Jakarta EKOIN.CO – Aktris Kimberly Ryder menyampaikan kesedihannya atas sikap mantan suaminya, Edward Akbar, yang dinilainya tidak menunjukkan usaha untuk menjalin komunikasi atau bertemu langsung dengan anak-anak mereka sejak bercerai. Hal ini diungkapkan Kimberly dalam wawancara bersama wartawan di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Dalam keterangannya, Kimberly mengatakan bahwa Edward hanya menjalankan kewajiban memberi nafkah sesuai ketetapan pengadilan, namun tidak pernah menunjukkan kepedulian lebih. “Gak ada (komunikasi ke anak-anak), (untuk nafkah) cuma ngirim aja (tanpa komunikasi),” ujarnya.
Kimberly mengaku bersedih dengan sikap tersebut. Ia merasa anak-anaknya berhak mengetahui dan berinteraksi langsung dengan ayah kandung mereka. Terlebih, anak-anak kerap menanyakan keberadaan sang ayah. “Gak ada (usaha buat ketemu dengan anak-anak), (kalau kangen) terus kenapa gak pernah datang dan ketemu?” katanya dengan nada kecewa.
Pemeran film Bangsal Isolasi itu juga menambahkan bahwa ia berusaha memberikan pengertian kepada anak-anaknya mengenai kondisi ayah mereka. Namun, menurutnya, kerinduan anak-anak terhadap ayah tetap sulit dipadamkan. “(Anak-anak) Sudah (aku kasih pengertian) pastinya, bapaknya lagi ada urusan masing-masing dan mungkin orang tua juga butuh healing dulu,” ucap Kimberly.
Ia menjelaskan bahwa harapan anak-anak untuk bertemu ayahnya masih ada. Kendati begitu, ia khawatir bila situasi ini berlarut-larut, anak-anak justru tidak mengenal sosok ayahnya saat tumbuh dewasa. “Di umur mereka sekarang ini, belum kayaknya ya, mereka masih bingung dengan perasaannya sendiri,” kata Kimberly.
Edward Akbar Dituding Tak Bangun Komunikasi
Menurut Kimberly, tidak adanya komunikasi dari Edward membuat anak-anaknya semakin kehilangan sosok ayah. Ia pun berharap Edward bisa segera membangun kembali relasi dengan anak-anaknya sebelum semuanya menjadi terlambat.
“Pasti ada lah ya, kalau anak-anak ada rasa kangen,” ujar Kimberly lagi. Ia merasa bahwa kerinduan itu wajar karena setiap anak ingin merasakan kehadiran orang tua secara langsung, bukan hanya lewat pemberian materi.
Kimberly menegaskan bahwa dirinya telah membuka ruang agar Edward dapat bertemu anak-anaknya kapan pun ia mau. Namun, sejauh ini tidak ada itikad baik dari Edward untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. “Aku sih selalu terbuka kalau memang mau ketemu,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sebagai ibu, ia merasa perlu menjaga keseimbangan emosi anak-anaknya. Maka dari itu, ia berusaha keras menjelaskan situasi yang sebenarnya, walau kadang harus menahan perasaan sendiri. “Sedih sih, cuma ya aku yakin dari Allah tuh pasti dari semua ini, jadi seperti ini tuh ya udah percayain aja,” katanya.
Perceraian dan Nasib Anak-anak
Kimberly Ryder dan Edward Akbar menikah pada 26 Agustus 2018. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak, yaitu Rayden Starlight Akbar dan Aisyah Moonlight Akbar.
Namun, rumah tangga keduanya tidak berlangsung lama. Kimberly dan Edward resmi bercerai pada 29 November 2024, berdasarkan putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
Sejak perceraian itu, Edward disebut tidak pernah menjalin komunikasi aktif maupun melakukan kunjungan kepada anak-anaknya. Kimberly pun merasa hal ini bisa berdampak buruk bagi perkembangan emosional anak-anak ke depan.
Ia mengingatkan bahwa masa kecil adalah fondasi penting dalam hubungan anak dan orang tua. Jika saat ini tidak ada keterlibatan dari ayah mereka, dikhawatirkan anak-anak akan tumbuh tanpa memiliki memori kuat tentang figur ayahnya.
Menurut Kimberly, jika Edward tidak segera berubah, maka ikatan emosional antara ayah dan anak bisa semakin renggang. “Hati-hati ya, nanti ketika mereka semakin besar, semakin ngerti, pasti ada perasaan yang lain yang akan keluar,” katanya memperingatkan.
Kimberly berharap Edward bisa mengambil peran lebih aktif, bukan hanya dari sisi kewajiban hukum, tetapi juga sebagai ayah secara emosional dan psikologis.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan emosi anak, sangat penting bagi kedua orang tua, meski telah bercerai, untuk tetap menjalin komunikasi yang sehat dan saling mendukung. Dalam situasi seperti ini, keterlibatan emosional seorang ayah tetap diperlukan agar anak merasa lengkap secara batin.
Ketiadaan komunikasi antara ayah dan anak dapat menimbulkan dampak psikologis jangka panjang. Anak-anak membutuhkan kehadiran dan perhatian bukan hanya secara materi, tetapi juga secara emosional dan spiritual. Maka dari itu, peran ayah tidak bisa digantikan hanya dengan kiriman nafkah.
Para orang tua yang telah berpisah disarankan untuk mengutamakan kepentingan anak, terutama dalam membentuk rasa aman dan keterikatan yang sehat. Interaksi langsung dan sentuhan kasih sayang dari kedua belah pihak menjadi bekal penting bagi anak dalam menghadapi masa depannya.
Komunikasi terbuka antara mantan pasangan juga bisa menghindari kesalahpahaman dan memperkuat peran bersama dalam pengasuhan anak. Perlu adanya kesadaran dan kedewasaan emosional dari kedua pihak agar anak-anak tidak menjadi korban dalam perpisahan orang tuanya.
Sebagai refleksi, peran orang tua bukan hanya hadir saat anak lahir, tetapi juga saat mereka tumbuh dan mencari jati diri. Oleh karena itu, perhatian dan kehadiran langsung dari kedua orang tua sangat penting agar anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang. (*)