Jakarta, EKOIN.CO – Asam lambung, dikenal juga sebagai Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), terjadi ketika cairan lambung naik kembali ke kerongkongan akibat sfingter esofagus bawah melemah . Rasa seperti terbakar di dada (heartburn), disertai mual, sendawa, dan sensasi asam di mulut, merupakan gejala utama yang dirasakan penderita (alodokter.com).
Awal Mula Gejala dan Penelusuran Masalah
Pada pukul 10.00 WIB hari ini, seorang pasien di Jakarta mengeluhkan heartburn berulang dan regurgitasi setelah makan. Dokter menyatakan bahwa kondisi ini umum terjadi, apalagi jika sfingter esofagus tidak menutup sempurna – sebuah organ penting yang mencegah cairan lambung naik (ciputrahospital.com).
Faktor-biaya Risiko Gaya Hidup
Terdapat sejumlah faktor yang memicu timbulnya asam lambung, antara lain konsumsi makanan pedas, berlemak, minuman berkafein, alkohol, dan kebiasaan merokok (rsdarmo.co.id). Kebiasaan makan berlebihan, langsung berbaring setelah makan, obesitas, kehamilan, serta mengonsumsi obat NSAID juga diketahui memperparah refluks (rspondokindah.co.id).
Faktor Medis: Kondisi Fisik dan Genetik
Disfungsi otot LES ini bisa semakin parah jika penderita mengalami obesitas, hernia hiatus, kehamilan, bahkan dipicu oleh faktor genetik yang melemahkan sfingter sejak awal (rsdarmo.co.id).
Diagnosis: Langkah Awal Pemeriksaan Klinis
Diagnosis dilakukan lewat wawancara medis, pemeriksaan fisik, dilanjutkan dengan endoskopi, manometri esofagus, atau pemantauan pH untuk mendeteksi iritasi pada kerongkongan (ciputrahospital.com).
Komplikasi yang Berpotensi Serius
Jika tidak ditangani, komplikasi seperti esofagitis, penyempitan kerongkongan, Barrett’s esophagus, bahkan peningkatan risiko kanker esofagus dapat muncul .
Strategi Pengobatan: Perubahan Gaya Hidup Awal
Dokter menyarankan perubahan gaya hidup: makan porsi kecil namun sering, menghindari makanan pemicu, tidak langsung berbaring setelah makan, berhenti merokok, mengurangi alkohol, menaikkan posisi kepala saat tidur, serta menurunkan berat badan jika obesitas (alodokter.com).
Pilihan Terapi Medis: Obat-obatan
Untuk gejala lebih berat, dokter meresepkan antasida (menetralkan asam), H2 blocker seperti cimetidine dan famotidine, serta Proton Pump Inhibitor (PPI) seperti lansoprazole dan omeprazole (rsdarmo.co.id).
Prokinetik: Mempercepat Pengosongan Lambung
Obat prokinetik (metoclopramide, domperidone) membantu mempercepat pengosongan lambung sehingga mengurangi risiko naiknya asam (alodokter.com).
Terapi Komplementer dan Rumahan
Terapi alternatif seperti kunyah permen karet, akupunktur, jahe, dan konsumsi buah tertentu seperti pir, disebut-sebut membantu meredakan gejala (alodokter.com).
Ketidakberhasilan Terapi Non-bedah
Jika gejala tetap muncul setelah intervensi gaya hidup dan obat, intervensi bedah menjadi opsi, termasuk fundoplikasi (menguatkan otot LES), pemasangan cincin magnet LINX, atau prosedur endoskopi lain seperti Nissen (rspondokindah.co.id).
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Dokter menyarankan evaluasi medis segera jika nyeri dada berat, sesak napas, muntah darah, kesulitan menelan, suara serak, atau penurunan berat badan drastis terjadi (alodokter.com).
Peran Asuransi dan Biaya Pengobatan
Biaya pengobatan yang cukup tinggi, terutama jika tindakan medis dan obat lanjutan diperlukan, menjadikan asuransi kesehatan sebagai investasi penting bagi penderita GERD (alodokter.com).
Pesan dari Para Ahli
Menurut tim medis, keberhasilan terapi asam lambung bergantung pada konsistensi pasien dalam menerapkan gaya hidup sehat dan kepatuhan terhadap obat serta tindak lanjut medis.(*).