Jakarta, EKOIN.CO – Mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% seperti yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto membutuhkan waktu dan perencanaan matang, mengikuti pola keberhasilan era Presiden Soeharto. Hal ini diungkapkan ekonom senior Raden Pardede dalam program Cuap Cuap Cuan CNBC Indonesia, Kamis (3/7/2025).
“Pertumbuhan 7-9% di era 1990-an baru tercapai setelah 10 tahun pembangunan terencana dengan fokus pada prioritas,” jelas pendiri CReco Research Institute itu. Menurutnya, kunci keberhasilan Orde Baru terletak pada perencanaan terstruktur Bappenas yang langsung diawasi presiden, serta alokasi sektor produktif yang tepat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengonfirmasi capaian historis tersebut, menyebut Indonesia pernah menikmati pertumbuhan rata-rata 8% pada periode 1989-1996. “Sama seperti India sekarang, tapi kita gagal mempertahankannya,” ujarnya. Sejak 2000-an, pertumbuhan Indonesia terjebak di kisaran 5%, membuat negara sulit keluar dari middle income trap.
Raden menekankan, replikasi kesuksesan itu membutuhkan sinergi pemerintah-swasta dan penguatan institusi perencanaan. “Tak bisa instan, perlu tahapan jelas seperti dulu: tentukan sektor prioritas, alokasi sumber daya, lalu libatkan swasta,” paparnya. Tantangan kini semakin kompleks dengan isu perubahan iklim, geopolitik, dan disrupsi teknologi.
Sri Mulyani menambahkan, kondisi global yang tidak pasti membuat target 6-7% saja sudah sangat menantang. “Dengan tekanan inflasi global dan perang dagang, bagaimana kita bisa mencapai angka tinggi itu?” tanyanya retoris.