Jaipur EKOIN.CO – Enam kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele ternyata dapat berdampak buruk terhadap kesehatan paru-paru, meskipun seseorang tidak merokok. Hal ini disampaikan oleh konsultan pulmonologi di Rumah Sakit Amar Jain, WHC, Jaipur, Dr. Shivani Swami, yang menegaskan pentingnya menjaga fungsi paru dengan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Dalam laporan Hindustan Times yang terbit Jumat (1/8), Dr. Swami mengungkap bahwa kesehatan paru-paru bukan hanya ditentukan oleh kebiasaan merokok atau tidak, melainkan juga oleh sejumlah aspek lain seperti postur tubuh, aktivitas fisik, hingga paparan bahan kimia.
Paparan asap rokok dari orang lain atau dikenal sebagai merokok pasif, merupakan salah satu kebiasaan yang tidak disadari berdampak negatif. Menurut Swami, paparan asap rokok pasif dalam jangka panjang bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan.
“Bahkan jika Anda tidak merokok, berada di sekitar orang yang merokok atau asap dari hookah maupun dupa memiliki risiko yang sama terhadap kesehatan paru-paru,” ujar Swami dalam pernyataannya.
Selain paparan asap, gaya hidup yang kurang bergerak juga disebut berkontribusi terhadap berkurangnya efisiensi paru-paru. Kurangnya aktivitas fisik memperburuk fungsi organ ini lebih daripada berat badan berlebih atau masalah jantung.
Dampak Gaya Hidup Tidak Sehat terhadap Paru-Paru
Swami menjelaskan bahwa postur tubuh saat bekerja, terutama kebiasaan membungkuk di sofa atau meja, bisa menekan paru-paru dan menghambat ekspansi optimal saat bernapas. Ini berdampak jangka panjang terhadap kapasitas paru dan pernapasan.
Kebiasaan lain yang kerap tidak disadari adalah menahan batuk. Menurut Swami, walau menahan batuk dianggap sopan, melakukannya secara berulang dapat menghambat proses alami tubuh dalam membersihkan lendir atau zat asing dari paru-paru.
Selain itu, kebiasaan mengabaikan kebutuhan tubuh akan cairan juga berdampak pada kesehatan paru. Swami menekankan bahwa hidrasi mempengaruhi lapisan mukosa paru-paru, menjaga agar tetap lentur dan efektif dalam menangkal patogen.
“Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup air, lendir menjadi kental dan tidak mampu menghilangkan zat iritan secara efisien. Ini meningkatkan risiko infeksi,” tutur Swami menambahkan.
Penggunaan produk rumah tangga berbahan kimia juga menjadi perhatian. Swami menyebutkan bahan seperti disinfektan, pengharum udara, dan lilin aromaterapi mengandung senyawa organik volatil (VOC) yang dapat mengganggu kesehatan pernapasan.
Paparan Bahan Kimia dan Upaya Pencegahan
Paparan VOC secara terus-menerus berpotensi mengiritasi saluran napas dan perlahan menurunkan kapasitas paru. Produk tersebut, walaupun memiliki aroma yang menyenangkan, bisa menyebabkan efek jangka panjang yang merugikan.
“Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia semacam itu akan mengiritasi saluran pernapasan dan secara bertahap mengurangi kapasitas paru-paru,” jelas Swami dalam peringatannya.
Untuk menjaga kesehatan paru-paru, Swami merekomendasikan beberapa langkah sederhana, seperti melakukan latihan pernapasan setiap hari, berjalan kaki ringan, dan menghindari polusi udara.
Ia menambahkan, menjaga tubuh tetap terhidrasi dan menghindari ruangan yang penuh asap atau bau menyengat juga merupakan cara efektif memperkuat paru-paru.
“Olahraga teratur membantu pernapasan lebih menyeluruh, memperkuat otot pernapasan, dan membuat paru-paru lebih efisien,” tutup Swami.
Kesehatan paru-paru seringkali diabaikan, terutama oleh mereka yang merasa sehat karena tidak merokok. Namun, menurut para ahli, kebiasaan lain yang tampak tidak berbahaya bisa memberi dampak signifikan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan setiap aspek kecil dalam gaya hidup yang berpotensi mempengaruhi organ vital ini, demi mencegah komplikasi kesehatan di masa depan.
Dr. Swami menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal dan cara mereka menjalani aktivitas harian agar tidak membebani fungsi paru-paru secara berlebihan.
Selain menjaga pola hidup sehat, menghindari penggunaan produk berbahan kimia berlebihan dan mengatur ventilasi ruangan juga sangat penting untuk menjaga kualitas udara yang dihirup.
Sebagai menjaga paru-paru sehat memerlukan lebih dari sekadar tidak merokok. Lingkungan bersih, aktivitas fisik teratur, dan hidrasi cukup merupakan fondasi penting menjaga organ ini.
Penting juga untuk menghindari paparan asap rokok pasif, terutama di ruang tertutup, demi menghindari dampak jangka panjang pada sistem pernapasan.
Memperhatikan postur tubuh saat duduk atau bekerja dapat mendukung fungsi paru secara maksimal, dengan memastikan ekspansi penuh saat bernapas.
Menahan batuk secara terus-menerus harus dihindari karena bisa menimbulkan penumpukan lendir dan iritasi, yang pada akhirnya memperburuk kondisi pernapasan.
Menghindari bahan kimia berbahaya dalam produk rumah tangga dapat menjadi langkah kecil namun berdampak besar bagi kesehatan paru-paru, terutama dalam jangka panjang. (*)



























