Jakarta, EKOIN.CO – Festival Teluk Wondama sukses digelar selama dua hari, 23–24 Juli 2025, di Ground Floor Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat. Acara ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat.
Festival menyuguhkan kekayaan budaya, kuliner, dan potensi wisata Papua Barat kepada warga Ibu Kota. Lebih dari 30.000 pengunjung tercatat hadir dalam penyelenggaraan yang berlangsung dari pagi hingga malam.
Atraksi budaya menjadi daya tarik utama, dengan pertunjukan tari tradisional, musik etnik, pameran wastra, kriya, dan kuliner khas Papua seperti papeda, ikan kuah kuning, dan sagu bakar.
Booth interaktif dan workshop turut meramaikan acara, seperti pelatihan membuat noken, pengenalan pola wastra, serta pemutaran film pendek tentang pesona wisata bahari Teluk Wondama.
Penyelenggara juga menghadirkan pelaku UMKM dan komunitas kreatif dari Papua untuk menjangkau langsung konsumen di pusat ekonomi Jakarta.
Kolaborasi Budaya di Sarinah
Raisha Syarfuan, Direktur Utama PT Sarinah, mengatakan pihaknya bangga menjadi tuan rumah festival budaya Papua Barat tersebut. Ia menyampaikan hal itu dalam sambutan pembukaan acara pada Rabu siang.
“Kami sangat senang Sarinah dapat menjadi tempat berlangsungnya Festival Teluk Wondama,” ujarnya kepada media di lokasi kegiatan.
Menurut Raisha, kegiatan ini mendukung visi Sarinah sebagai Cultural Experience Center, yaitu ruang publik yang menghadirkan budaya sebagai pengalaman utama bagi pengunjung.
Raisha menambahkan bahwa Sarinah akan terus menjadi ruang hidup budaya Indonesia. “Kami percaya bahwa ruang-ruang publik seperti Sarinah harus hidup oleh budaya dan identitas Indonesia,” katanya.
“Melalui kolaborasi dengan Teluk Wondama, kami ingin memperkuat panggung budaya ini agar makin dirasakan manfaatnya oleh pelaku lokal dan masyarakat luas,” tambahnya.
Identitas Nasional dan Sinergi Kreatif
Bupati Teluk Wondama, Hendrik Mambor, mengungkapkan bahwa festival ini merupakan wujud nyata dari promosi pariwisata berkelanjutan berbasis budaya lokal.
Ia menegaskan bahwa pengenalan budaya Papua di Jakarta bertujuan membangun konektivitas antarwilayah dan memperluas pasar bagi pelaku UMKM daerah.
“Ini bukan hanya promosi wisata, tapi juga panggung kolaborasi untuk memperkuat identitas nasional,” kata Mambor saat mendampingi rombongan delegasi Papua.
Masyarakat Jakarta menyambut antusias gelaran tersebut. Area pertunjukan selalu dipadati pengunjung, dan gerai kuliner selalu diserbu penggemar masakan khas timur Indonesia.
Berbagai aktivitas juga melibatkan partisipasi aktif anak-anak muda Papua sebagai duta budaya dalam rangkaian pertunjukan dan workshop publik.
Sarinah sebagai Destinasi Budaya Baru
Transformasi Sarinah sejak 2022 mengubah wajah pusat perbelanjaan ini menjadi destinasi budaya dan ekonomi kreatif nasional. Nilai-nilai lokal menjadi dasar seluruh aktivitas di gedung tersebut.
Festival Teluk Wondama menjadi bagian dari program jangka panjang Sarinah dalam mendukung panggung budaya daerah secara berkesinambungan di Jakarta.
Acara ditutup dengan tarian kolosal oleh pemuda-pemudi Papua diiringi lagu adat, menciptakan atmosfer hangat dan penuh emosi di jantung kota metropolitan.
Pengunjung terlihat berfoto bersama penari, membeli suvenir wastra Papua, serta mengunggah momen mereka di media sosial sepanjang acara berlangsung.
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama menyatakan akan terus menghadirkan festival serupa di kota-kota besar lainnya sebagai strategi promosi wisata terpadu.
Festival Teluk Wondama di Sarinah menjadi bukti konkret bahwa budaya daerah dapat menjadi jembatan penghubung antarwilayah dan instrumen penguatan identitas nasional. Kolaborasi ini juga membuka peluang ekonomi kreatif bagi pelaku lokal Papua Barat.
Antusiasme masyarakat Jakarta menegaskan pentingnya ruang publik seperti Sarinah yang berani mengangkat budaya nusantara ke panggung utama. Interaksi langsung antara pengunjung dan pelaku budaya mempererat hubungan emosional dan kebanggaan terhadap kekayaan Indonesia.
Komitmen pemerintah daerah dan Sarinah dalam mendukung acara semacam ini perlu terus diperluas. Dengan begitu, keberagaman budaya Indonesia tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dimanfaatkan secara produktif dalam pembangunan bangsa.(*)