Jakarta, EKOIN.CO – Hasil penelitian terbaru dari Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) bersama Lembaga National Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan membuktikan efektivitas pembatasan impor dalam menekan lonjakan barang masuk. Temuan ini dipaparkan dalam acara Research Day di Kantor LNSW pada Jumat (4/7/2025).
Marsanto Adi Nurcahyo, peneliti PKN STAN, menjelaskan bagaimana pembatasan impor sepeda melalui Permendag 68/2020 berhasil menurunkan volume impor. “Setelah aturan berlaku Agustus 2020, terjadi penurunan signifikan impor sepeda pada September-November 2020,” ujarnya dalam siaran pers LNSW, Selasa (8/7/2025). Aturan yang mewajibkan persetujuan impor dan laporan surveyor ini dinilai berhasil melindungi industri dalam negeri.
Penelitian lain mengungkap dampak ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) terhadap ekspor Indonesia. Sri Murwani, peneliti PKN STAN, menemukan ACFTA memberikan keuntungan untuk komoditas tekstil, kopi, dan karet, tapi berdampak negatif untuk kakao dan jagung. “ACFTA berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor dengan tingkat signifikansi 1%,” jelasnya.
Faktor lain seperti PDB negara mitra, inflasi, dan nilai tukar juga terbukti memengaruhi kinerja ekspor. “Kami menyarankan otoritas moneter menjaga stabilitas nilai tukar untuk mendongkrak ekspor,” tambah Sri Murwani.
Evy Mulyani, Direktur PKN STAN, menyatakan ini kali pertama kampusnya berkolaborasi dengan lembaga pemerintah. Sementara Kepala LNSW Oza Olavia menekankan relevansi temuan ini dengan program deregulasi pemerintah.