Jakarta, EKOIN.CO – Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Institut Teknologi Bandung (ITB), menyelenggarakan kunjungan lapangan ke dua kota baru di kawasan Jabodetabek pada Rabu (21/5/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari proses pembelajaran langsung bagi mahasiswa.
Kunjungan tersebut diikuti oleh mahasiswa sarjana dari mata kuliah PL4017 Pembiayaan Pembangunan Kota Baru serta mahasiswa pascasarjana dari kelas PL6215 Pengembangan Lahan dan Permukiman. Beberapa dosen pendamping turut serta mendampingi rombongan dalam kegiatan akademik ini.
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memperlihatkan secara langsung kepada mahasiswa mengenai praktik pengembangan kota baru yang dilakukan oleh pengembang profesional. Dua lokasi yang dikunjungi adalah BSD City di Tangerang dan PIK 2 di utara Jakarta.
Kegiatan dimulai dengan kunjungan ke BSD City, sebuah kawasan kota mandiri yang dikembangkan oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk, bagian dari Sinar Mas Land. BSD City dirancang dengan visi sebagai kota lengkap dan berkelanjutan di wilayah Jabodetabek.
Mahasiswa mendapatkan penjelasan langsung dari Ir. Ignesjz Kemalawarta, M.B.A., Advisor President Office Sinar Mas Land, mengenai proses pengembangan BSD City sejak tahap awal. Beliau menegaskan pentingnya membangun kota yang fleksibel terhadap dinamika perubahan masyarakat.
Kunjungan Lapangan dan Wawasan Praktis
“Kita membangun BSD City dengan tujuan agar ia bisa menjawab tantangan zaman. Fungsi lengkap bukan satu-satunya tujuan, tetapi bagaimana kota ini bisa hidup terus dalam waktu panjang,” ujarnya di hadapan peserta.
Ir. Ignesjz juga menekankan pendekatan jangka panjang yang digunakan oleh Sinar Mas Land dalam membangun infrastruktur dan sistem kota. Menurutnya, kota harus bersifat responsif terhadap perubahan kebutuhan penduduk di masa mendatang.
Setelah sesi tanya jawab di BSD City selesai, rombongan melanjutkan perjalanan menuju PIK 2. Kawasan ini dikembangkan oleh Agung Sedayu Group dan Salim Group melalui PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk.
PIK 2 dikenal sebagai kota baru dengan konsep waterfront city yang mengusung kualitas hidup modern. Kawasan ini berada di wilayah utara Jakarta dan sebagian Kabupaten Tangerang.
Mahasiswa diterima langsung oleh Dr. Ir. H. Restu Mahesa, M.M., selaku Direktur Estate Management Agung Sedayu Group. Beliau memaparkan bahwa PIK 2 tengah memasuki fase perluasan kawasan, termasuk proyek PIK 2 Extension.
Fokus pada Masyarakat dan Lingkungan Sekitar
“Dalam pengembangan kota yang kita bangun, bukan hanya fisik tapi juga sebuah society. Kami ingin pembangunan tidak fokus pada pembangunan kota itu sendiri, tapi juga lingkungan sekitar,” ujar Dr. Restu kepada peserta.
Beliau juga menguraikan bahwa pembangunan kawasan yang berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dari partisipasi masyarakat dan penciptaan ruang sosial yang hidup. Upaya seperti ini dilakukan melalui pembangunan ruang publik dan ekosistem komunitas.
Selain itu, mahasiswa juga melihat langsung infrastruktur yang sedang dibangun di kawasan PIK 2, seperti jembatan, jalan raya, dan kawasan hunian terpadu. Mereka diajak menilai bagaimana tata ruang diterapkan secara nyata.
Prof. Ir. Haryo Winarso, M.Eng., Ph.D., sebagai koordinator mata kuliah, menyampaikan bahwa kunjungan ini memberikan pemahaman yang sangat penting bagi mahasiswa tentang konteks nyata dari teori yang dipelajari di kelas.
“Harapannya, kegiatan ini memperkaya perspektif mereka dan menumbuhkan minat untuk berkontribusi dalam proses perencanaan kota yang tidak hanya efisien tetapi juga manusiawi,” ungkapnya.
Penutup dan Dampak Akademik
Kegiatan kunjungan lapangan ini diakhiri dengan diskusi reflektif antara mahasiswa dan dosen pembimbing. Mereka membahas perbedaan pendekatan antara kedua kota baru yang dikunjungi.
Mahasiswa juga diajak untuk menyusun laporan evaluasi yang mencakup analisis kekuatan dan tantangan dari pengembangan kota mandiri seperti BSD City dan PIK 2. Hasilnya akan menjadi bahan diskusi lanjutan di kelas.
Seluruh rangkaian kegiatan ini menjadi bagian dari metode pembelajaran aktif yang diterapkan oleh PWK ITB, yang menekankan integrasi antara teori dan praktik dalam bidang perencanaan kota.
Kegiatan seperti ini sebaiknya dijadikan agenda rutin dalam kalender akademik program studi perencanaan wilayah dan kota. Interaksi langsung dengan pelaku industri memberi wawasan konkret yang tidak tergantikan oleh teori semata. Terlebih, mahasiswa perlu dikenalkan sejak dini dengan dinamika dunia profesional.
Perencanaan kota bukan hanya persoalan teknis tata ruang, tetapi juga pembangunan manusia dan komunitas. Pendekatan yang dilakukan pengembang seperti di PIK 2 memperlihatkan bahwa keberhasilan kawasan ditentukan oleh keberlanjutan sosial, bukan hanya infrastruktur megah. Hal ini penting menjadi refleksi bagi generasi perencana masa depan.
Akhirnya, kolaborasi antara dunia akademik dan industri perlu terus ditingkatkan. Dukungan dari pengembang besar terhadap kegiatan kampus akan membentuk ekosistem pembelajaran yang lebih kuat dan aplikatif. Mahasiswa yang terjun langsung ke lapangan akan lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja serta mampu berinovasi secara nyata di bidang perencanaan kota.(*)