Jakarta, EKOIN.CO –
Sakit punggung sering dialami oleh banyak orang, baik tua maupun muda. Masalah ini bisa muncul akibat berbagai faktor, mulai dari gaya hidup, aktivitas fisik, hingga kondisi medis tertentu. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, sakit punggung menjadi salah satu keluhan terbanyak yang memengaruhi produktivitas masyarakat Indonesia. Kondisi ini bisa bersifat ringan namun juga bisa menjadi kronis jika tidak ditangani dengan tepat.
Gaya Hidup Tidak Sehat Picu Sakit Punggung
Salah satu penyebab utama sakit punggung adalah gaya hidup yang tidak aktif. Duduk terlalu lama di depan komputer atau kurang bergerak bisa memberikan tekanan berlebih pada tulang belakang. Posisi duduk yang salah juga memperparah kondisi otot punggung, sehingga menimbulkan rasa sakit.
Kurangnya olahraga turut menjadi pemicu. Otot-otot yang lemah tidak mampu menopang beban tubuh dengan baik. Hal ini bisa memperparah kelainan pada struktur tulang punggung dan menyebabkan rasa nyeri yang berkepanjangan.
Obesitas juga menjadi faktor risiko. Berat badan berlebih memberi tekanan ekstra pada tulang belakang bagian bawah, yang kemudian menimbulkan nyeri. Menurut dr. Tommy S. dari RSUP Fatmawati Jakarta, pengurangan berat badan dapat membantu meringankan tekanan pada punggung.
Selain itu, kebiasaan membawa beban berat seperti tas ransel besar di satu sisi tubuh dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot. Kondisi ini akan menarik tulang belakang ke satu arah dan menyebabkan ketegangan otot yang memicu nyeri.
Tidur dengan posisi atau kasur yang tidak menopang tulang punggung juga bisa menjadi faktor penyebab. “Kasur terlalu empuk atau terlalu keras bisa membuat tulang belakang tidak berada dalam posisi alami saat tidur,” ujar fisioterapis Ratri Yulianti.
Faktor Medis dan Cedera yang Menyebabkan Nyeri
Selain faktor gaya hidup, sakit punggung juga bisa disebabkan oleh kondisi medis. Hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf terjepit adalah penyebab umum. Ini terjadi ketika bantalan antar tulang belakang bergeser dan menekan saraf.
Osteoporosis juga bisa menyebabkan nyeri karena tulang menjadi rapuh dan mudah retak. Kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan usia lanjut. Menurut WHO, satu dari tiga perempuan di atas usia 50 tahun berisiko mengalami patah tulang akibat osteoporosis.
Arthritis atau radang sendi yang menyerang tulang belakang juga dapat menimbulkan nyeri hebat. Peradangan ini menyebabkan pembengkakan dan penurunan fleksibilitas, yang berdampak pada rasa sakit saat bergerak.
Cedera akibat kecelakaan atau benturan juga sering menyebabkan sakit punggung. Otot atau ligamen yang tertarik atau robek akibat jatuh atau angkat beban berat dapat memicu nyeri akut.
Kelainan bawaan seperti skoliosis, yaitu kelengkungan tulang belakang yang tidak normal, juga dapat menimbulkan rasa sakit berkepanjangan jika tidak ditangani sejak dini.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Sakit punggung bisa terasa di berbagai bagian, dari leher, punggung atas, tengah hingga bawah. Rasa sakit bisa bersifat tajam, tumpul, atau menusuk. Beberapa orang juga merasakan kesemutan atau mati rasa yang menjalar ke kaki atau tangan.
Nyeri bisa memburuk saat duduk lama, berdiri, atau mengangkat barang. Dalam beberapa kasus, penderita juga mengalami gangguan tidur karena nyeri yang tak kunjung hilang.
Jika sakit punggung disertai kelemahan otot, kesulitan buang air kecil atau buang air besar, sebaiknya segera periksa ke dokter karena bisa menjadi tanda masalah serius pada saraf.
Solusi dan Langkah Pengobatan
Langkah pertama dalam mengatasi sakit punggung adalah dengan memperbaiki postur tubuh saat duduk, berdiri, dan tidur. Gunakan kursi yang ergonomis dan hindari membungkuk terlalu lama.
Olahraga ringan seperti yoga, pilates, atau berenang terbukti membantu menguatkan otot punggung dan meningkatkan fleksibilitas. Menurut dr. Santi dari Klinik Fisioterapi Jakarta, latihan fisik secara teratur dapat mencegah kekambuhan nyeri.
Terapi panas dan dingin juga bisa meredakan nyeri. Kompres hangat membantu melancarkan peredaran darah, sedangkan kompres dingin mengurangi peradangan dan pembengkakan.
Konsultasi ke dokter diperlukan untuk penanganan lebih lanjut. Dokter mungkin akan meresepkan obat antinyeri atau fisioterapi. Dalam kasus berat, tindakan medis seperti injeksi atau operasi bisa menjadi pilihan.
Mengatur berat badan ideal, berhenti merokok, dan menghindari stres juga dianjurkan karena faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap nyeri punggung kronis.
Pencegahan Sejak Dini
Pencegahan sakit punggung dimulai dari kebiasaan harian. Pastikan selalu menggunakan alas tidur yang mendukung tulang belakang dengan baik. Saat mengangkat benda, tekuk lutut dan jaga agar punggung tetap lurus.
Luangkan waktu untuk melakukan peregangan setiap satu jam sekali jika bekerja di depan komputer. Ini akan membantu mengendurkan otot yang tegang.
Pilih tas ransel dengan dua tali dan gunakan di kedua bahu untuk mencegah ketidakseimbangan otot. Hindari membawa beban berat dalam jangka waktu lama.
Perbanyak konsumsi kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang. Sinar matahari pagi juga bermanfaat untuk membantu penyerapan vitamin D secara alami.
Lakukan pemeriksaan rutin terutama bagi yang berusia di atas 40 tahun atau memiliki riwayat sakit punggung dalam keluarga.
Penting untuk memperhatikan sinyal tubuh. Nyeri punggung yang dibiarkan bisa berkembang menjadi masalah kronis. Setiap individu sebaiknya mengenali postur tubuh yang baik dan menjaga kebiasaan fisik sehari-hari untuk menghindari ketegangan otot punggung.
Penggunaan alat penunjang ergonomis di tempat kerja sangat dianjurkan untuk mencegah ketegangan pada tulang belakang. Pemilihan kursi, meja, dan posisi monitor yang tepat dapat meminimalkan risiko.
Menjadwalkan waktu khusus untuk berolahraga atau melakukan peregangan sederhana sangat bermanfaat bagi kesehatan tulang dan otot punggung. Aktivitas seperti berjalan kaki ringan setiap hari pun memiliki efek positif.
Jangan ragu berkonsultasi dengan ahli medis jika sakit punggung tak kunjung sembuh. Penanganan dini dapat menghindari komplikasi serius seperti kerusakan saraf atau kelumpuhan.
Mengadopsi gaya hidup sehat seperti makan bergizi, menjaga berat badan ideal, dan mengelola stres, akan memberi dampak jangka panjang terhadap kesehatan tulang belakang dan kualitas hidup secara keseluruhan.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di :
https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v