Jakarta, EKOIN.CO – Produsen mobil mewah asal Jerman, Porsche, mengaku masih beroperasi di Rusia melalui tiga anak perusahaannya meski telah mengumumkan rencana penarikan diri sejak 2022. Kendati pengiriman kendaraan baru dihentikan, perusahaan menghadapi kendala dalam menjual aset bisnisnya di negara tersebut.
Dalam wawancara eksklusif dengan harian bisnis Rusia RBK, Matthias Rauter, Kepala Komunikasi Porsche AG, mengungkapkan: “Porsche Russia, Porsche Center Moscow, dan PFS Russia masih aktif. Semua upaya penjualan belum membuahkan hasil.” Pernyataan ini menegaskan posisi kontroversial Porsche di tengah sanksi ekonomi Eropa terhadap Rusia.
Porsche sebenarnya telah menangguhkan ekspor kendaraan ke Rusia pada Maret 2022, menyusul invasi ke Ukraina. “Keputusan ini didasarkan pada ketidakpastian geopolitik,” bunyi pernyataan resmi perusahaan saat itu. Namun, layanan purna jual dan garansi tetap dijalankan untuk pelanggan yang ada.
Data penjualan menunjukkan, pada 2021 Porsche meraup Rp11 triliun dari 6.262 unit mobil di Rusia. Namun di tahun berikutnya, perusahaan mencatat kerugian Rp61 miliar akibat pembatasan operasi.
Induk perusahaan Porsche, Volkswagen AG, telah lebih dulu melepas saham di Volkswagen Group Rus pada Desember 2024. “Transaksi ini membebaskan kami dari kewajiban purna jual termasuk untuk merek Porsche,” jelas perwakilan Volkswagen kepada RBK.
Di pasar otomotif Rusia yang kini didominasi produsen China (60%), kehadiran Porsche menjadi salah satu yang tersisa dari merek Barat. Data Avtostat menunjukkan, pangsa pasar mobil domestik Rusia hanya mencapai 17,5% pada 2024.