Tangerang, EKOIN.CO – Di tengah gempuran mobil-mobil baru berteknologi canggih di ajang GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, satu kendaraan lawas justru menyita perhatian pengunjung. Suzuki APV, mobil multi-guna legendaris, tampil mencolok tanpa perubahan desain mencolok namun tetap menjadi primadona pameran otomotif tahunan tersebut.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Mobil berdesain mengotak yang diluncurkan pertama kali pada 2004 itu tetap bertahan dengan bentuk dan karakteristik aslinya. Namun daya tariknya tidak memudar, justru tetap eksis karena kebermanfaatannya. Suzuki APV menjadi andalan para pelaku bisnis dalam berbagai sektor.
Menurut Randy R. Murdoko, Dept. Head of 4W Sales PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), APV memiliki pangsa pasar khusus yang membuatnya tetap diminati. “Sebagian besar konsumen kita untuk APV diperuntukkan untuk pembelian fleet. Jadi penggunaannya rata-rata untuk operasional perusahaan,” ujarnya di sela-sela pameran GIIAS 2025.
Kendaraan ini dikenal sebagai “kuda beban” yang dapat diandalkan oleh berbagai institusi dan perusahaan di Indonesia. Kabin luas serta ketangguhan mesin membuatnya ideal sebagai kendaraan operasional, mulai dari mobil antar-jemput karyawan hingga kendaraan logistik.
Tetap Eksis di Pasar Fleet
Konsistensi APV di segmen fleet menjadi salah satu alasan utama keberlangsungannya di tengah perubahan tren otomotif. APV menjadi pilihan bagi perusahaan yang mengutamakan fungsionalitas, keandalan, dan efisiensi biaya operasional.
Dari pabrik hingga instansi pemerintah, APV kerap digunakan sebagai mobil pengangkut barang dan penumpang. Bahkan, mobil ini kerap dimodifikasi menjadi ambulans karena dimensi kabinnya mendukung instalasi peralatan medis.
Suzuki Indomobil Sales menyadari peran APV dalam menunjang sektor usaha. Oleh sebab itu, produksi kendaraan ini tetap dipertahankan dan bahkan dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan fleet. Meski pasar retail tidak sebesar masa lalu, pasar fleet memberikan kontribusi signifikan.
Banyak konsumen memilih APV karena faktor ketahanan dan biaya perawatan yang terjangkau. Mobil ini dirakit secara lokal, sehingga suku cadangnya mudah didapatkan di berbagai daerah, bahkan hingga pelosok.
Tangguh dan Terjangkau untuk Berbagai Keperluan
Daya saing Suzuki APV juga ditunjang harga jual yang relatif stabil dibanding kompetitornya. Selain itu, kepraktisan desain interior menjadi nilai tambah tersendiri, terutama dalam sektor komersial.
Pengunjung GIIAS 2025 mengaku terkesan dengan kehadiran APV yang tetap ditampilkan. “Saya tidak menyangka APV masih eksis dan dipamerkan. Ini bukti bahwa mobil ini punya penggemar setia,” ujar Irwan, salah satu pengunjung asal Jakarta.
Di pameran tersebut, Suzuki memamerkan beberapa varian APV, termasuk model blind van dan varian luxury. Ini menunjukkan fleksibilitas APV untuk memenuhi berbagai kebutuhan pengguna.
Walaupun tidak dilengkapi teknologi canggih seperti kompetitor baru, APV menonjol dalam aspek kepraktisan dan kemampuan angkut. Ini yang menjadikannya pilihan utama bagi sektor usaha.
Suzuki tidak mengumumkan rencana penghentian produksi APV dalam waktu dekat. Sebaliknya, perusahaan terus memperkuat layanan purna jual demi mendukung keberlanjutan mobil ini di pasar domestik.
APV juga telah mencatatkan penjualan yang stabil sepanjang paruh pertama 2025. Ini menjadi indikator bahwa permintaan terhadap kendaraan niaga ringan seperti APV masih tinggi di Indonesia.
Dengan mempertahankan fitur dasar dan kehandalan, APV tetap menjadi simbol kendaraan multifungsi yang efisien. Ini menegaskan bahwa inovasi tidak selalu tentang teknologi baru, melainkan juga konsistensi dalam menjawab kebutuhan konsumen.
Mobil ini telah menembus pasar ekspor ke beberapa negara berkembang di Asia dan Afrika. Di luar negeri, APV juga dikenal sebagai kendaraan niaga serba guna yang ekonomis.
Pihak Suzuki menegaskan komitmennya untuk terus mendukung keberadaan APV, khususnya dalam melayani konsumen fleet yang membutuhkan kendaraan operasional handal dan tangguh.
Suzuki APV juga menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam menjaga keberagaman produk, baik untuk pasar retail maupun komersial. Hal ini memungkinkan Suzuki menjangkau konsumen dengan kebutuhan berbeda.
APV adalah contoh kendaraan yang bertahan karena fungsinya, bukan sekadar karena tren desain. Suzuki melihat nilai jangka panjang dari kendaraan yang telah beroperasi lebih dari dua dekade ini.
Keberadaan APV di GIIAS 2025 menjadi simbol perlawanan terhadap tren otomotif yang kerap menomorsatukan tampilan dan teknologi. Bagi para pelaku usaha, nilai utilitas tetap menjadi faktor utama dalam memilih kendaraan.
Dalam menghadapi persaingan, Suzuki tetap konsisten memasarkan APV untuk segmen komersial yang selama ini menjadi tulang punggung penjualannya. Hal ini memperkuat posisi Suzuki sebagai produsen yang memahami kebutuhan pasar lokal.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Suzuki juga berencana memperkuat layanan purna jual dan penyediaan suku cadang untuk APV. Ini menjadi bagian penting dari upaya menjaga loyalitas konsumen.
Meski tidak tampil mencolok, APV tetap menjadi pilihan utama di kelasnya. Ini membuktikan bahwa mobil legendaris bisa bertahan dengan kekuatan kesederhanaan dan fungsi yang tepat guna.
APV menunjukkan bahwa nilai keandalan dan efisiensi tetap penting di pasar otomotif Indonesia. Bagi pengguna komersial, kendaraan seperti APV menawarkan solusi mobilitas yang optimal dan ekonomis.
Dengan mempertahankan model ini, Suzuki juga menjaga kesinambungan industri otomotif lokal yang bergantung pada kendaraan rakitan dalam negeri.
APV adalah simbol adaptasi di tengah perubahan, di mana fungsi lebih penting daripada gaya. Kendaraan ini mencerminkan kebutuhan pasar yang dinamis namun tetap membutuhkan solusi sederhana dan efektif.
Suzuki berhasil menjaga eksistensi APV sebagai produk unggulan untuk keperluan niaga dan operasional, menjadikannya legenda otomotif yang belum menunjukkan tanda-tanda purna tugas. (*)