Jakarta, EKOIN.CO –Inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan dikembangkan oleh tim Universitas Pertamina untuk mengatasi penurunan produksi minyak pada sumur tua. Penggunaan teknologi ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan mengurangi rasio air tinggi dalam produksi.
Berdasarkan data SKK Migas tahun 2023, lebih dari 70 persen sumur minyak tua mengalami peningkatan rasio air, mencapai angka lebih dari 40 persen. Hal ini menyebabkan biaya produksi meningkat dan efisiensi operasional menurun signifikan.
Erwin Fernanda, alumni Universitas Pertamina, bersama dua mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan, Aghar Tabish Naqeeb dan M. Reihan Alfaridh, mengembangkan solusi teknologi berbasis machine learning untuk mengoptimalkan produksi minyak pada sumur tua.
Solusi tersebut diwujudkan dalam aplikasi CHOPTIMA (Choke Size Optimization for Balancing Oil and Water Production), yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengatur ukuran choke secara presisi dan menyeimbangkan produksi minyak serta air.
CHOPTIMA menggunakan algoritma seperti Support Vector Machine (SVM), Stochastic Gradient Descent (SGD), dan Gradient Boosting untuk menyetel parameter optimal dan mengontrol tekanan dalam sumur guna menekan kadar air berlebih.
Dorongan Riset dan Prestasi Mahasiswa
Aghar menjelaskan bahwa pihaknya melakukan penyetelan konfigurasi optimal choke demi meningkatkan efisiensi produksi. “Kami melakukan pengukuran choke dan menyetel parameter-parameter optimalisasi untuk menemukan konfigurasi yang paling efektif,” ungkapnya.
Berdasarkan hasil riset tim, penggunaan teknologi ini mampu meningkatkan produksi minyak hingga 4,99 persen dan menurunkan kadar air sebesar 12,38 persen. Temuan ini diuji pada sejumlah data sumur tua yang dianalisis melalui simulasi.
Keunggulan inovasi ini turut membawa Aghar dan tim meraih juara kedua dalam ajang 2025 Geo-energy Hackathon SCALE UP, yang diselenggarakan oleh SLB dan Society of Petroleum Engineers International.
Kompetisi ini diikuti puluhan tim dari berbagai universitas dan perusahaan migas ternama. Pencapaian tersebut menegaskan kapabilitas mahasiswa Universitas Pertamina dalam memecahkan persoalan industri energi.
Dengan bantuan teknologi, pemantauan data produksi juga menjadi lebih efisien. Sistem ini memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data secara cepat, tanpa mengganggu operasional lapangan.
Komitmen Akademik dan Dukungan Industri
Rektor Universitas Pertamina, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir, M.S., IPU., menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan bukti sinergi antara ilmu dan praktik. “Solusi yang dikembangkan Aghar dan tim memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan industri migas,” ujarnya.
Prof. Wawan menambahkan, Universitas Pertamina terus berupaya memperkuat kompetensi mahasiswa melalui kurikulum berbasis aplikasi industri. Beberapa mata kuliah seperti Teknik Reservoir dan Teknik Produksi dirancang untuk menjawab tantangan nyata di sektor energi.
“Inovasi dan kecerdasan buatan menjadi bagian dari pembelajaran di UPER agar lulusan siap bersaing dan menjadi solusi di dunia migas,” imbuh Prof. Wawan dalam keterangan resminya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso turut memberikan tanggapan. Ia menyatakan bahwa Pertamina sangat mendukung pengembangan ide dan inovasi dari generasi muda, termasuk dari Universitas Pertamina.
“Inovasi tersebut merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan energi berkelanjutan yang menjadi komitmen Pertamina,” tandas Fadjar dalam pernyataannya.
Kesempatan dan Masa Depan Energi
Universitas Pertamina kini tengah membuka pendaftaran mahasiswa baru melalui jalur SNBT, Rapor, dan Ujian Masuk. Pendaftaran dapat diakses melalui laman resmi universitas di https://universitaspertamina.ac.id/pendaftaran.
Kampus energi dan teknologi ini mendorong mahasiswa untuk aktif mencari solusi atas berbagai permasalahan aktual, termasuk penurunan produksi pada sektor minyak dan gas bumi.
Dengan semakin kompleksnya tantangan sektor energi nasional, peran inovasi dari kalangan akademik menjadi elemen penting dalam menjaga keberlanjutan energi di Indonesia.
Tekanan terhadap sumur tua akibat rasio air yang tinggi mendorong kebutuhan akan solusi yang adaptif dan inovatif. Inovasi mahasiswa Universitas Pertamina melalui CHOPTIMA menjadi bukti bahwa teknologi dan akademik dapat bersinergi menjawab permasalahan industri secara langsung.
Dukungan dari pihak kampus dan industri seperti Pertamina membuka peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam transformasi sektor energi. Aplikasi berbasis kecerdasan buatan ini memberikan efisiensi dalam pengambilan keputusan dan operasional pengeboran.
Pengembangan solusi teknologi seperti CHOPTIMA menunjukkan pentingnya riset dan kolaborasi multidisiplin. Dengan pendekatan praktis dan berbasis data, upaya ini menjadi langkah strategis untuk menjaga ketahanan energi nasional di masa depan.(*)