JAKARTA, EKOIN.CO – Perkembangan jaringan hotel asal Indonesia kini semakin terlihat di pasar internasional. Sejumlah operator nasional berhasil menempatkan merek mereka di negara lain, bersaing dengan jaringan global seperti Hilton, Marriott, dan Accor. Langkah ini menjadi bukti bahwa industri perhotelan Tanah Air mampu bersaing di kancah global.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Archipelago International Perluas Jejak Hotel
Archipelago International tercatat sebagai operator hotel asal Indonesia paling agresif melakukan ekspansi. Dengan membawa brand Aston, Favehotel, Quest, hingga Alana, perusahaan ini kini mengelola properti di Arab Saudi, Malaysia, Vietnam, Filipina, hingga Kuba. Keberhasilan memasuki Kuba bahkan menjadikan Archipelago sebagai operator Indonesia pertama yang hadir di wilayah Karibia.
Chief Executive Officer Archipelago International, John Flood, menyatakan pihaknya berkomitmen membawa standar layanan perhotelan Indonesia ke tingkat global. “Kami ingin menunjukkan bahwa brand hotel Indonesia mampu bersaing dan diterima di pasar dunia,” ujarnya dalam beberapa kesempatan.
Sahid dan Santika Dalam Industri Hotel
Selain Archipelago, jaringan hotel Sahid juga pernah melakukan ekspansi hingga Tiongkok dan Timor Leste. Grup yang berdiri sejak 1950-an itu dikenal sebagai pionir dalam perhotelan nasional. Namun, langkah ekspansi mereka sempat terhambat akibat krisis moneter 1997.
Di sisi lain, Santika Indonesia Hotels & Resorts yang berada di bawah naungan Kompas Gramedia Group, terus memperkuat mereknya lewat Santika, Amaris, Kayana, dan Samaya. Meski mayoritas properti masih di dalam negeri, perusahaan ini tidak menutup peluang ekspansi hotel ke pasar luar negeri.
Sementara itu, Pan Pacific Hotels yang dahulu sempat berada di bawah kendali Salim Group asal Indonesia, kini berbasis di Singapura. Jejak awal keterlibatan Indonesia dalam pengembangan jaringan perhotelan internasional masih terekam dalam sejarah grup ini.
Industri perhotelan Tanah Air memang menghadapi tantangan, terutama dalam hal penetrasi pasar dan penguatan brand di luar negeri. Namun, kiprah Archipelago menunjukkan bahwa peluang hotel asal Indonesia untuk diterima di mancanegara sangat terbuka.
Ekspansi hotel Indonesia juga diiringi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Banyak tenaga kerja perhotelan asal Indonesia kini dipercaya menempati posisi strategis di berbagai negara, terutama di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Selain soal bisnis, kehadiran hotel Indonesia di luar negeri turut memperkuat diplomasi budaya. Layanan khas, sajian kuliner Nusantara, hingga atmosfer ramah tamah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara.
Meski belum sebanyak jaringan global, langkah awal ini dinilai penting untuk membuka jalan bagi ekspansi lebih besar di masa depan. Dengan semakin banyaknya pasar wisata dunia, hotel asal Indonesia berpeluang memperluas jangkauan secara signifikan.
Industri hotel nasional diharapkan terus mengibarkan bendera Indonesia di kancah global. Pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat memiliki peran penting mendorong agar merek perhotelan dalam negeri semakin dikenal di dunia.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v