas baterai yang menjadi persoalan utama, tetapi juga jarak tempuh, terutama bagi kendaraan komersial yang kerap menempuh perjalanan jauh.
“Karena kalau listrik itu jarak tempuh. Penggunaan kendaraan ini kan masih banyak di jaringan Kalimantan, untuk sawit. Akan tetapi, kalau di kota besar itu ide yang menarik,” kata Amano. Hal tersebut menunjukkan bahwa elektrifikasi Carry mungkin lebih cocok untuk lingkungan urban dibandingkan dengan wilayah pedalaman atau perkebunan.
Dia juga menyoroti bahwa sebagian besar pengguna Suzuki Carry berasal dari pelaku UMKM dan sektor perkebunan, yang sangat tergantung pada efisiensi kendaraan untuk operasional jarak jauh. Dengan demikian, Suzuki perlu melakukan kajian mendalam sebelum meluncurkan varian listrik dari kendaraan andalannya ini.
Amano tidak memberikan kepastian waktu peluncuran, namun menegaskan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan teknologi baterai dan kebutuhan pasar Indonesia. Ia menyatakan bahwa apabila hambatan teknis sudah teratasi, maka Suzuki siap melangkah lebih lanjut.
Penjualan Suzuki Carry Naik, Jabodetabek Penyumbang Terbesar
Dalam laporan penjualan Mei 2025, Suzuki Carry mencatatkan hasil positif dengan kontribusi 55,47 persen dari total penjualan ritel Suzuki secara nasional. Angka tersebut menunjukkan peningkatan sekitar 21 persen dibandingkan bulan sebelumnya, seiring meningkatnya permintaan dari pelaku UMKM dan kepuasan pelanggan.
“Kontribusi terbesar penjualan Carry berasal dari Jabodetabek, khususnya di sektor perdagangan dan jasa,” ungkap pihak Suzuki. Kendaraan ini digunakan untuk distribusi barang, logistik harian, serta pengangkutan bahan pangan di kota-kota besar.
Tidak hanya Jabodetabek, wilayah lain seperti Bali juga mencatatkan pertumbuhan penjualan signifikan. Di daerah ini, Carry dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan logistik sektor pariwisata, hotel, dan restoran. Hal tersebut menunjukkan fleksibilitas kendaraan ini dalam berbagai sektor.
Sementara itu, wilayah Jawa Timur juga menjadi pasar penting. Tingginya aktivitas perdagangan antar wilayah membuat New Carry menjadi kendaraan andalan bagi pelaku usaha menengah, baik di kawasan urban maupun pinggiran kota.
Fungsi kendaraan ini cukup beragam, mulai dari pengangkutan bahan bangunan, kebutuhan pokok, makanan, hingga sektor jasa seperti servis keliling dan antar-jemput barang. Kondisi ini menunjukkan bahwa Carry memiliki posisi strategis dalam mendukung pertumbuhan UMKM di berbagai wilayah.
Suzuki melihat tren positif ini sebagai peluang untuk terus mengembangkan produk mereka agar lebih ramah lingkungan tanpa mengorbankan fungsi dan daya angkut yang menjadi ciri khas kendaraan niaga ringan.
Meskipun elektrifikasi kendaraan pribadi berkembang pesat, sektor kendaraan niaga dinilai lebih kompleks karena bergantung pada durabilitas dan efisiensi biaya operasional. Oleh karena itu, Suzuki ingin memastikan teknologi listrik benar-benar bisa memenuhi ekspektasi para pelaku usaha.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Suzuki terus melakukan riset terhadap kebutuhan pengguna kendaraan niaga di Indonesia. Termasuk menilai kesiapan infrastruktur dan ekosistem pendukung kendaraan listrik, terutama di luar kota besar.
Selain itu, Suzuki juga mempertimbangkan potensi kolaborasi dengan pihak lain dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik, seperti penyedia baterai dan operator pengisian daya listrik, agar implementasi Carry listrik dapat dilakukan secara optimal.
Ke depan, Suzuki tidak hanya fokus pada penjualan kendaraan konvensional, tetapi juga ingin menghadirkan solusi mobilitas berkelanjutan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, khususnya pelaku UMKM dan industri menengah.
Langkah ini sejalan dengan tren global elektrifikasi kendaraan, namun tetap harus disesuaikan dengan karakteristik pasar lokal. Suzuki menyadari bahwa keberhasilan Carry listrik akan bergantung pada kesiapan pasar dan kecocokan teknologi.
Dalam menghadapi masa depan industri otomotif, Suzuki menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan inovasi yang relevan dan mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat, terutama dalam sektor perdagangan dan jasa.
Minoru Amano juga menyebutkan bahwa Suzuki akan terus memonitor perkembangan dan melakukan pendekatan bertahap, agar produk-produk mereka tetap kompetitif dan sesuai kebutuhan pasar domestik.
Dari sisi produksi, Suzuki belum mengungkap rencana investasi baru untuk produksi kendaraan listrik, namun menyatakan bahwa segala opsi sedang dikaji. Hal ini termasuk evaluasi terhadap biaya produksi dan rantai pasokan lokal.
Dengan demikian, Suzuki berpotensi menjadi salah satu produsen kendaraan niaga listrik di Indonesia apabila tantangan teknis dan infrastruktur dapat diatasi dengan baik. Targetnya adalah menghadirkan kendaraan niaga efisien dan ramah lingkungan yang tetap terjangkau bagi konsumen.
Rencana pengembangan Suzuki Carry listrik memperlihatkan adanya arah baru dalam strategi bisnis Suzuki di Indonesia. Fokus pada kebutuhan lokal dan tantangan teknis menjadi bagian dari pertimbangan utama perusahaan.
Secara keseluruhan, langkah Suzuki ini membuka peluang baru dalam elektrifikasi kendaraan niaga, namun pelaksanaannya membutuhkan perencanaan matang dan dukungan ekosistem yang memadai agar dapat berjalan sukses.
Kehadiran Suzuki Carry listrik dapat menjadi solusi bagi mobilitas ramah lingkungan, khususnya di kota besar, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor UMKM dan logistik berbasis teknologi modern.
Dengan hasil penjualan yang terus meningkat, Suzuki diyakini mampu menjaga eksistensinya di pasar kendaraan niaga Indonesia dan menjawab tantangan masa depan melalui inovasi dan adaptasi teknologi.
Suzuki perlu melanjutkan kajian terhadap kebutuhan pelaku usaha dan menyesuaikan fitur kendaraan agar mendukung aktivitas niaga secara optimal tanpa menambah beban operasional. Fokus pada efisiensi menjadi kunci keberhasilan di segmen ini.
Langkah kolaboratif dengan penyedia teknologi baterai, serta penyedia infrastruktur pengisian daya listrik, dapat membantu mempercepat implementasi kendaraan niaga listrik secara luas di Indonesia.
Konsistensi dalam mengedukasi pasar dan membangun kepercayaan terhadap kendaraan listrik menjadi faktor penting untuk menarik minat pengguna, terutama di kalangan pelaku usaha menengah.
Suzuki juga sebaiknya memanfaatkan tren positif penjualan Carry untuk memperkenalkan versi listrik secara bertahap, dimulai dari kota-kota besar sebelum merambah ke wilayah terpencil.
Pemerintah dapat mendorong percepatan elektrifikasi kendaraan niaga dengan memberikan insentif bagi produsen maupun konsumen, sehingga transisi menuju mobilitas hijau bisa terwujud dengan lebih cepat dan merata di seluruh wilayah.
(*)