Bogor EKOIN.CO – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan melalui peluncuran program Mandiri Sahabat Desa di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Rabu (30/07). Inisiatif ini berfokus pada pemberdayaan pertanian sorgum, bekerja sama dengan Koperasi Produsen Gerak Nusantara Bogor Raya (K-GNBR) dan melibatkan ratusan petani lokal.
Program ini menyediakan edukasi teknik pertanian berkelanjutan serta inovasi agrikultur modern yang dilaksanakan selama 10 bulan. Sebanyak 50 petani mendapat pelatihan budidaya sorgum, 50 orang lainnya memperoleh pelatihan pengolahan pakan ternak, dan 100 peserta belajar mengolah sorgum menjadi beras dan tepung.
Selain pelatihan, Bank Mandiri menyalurkan bantuan alat produksi pertanian seperti mesin rontok, sosoh, penepung sorgum, mesin chopper batang daun, dan alat pengolahan hasil turunan. Edukasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga diberikan untuk meningkatkan akses pembiayaan produktif dan memperluas literasi keuangan masyarakat desa.
Kolaborasi untuk Ketahanan Pangan Nasional
Dalam pelaksanaannya, Mandiri Sahabat Desa melibatkan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor serta Tambiyaku, perusahaan yang didirikan oleh alumni Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2023. Kolaborasi ini menargetkan peningkatan produktivitas pertanian sekaligus memacu inovasi pengolahan pangan lokal.
Acara peluncuran ditandai pemotongan bulir dan batang daun sorgum serta uji coba mesin bantuan Bank Mandiri. Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Ahmad Riza Patria, Dirjen Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa Daerah Tertinggal PDT Tabrani, Regional CEO Bank Mandiri Region V/Jakarta 3 Lourentius Aris Budiyanto, serta Founder Tambiyaku Muhammad Bayu Hermawan.
Wakil Menteri Desa dan PDT Ahmad Riza Patria menyatakan bahwa sorgum memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan nasional. “Sorgum adalah cermin kemandirian desa. Melalui budidaya sorgum, kita menanam benih harapan, kedaulatan, dan kemajuan desa. Kegiatan ini membuktikan bahwa membangun desa adalah tanggung jawab kolektif bangsa,” ujarnya.
Ia menegaskan, desa harus menjadi pusat inovasi dan ketahanan, bukan sekadar penerima manfaat pembangunan. Dengan dukungan perbankan, komunitas, dan masyarakat desa, penguatan pangan lokal dapat terwujud.
Dampak Ekonomi dan Sosial
Regional CEO Bank Mandiri Region V/Jakarta 3 Lourentius Aris Budiyanto menambahkan, program ini diharapkan mampu meningkatkan hasil panen, membuka lapangan kerja, dan mengaktifkan lahan tidur. “Kami ingin melibatkan perempuan desa dalam pembudidayaan sorgum dan menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan,” kata Aris.
Langkah ini selaras dengan semangat HUT Ke-80 Kemerdekaan RI bertema Bersatu Berdaulat Rakyat Sejahtera Indonesia Maju, serta visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah.
Data lapangan menunjukkan, program ini berpotensi menghasilkan 40–50 ton panen sorgum per bulan dari lahan seluas 10 hektar. Nilai jual sorgum diperkirakan mencapai Rp 5.000–6.000 per kilogram, memberikan keuntungan signifikan bagi petani.
Aris juga menegaskan bahwa Mandiri Sahabat Desa dirancang untuk meningkatkan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan kehidupan sosial desa. Program ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
“Kami berkomitmen memperluas program ini melalui kemitraan dengan berbagai pihak, agar desa dapat lebih kompetitif dan mandiri,” pungkasnya.
Pelatihan yang diberikan tidak hanya mencakup teknik budidaya, tetapi juga strategi pemasaran produk olahan sorgum agar petani memiliki nilai tambah ekonomi. Dengan begitu, hasil panen dapat langsung masuk ke pasar dengan harga bersaing.
Keterlibatan Tambiyaku sebagai mitra teknis memberikan keuntungan dari sisi pengalaman dan teknologi. Perusahaan ini telah berhasil mengembangkan inovasi pengolahan pangan yang sesuai kebutuhan pasar lokal maupun ekspor.
Bank Mandiri memandang pemberdayaan desa melalui sektor pertanian sebagai langkah penting dalam pemerataan pembangunan. Infrastruktur dan teknologi yang diberikan diharapkan dapat bertahan lama dan dimanfaatkan lintas generasi.
Program ini juga mendorong generasi muda desa untuk tertarik pada sektor pertanian, sehingga regenerasi petani dapat terjaga. Upaya ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam menciptakan desa tangguh pangan.
Kegiatan di Jasinga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pemerintah, perbankan, pelaku usaha, dan komunitas lokal dapat menghasilkan perubahan positif yang berkelanjutan.
Sebagai penutup, Ahmad Riza Patria berharap dukungan terhadap program ini tidak berhenti pada tahap awal, melainkan terus berkembang dengan inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan pelaksanaan yang konsisten, Mandiri Sahabat Desa diharapkan menjadi model pemberdayaan yang bisa direplikasi di wilayah lain di Indonesia.
Program ini juga berpotensi menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengoptimalkan potensi lokal dan mengurangi ketergantungan pada komoditas impor.
Melalui strategi yang tepat dan dukungan berbagai pihak, pertanian sorgum dapat menjadi pilar utama ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v