Jakarta, EKOIN.CO – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama PT Pertamina International Shipping (PIS) menggandeng Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) dalam upaya menghadirkan layanan kesehatan di Kampung Kabare, Distrik Waigeo Utara, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui operasional Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II yang saat ini bersandar di teluk Kampung Kabare. Rumah sakit apung ini dirancang untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses layanan kesehatan darat.
Pjs Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani mengatakan kolaborasi ini merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan dalam mendukung kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Wilayah Waigeo diketahui berjarak sekitar tiga jam perjalanan laut dari Kilang Kasim, unit operasi KPI di Papua Barat Daya.
“Komitmen KPI untuk memberikan layanan kesehatan pada masyarakat sejalan dengan misi doctorSHARE yang selama ini memang dikenal sebagai salah satu gerakan sosial yang membuka akses kesehatan bagi masyarakat tak mampu, lewat jalur laut. Karena itu pula, kami menilai kolaborasi ini sangat baik dan relevan,” ujar Milla, Kamis (18/7).
Fasilitas Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II dinilai memadai. Di dalamnya terdapat ruang operasi, ruang bersalin, ruang nifas, ruang rawat inap, Instalasi Gawat Darurat, Poli Gigi, Poli Umum dan Spesialis, apotek, laboratorium, bank darah hingga layanan radiologi.
Layanan Kesehatan Laut Jangkau Ribuan Warga
Milla menjelaskan layanan kesehatan dari kapal tersebut berlangsung sejak Juni hingga Agustus 2025. Hingga pertengahan Juli, lebih dari 1.300 warga Distrik Waigeo telah mendapatkan manfaat dari layanan tersebut.
Salah satu kasus yang disorot adalah operasi sesar terhadap seorang warga yang membuahkan keselamatan bagi ibu dan bayinya. Keberhasilan ini mencerminkan pentingnya keberadaan rumah sakit terapung tersebut di wilayah pesisir terpencil.
Kolaborasi ini merupakan kerja sama kedua antara KPI dan doctorSHARE. Pada tahun 2023, kegiatan serupa digelar di Distrik Seget, Sorong, Papua Barat Daya. Kala itu, KPI juga turut mendukung operasional kapal dengan menyediakan air bersih.
“Kolaborasi ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial kami, dan menjadi bagian dari upaya menerapkan prinsip ESG yang kami anut,” ujar Milla.
Ia menegaskan bahwa misi tersebut juga sejalan dengan beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), seperti kehidupan sehat dan sejahtera, pengurangan kesenjangan, serta penguatan kemitraan global.
Harapan untuk Keberlanjutan dan Pemerataan Akses
Selain aspek kesehatan, Milla menekankan bahwa sektor pendidikan dan ekonomi juga menjadi fokus penting. Namun, kesehatan tetap menjadi kebutuhan paling mendesak bagi masyarakat di daerah 3T.
Ia berharap kolaborasi ini bisa terus diperluas ke wilayah lain yang menghadapi kendala serupa. Menurutnya, keberlanjutan program akan memberi dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan warga.
“Selain pendidikan dan perekonomian, kesehatan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat. Kami berharap kolaborasi ini dapat terus terjalin, sehingga KPI dan doctorSHARE bisa memberikan manfaat kepada lebih banyak orang di kemudian hari,” pungkas Milla.
Kolaborasi antara KPI, PIS, dan doctorSHARE di Kampung Kabare menjadi bukti bahwa pelayanan kesehatan dapat menjangkau wilayah paling terpencil sekalipun. Keberadaan rumah sakit terapung memberi harapan baru bagi masyarakat yang selama ini kesulitan akses terhadap layanan medis dasar.
Dengan fasilitas lengkap dan pelaksanaan berkelanjutan, ribuan warga telah merasakan dampaknya. Tak hanya pengobatan, namun juga pencegahan dan edukasi kesehatan menjadi bagian penting dalam misi sosial ini.
Sinergi ini menunjukkan bahwa pendekatan kolaboratif lintas sektor mampu mendorong pembangunan yang inklusif dan merata. Dukungan terhadap layanan dasar seperti kesehatan menjadi landasan penting dalam menciptakan kehidupan yang layak bagi seluruh warga Indonesia.(*)